Merasakan Penderitaan Sahabat: Belajar dari Perjalanan Suci Ibadah Haji
Oleh: Alif Sarifudin Ahmad (ASA)
Judul tulisan ini terinspirasi oleh dakwah youtube chanel Ust. Alif Sarifudin yang diupload tanggal 30 Mei 2022 dan dinikmati oleh 3.144 penikmat saat tulisan ini ditulis. Alhamdulillah youtube dakwah ini mendapat sambutan dari pendukung ASA sangat luar biasa. In syaa Allah dakwah ini terus akan mendapat sambutan positif dari sahabat.
Terimakasih ahabat-sahabat Kau hadir di saat hati ini membutuhkan suka. Kau memberiku pelajaran hidup: Cinta tidak harus bersatu. Perjuanganku membangun rumah hatiku perlu renovasi dan inovasi. Semangat tak boleh berakhir sampai di sini. Saat kubangun mutiara cinta penuh coba. Dinginnya malam bagian dari duka perjuangan yang semakin kelam.Tak pernah kubayangkan perihnya cinta sesakit luka saat harus menghadapi prahara perjuangan. Saat robohnya rumah hati bersamaan semangat dakwah yang menggelora.
Mutiara doa pencarianku bagaikan pejuang hadapi bahagia. Sampai darahku habis mutiara doa wujudkan syafaat cinta. Berjuang bersama para pecinta surga yang setia. Kubawa lukaku tuk bangun rumah hati di sebuah firdaus cinta. Kusembuhkan luka dengan mutiara doa dari semua. Itulah ungkapan suka dan duka saat penulis berjuang membangun mutiara cinta bersama jamaah berupa bangunan sederhana sebagai bangunan masa depan Pondok Pesantren Tahfidzul Quran Subulussalam Muhammadiyah Kota Tegal.
Teringat ketika Rasulullah merasakan penderitaan dan duka Abu Dujanah yang disakiti oleh tetangganya, orang Yahudi karena keangkuahannya dengan harta yang dimilikinya. Teringat juga merasakan duka dan penderitaan Salman Al Farisi karena ingin berbagi dengan Abu Darda. Teringat juga melihat kesabaran Ummu Sulaim yang ikhlas saat anaknya kembali kepada Allah. Penderitaan juga menjadikan berduka ketika mengingat Ibu Musa yang melepas bayi Musa dengan tetes bahkan derasnya air mata.
Semua adalah getaran cinta orang beriman yang terus akan terjadi. Allah akan memberi keberkahan dan kebahagiaan di usia senja ketika di usia muda berjuang penuh semangat untuk menolong agama Islam. In tanshurullah yanshurkum. Saat kita berusaha bahagiakan saudara, Allah akan hadir melebihi kekuatan cinta. Orang-orang yang kita cintai lamban laun satu persatu akan pergi. Semua adalah takdir dari ilahi. Saat ini yang harus kita bangun adalah rumah hati. Rumah hati yang hancur berkeping-keping disebabkab salah kontruksi.
—-
Jabal Tsur adalah simbol kesetiaan sahabat. Kekuatan persahabatan yang dicontohkan oleh Rasulullah dan sahabat Abu Bakar. Saat Rasulullah lelah, Abu Bakar menyiapkan tubuhnya utk tempat beristirahat. Saat ada bahaya yang menyakiti Rasulullah, Abu Bakar rela berkorban walau tangannya disengat ular. Tetes air mata kesakitan dari sudut mata Abu Bakar menetes dan menyentuh pipi Rasulullah. Rasulullah terbangun, Rasulullah merasakan penderitaan dan kesakitan yang dialami Abu Bakar. Selanjutnya, Rasulullah menyembuhkan derita Abu Bakar dengan doa dan air mukjizat simbol kasih sayang.
Kesetiaan itu terbentuk karena kesadaran. Kesadaran lahir karena keikhlasan. Keikhlasan datang karena dari cinta dan kasih sayang. Jadi mengapa persahabatan dibutuhkan kesetiaan? karena kebahagiaan hanya diperoleh dari cinta dan kasih sayang. Itulah yang dicontohkan oleh Rasulullah dan sahabatnya yang setia.
Di dalam jabal Tsur ada gua yang namanya Gua Tsur. Gua Tsur adalah sebuah gua yang terletak sekitar tujuh kilometer dari Makkah ke arah Thaif. Gua Tsur berada di salah satu puncak Jabal Tsur, sebuah gunung yang yang cukup tinggi, terjal dan berbatuan. Struktur dan bentuk gunung ini menyulitkan para peziarah untuk mendaki sampai ke Gua Tsur. Bahkan, upaya pendakian gunung tersebut sering mendatangkan bahaya dan korban jiwa.
Pada musim haji 2018, penulis telah berjuang menaiki jabal Tsur. Tepatnya pada hari Ahad, 26 Agustus 2018 atau 15 Dzulhijjah 1439 H. Di tengah recovery tubuh selepas menunaikan jihad inti haji dari tanggal 8 Djulhijjah 1439 H. sejak dari Tarwiyah di Mina, berlanjut ke Wukuf di Arafah, kemudian Mabit di Muzdalifah, Mabit di Mina, Lempar Jamarat, dan Thawaf Ifadhah, serta menyaksikan pemotongan hewan DAM yang melelahkan.
