Impian Menyuburkan Kenyataan
Oleh: Hanief Arkaan
Ada hal unik dalam donasi wakaf yang dilakukan oleh Lazismu sudan sebelum kegiatan besar idul adha, yakni Markas Dakwah Muhammadiyah Sudan belum memiliki tempat penyimpanan daging yang memadai, selama dua tahun belakangan penyimpanan daging qurban di taruh di tetangga (Baqolah : sejenis warung yang menjual sembako). Dikarenakan pindah tempat markas dakwah ke Arkawet (tempat baru) dari mujahidin (tempat lama), nampak jelas permasalahan yang akan dihadapi, sebuiah pertanyaan mendasar “dimana daging qurban akan disimpan?’.
Seorang teman memberikan usulan bagaimana kalau misalnya kita membeli sebuah freezer berukuran sedang, usulan yang bagus namun sekejap kemudian datanglah pertanyaan “uang dari mana, kalau iuran sepertinya belum bisa mencukupi pembelian freezernya?”. Lantas salah satu teman mengusulkan “kita buka open donasi wakaf freezer saja, nantinya digunakan bukan hanya untuk menampung daging-daging hewan qurban, tetapi bisa menjadi tempat penyimpan, bagi temen-temen yang berbisnis baik makanan ataupun minuman” semuanya menjawab “setuju”.
Open donasi memang tidak pertama kali ini saja Muhammadiyah mengadakan, dari penyelenggaraan open donasi yang dilakukan, hasilnya pun cukup untuk menutupi kebutuhan, baik itu open donasi bagi orang sakit ataupun open donasi untuk perlengkapan inventari penunjang kegiatan Muhammadiyah. Seorang teman agaknya takut jika dana yang dibutuhkan tidak bisa tercapai, karena ada pengalaman yang kurang enak saat donasi inventaris yang hasil pengumpulannya masih belum bisa mencapai target yang di canangkan, ketakutan itu membuat dirinya harap cemas terkait donasi freezer ini.
Seorang teman langsung saja mengambil sajadah dan langsung melaksanakan shalat dhuha, sembeari selepas sholat berdo’a semoga mimpi freezer itu bisa terwujud untuk tahun ini. do’a-do’a lainnya pun terhembuskan dari lisan lainnya, do’a yang sudah dilangitkan In Syaa Allah terjawab ditambah langit sudan tipis. Keyanikan yang kuat dari mayoritas teman-teman yang kumpul saat itu.
Izzulhaq dengan semangat langsung membuat pamflet ajakan donasi, selang beberapa waktu kemudian pamflet itupun jadi dan siap untuk di terbangkan ke khalayak umum. Respon warga muhammadiyah dan non muhammadiyah sangatlah besar. Dalam waktu kurang dari satu hari target dana yang di canangkan terlampaui. Seorang teman berkata “ini ajaibnya do’a di tambah ikhtiar dan tawakal”.
Keesokan harinya tim pembelian langsung berangkat ke salah satu tempat penjualan freezer, alhamdulillah menemukan freezer yang pas dengan kebutuhan. Kendala kemudian adalah ternyata harga yang dipasang oleh penjual belum bisa dibeli oleh tim. Kekurangan yang cukup besar itu membuat tim pembelian menelpon ketua panitia qurban, menanyakan bagaimana enaknya dana yang kurang ini bisa tertutupi. Wal hasil salah seorang tim pembeli siap untuk menalangi dahulu dana yang kurang. “Alhamdulillah freezer hasil solidaritas teman-teman berhasil terbeli” ujar hanif.
Kejadian ini mengantarkan saya kesebuah perkataan “Man jadda wa jada”, ya siapa yang bersungguh-sunggu pasti ia akan bisa, serta “alittihadu asasu annajah” persatuan itu ya pondasi dari kesuksesan. Dua kata ini memang tepat menjadi intisari hikmah dari cerita ini. bagaimana keinginan yang kuar diseimbangi dengan ikhtiar yang kuat serta tawakal yang tingg akan menghasilkan sebuah hasil yang indah, indah bukan hanya terlihat atau berpatok dari hasil fisik yang didapatkan, melaikan bagaiman dari ikhtiar tersebut menghasilkan kebermnafaatan bukan hanya untuk satu orang melainkan untuk banyak orang. Terimakasih freezer dari kejadian pembelianmu saya dapat pelajaran yang banyak.