SAMARINDA, Suara Muhammadiyah – Sebagaimana Maklumat PP Muhammadiyah itu ditandatangani pada 3 Februari 2022 oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir dan Sekretaris Agung Danarto berkaitan hasil hisab hakiki wujudul hilal yang dipedomani oleh Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah maka Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Kalimantan Timur mengadakan sholat Idul Adha pada hari sabtu 9 juli 2022.
Mengambil tempat di halaman masjid Ad Dakwah Kompleks Muhammadiyah Center Jalan Sirodj Salman, masyarakat khususnya warga Muhammadiyah memadati lokasi yang disediakan panitia sholat Idul Adha.
Acara dipandu sekertaris takmir masjid ad Dakwah, Achmad Suparno, jamaah tertib dan teratur sembari mengumandangkan lafal takbir menunggu pelaksanaan rangkaian sholat Idul Adha dengan imam ustad Ibrahim, ST dan khatib ketua PWM Kaltim Drs. KH. Suyatman, S.Pd., M.M., M.Si
Dalam penyampaian khutbahnya, Kyai Suyatman menguraikan bagaimana Nabi Ibrahim a.s. mementingkan kesalehan dalam pendidikan keluarga. Jika kesalehan terbangun dalam diri seseorang, menjadi apa pun, jabatan apa pun, kedudukan apa pun, profesi apa pun yang diizinkan syariat akan membawa kemaslahatan. Sebaliknya, menjadi apa pun, jabatan apa pun, kedudukan apa pun, profesi apa pun jika dasarnya memang tidak saleh akan membawa kerusakan di mana-mana.
Model komunikasi keluarga juga diangkat oleh khatib dengan keteladanan Nabi Ibrahim berdialog dengan Ismail putranya dalam menghadapi masalah. Ismail memberikan pandangan, sikap, dan respon yang positif. Dialog itu penting untuk menemukan keterbaikan, kebenaran, kemaslahatan. Jangan merasa paling baik, paling benar, paling bagus. Kita harus rela disempurnakan oleh orang-orang yang berada di sekitar kita.
Ujian kehidupan juga diangkat oleh khatib, bagaimana Nabi Ibrahim a.s. diuji oleh Allah SWT dengan ujian yang amat berat yaitu supaya menyembelih anaknya yang tentu sangat dicintainya. Dan Ismail diuji untuk disembelih. Ujian yang luar biasa berat tentunya. Ujian kita tidak seberat itu. Kita diuji dengan ketakutan, kelaparan, kekurangan harta benda, kematian, kegagalan, dan lain lain.
Sikap terbaik ditunjukkan Nabi Ibrahim a.s. dan Ismail yang sama-sama menunjukkan kesabaran yang indah dalam menghadapi musibah dan dalam menaati perintah Allah SWT. Jika musibah tidak dihadapi dengan kesabaran, maka yang akan terjadi semakin terasa berat musibah itu.
Sosok Nabi Ibrahim a.s. beserta keluarganya menjadi kenangan yang indah bagi generasi yang datang kemudian.