Teringat kisah pengabdian yang luar biasa ketika Asma’ putri Abu Bakar membelah selendangnya menjadi dua; satu sebagai selendang hamil dan satu untuk mengangkut makanan tersebut. Makanan itu untuk diantarkan kepada dua manusia pilihan, yakni Rasulullah dan Abu Bakar. Maka abadilah nama Asma’ binti Abu Bakar dengan gelar Dzatun Nithaqain; sang pemilik dua selendang. Bekal kami berdua (penulis dan jamaah) saat menaiki Jabal Tsur sangat sedikit..makanan hanya kue dan sedikit air. Sampai lokasi, perjuangan belum berakhir.
Di depan kami ada antrean panjang menanti. Nampak rombongan India mendominasi. Ada beberapa yang mau menyerobot antrean, kemudian para pengunjung ramai berteriak dalam bahasa India “Peechhe..!! Peechhe..!!” yang artinya “kembali..!! Kembali..!!” Kami mengantre sekitar 55 menit. Masuk jam 07.55 WAS berjubel dengan pengunjung lainnya. Kami hanya jalan lewat dan ambil dokumentasi saja, sambil merunduk karena atap gua Tsur termasuk rendah, hanya bisa diisi beberapa orang tanpa berdiri tegak. Bergetar rasanya hati ini melihat mulut gua yang dikisahkan ditempeli sarang laba-laba kiriman Allah untuk melindungi Rasul.
Saat melewati lorong gua, saya sambil mengedarkan pandangan dan membayangkan, oh mungkin di sudut itu ya Rasul dan Abu Bakar duduk bersembunyi. Masya Allah, merinding…. akhirnya jam 08.03 WAS kami keluar gua. Sekitar 8 menit kami menyusuri gua. Langsung lanjut turun ke bawah, start jam 08.05. Bekal kami menipis…air habis.
Akhrnya kami beli air botol ukuran 600 ml seharga 2 real atau sekitar Rp 8.000. Kami beli dua botol. Kami sampai di bawah jam 09.00.WAS Perjalanan 55 menit. Mampir sebentar di stand tempat istirahat yang disediakan pengelola. Dapat minum 1 botol air mineral. Dapat leaflet (bahasa Indonesia), booklet (bahasa Indonesia) dan CD (bahasa Arab) tentang Jabal Tsur.
Pulang pakai taksi. Meluncur jam 09.15 WAS sampai hotel di Raudhoh Makkah jam 09.35. WAS Sekitar 20 menit perjalanan. Bayar 40 Riyal. Pelajaran penting dari pendakian Jabal Tsur adalah bahwa Jabal Tsur simbol perjuangan dua saudara muslim yang saling menjaga (Rasululloh dan Abu Bakar). Jabal Tsur simbol ikhtiyar dalam menghadapi tantangan dari dalam dan dari luar. Jabal Tsur taktik strategi Rasululloh dalam menghadapi musuh perjalanan menujukota suci Al Madinatul Al Munawaroh.
Gua ini mempunyai dua pintu masuk yang terletak di bagian depan dan bagian belakangnya. Sepintas kilas, bentuk gua ini menyerupai bentuk kuali. Sejarah Gua Tsur sangat erat kaitannya dengan sejarah hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah. “Di dalam Gua Tsur inilah Nabi Muhammad SAW beserta Abu Bakar bersembunyi dan beristirahat. Semoga tulisan ini menjadi motivasi dalam kita berjuang.
Untuk melengkapi tulisan ini, simaklah puisi karya penulis,
Merasakan Penderitaan Sahabat
Dari jauh kuucap penuh suka
Semoga saatnya kita masih bisa bersua
Tetes air mata saat dulu kita bersama
Berjuang tuk sebuah makna dalam derita
Ketika embun pagi semakin melekat
Angin pun bersahabat
Mentari mengintip penuh Semangat
Tuk angkat simbol derajat
Sinar mentari masuk melalui celah-celah pintu
Seakan mengajak untuk segera bertemu penuh rindu
Agar diri segera bergerak tuk bertalu
Menjadi pemantik rasa semangat menderu
Penderitaan dan kasih sayang membiru
Pagi hari hingga sore ini penuh deru
Brikan semangat baru
Tanda dimulainya hari baru
Belajar Cinta dari Ibrahim dan Ismail…
Allah ganti ikhlas dengan surga yang luas.
Allah ganti sabar dengan tegar
Allah ganti semangat dengan derajat
Sudahkah kau rasakan penderitaan sahabat
Saat kau bahagia, relakan berbagi dengan sangat
Luangkan waktumu berkhalwat
Di sepertiga malam tuk merasakan penderitaan yang kuat
Bahagia itu perjuangan dunia untuk akhirat
Merasakan penderitaan sahabat itu tanda taat
Allah ridho dan hadir saat kita kuatkan sahabat
Menaiki puncak surga penuh derajat
ASA, Ketua PDM Kota Tegal