MEDAN, Suara Muhammadiyah – Tim dosen Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) melakukan Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) di dusun Pematang Rebai, Desa Pantai Cermin, Tanjung Pura, Langkat. Tim PKM UMSU mengenalkan kepada Kelompok Tani Gemah Ripah, yang anggotanya sekitar 70 KK itu satu formula Pupuk Organik Cair (POC) yang terdiri dari cairan Mol Basillus Cerus yang dicampur dengan cairan urin sapi atau kambing dan pupuk urea.
Formula Pupuk Organik Hayati Cair yang ditawarkan tim PKM UMSU itu diharapkan mampu berfungsi selain sebagai pupuk juga sebagai pengganti insektisida.
Tiga dosen UMSU yang turun ke dusun Pematang Rebai, Pantai Cermin itu terdiri dari Dr. Lita Nasution SP MSi, Abdul Rahman Cemda SP MSi dan Rimbawati ST MT dibantu tim PPL Pertanian Tanjung Pura, Eni Sukesih SP. dengan melakukan komunikasi dan sosialisasi, Kamis (21/7) seputar pengenalan pupuk cair organik, proses pembuatan dan manfat yang dapat diharapkan dalam mengatasi keslitan yang dihadapi petani.
Kegiatan diawali penjelasan Abdul Rahman Cemda seputar latar belakang dilakukannya kegiatan PKM UMSU di dusun Pematang Rebai, seperti terjadinya peningkatan biaya produksi, penurunan hasil panen ditambah dengan terjadinya penurunan harga jual produksi. ” Akumulasi persoalan ini, harus dicarikan solusinya. Untuk itulah, tim PKM UMSU menawarkan pupuk organik cair (POC) dengan penambahan Mol Bacillius Cereus sebagai aktivator dalam mengatasi rendahnya hara tanah, rendahnya tingkat produksi dan serangan hama.
Kata AbduL Rahman Cemda, pupuk kimia dan insektisida kimia tidak selalu tersedia cukup dan tepat waktu. Kondisinya sering menjadi kesulitan petani di pedesaan tak terkecuali di dusun Pematang Rebai, Langkat itu. Seperti diakui ketua kelompok tani Gemah Ripah, Dasiman, petani mengalami kesulitan dalam penyediaan pupuk dan insektisida kimia. Persoalan lain adalah, rendahnya produksi dan rendahnya harga.
Pupuk Organi Cair Menjadi Solusi Alternatif
Kesulitan petani itu dirasakan dosen UMSU yang sehari-hari bergelut dengan persoalan pertanian. Kesulitan yang dihadapi petani seperti yang dirasakan Kelompok Tani Gemah Ripah, coba disolusikan dengan menawarkan satu formula Mol Basillius Cereus. Formula Mol Basillius Cereus dalam penggunaannya ditambah dengan urin sapi atau kambing, pupuk urea dan air.
Ketua Tim PKM UMSU, Dr. Lita Nasution SP MSi pada forum diskusi bersama puluhan anggota kelompok tani Gemah Ripah menjelaskan proses Mol Basillius Cerus ( dengan merek dagang Bacill Nigr). Bacill Nigr berbahan baku ekstrak dari hasil pembusukan bahan-bahan organik yang mengandung unsur hara lebih dari satu.
Kata Dr. Lita Nasution, Pupuk Organik Hayati Cair akan berperan penting dalam proses metabolisme tanaman, yakni sintesis asam animo dan protein sehingga menjamin kesinambungan pemanjangan sel, mengandung nitrogen dan unsur mikro berperan sebagai katalisator dalam proses sintesis protein dan pembentukan klorofil, kaya nutrien organik. Pupuk Cair Hayati Organik ini digunakan melalui penyemprotan dengan menggunakan knapsackspsprayer.
Formula Pupuk Organik Hayati Cair, kata Lita Nasution, dapat mempercepat pertumbuhan tanaman, sangat efektif mengatasi defisiensi hara, menyediakan unsur harap secara cepat.
Dr. Lita Nasution tim PKM UMSU sedang melakukan pengujian di satu demplot dengan menanam satu rante padi. Diharapkan dengan demplot ini dapat diketahui manfaat Pupuk Cair Hayati Organik yang ditawarkan kepada petani.
Ketua Kelompok Tani Gemah Ripah, Dasiman didampingin Saridi dan PPL Desa Pantai Cermin, Eni Sukesih SP, menjelaskan berbagai kesulitan yang dihadapi petani di dusun Pamatang Rambai, Pantai Cermin, Langkat. Kata Dasiman akumulasi masalah yang dihadapi adalah, kualitas tanah yang merosok akibat penggunaan pupuk kimia yang sudah terlalu lama, ketersediaan pupuk yang tidak memadai dan tidak tepat waktu, disamping persoalan harga jual yang rendah.’
Dasiman berharap, solusi yang ditawarkan tim PKM Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) ini menjadi ‘penawar sedingin’ dalam mengatasi kesulitan petani.’
Sarini berharap, pengunaan dan proses pembuatan pupuk cair hayati organik yang menggunakan bahan bakunya Mol Basillus Cerus dapat dikenalkan lebih lanjut mulai proses, pencampuran sampai pengunaanya. ” Selain diskusi hari ini Kelompok Tani Gemah Ripah butuk tindak lanjut yang lebih konkrit,” kata Saridi.
Tim PKM UMSU pada diskusi yang berlangsung di bawa pohon sawit dan tanaman rindahnya lainnya menerima hubah formula Mol Basillus Cerus yang nanantinya akan kembangkan menjadi pupuk cair hayati organik yang siap djigunakan. (Syaifulh/ Riz)