TUBAN, Suara Muhammadiyah – Jelang pemberangkatan siswa untuk mengikuti PKL, SMK Pelayaran Muhammadiyah Tuban menggelar Workshop pengembangan PKL bersama dunia kerja dengan menggandeng PT. Dua Putra Perkasa Pratama (DPP) yang berlokasi di Juwana, Pati, Jawa Tengah, Kamis (4/8/2022).
PT. Dua Putra Perkasa Pertama merupakan perusahaan penangkapan dan juga pengolahan ikan yang sudah menjadi mitra SMK Pelayaran Muhammadiyah Tuban dalam penempatan PKL bagi para siswa yang menempuh pendidikan di sekolah itu.
Workshop tersebut diikuti oleh wali murid kelas XI yang beberapa hari ke depan akan diberangkatkan mengikuti PKL sebagai salah satu persyaratan untuk dinyatakan telah tuntas mengikuti pendidikan di SMK Pelayaran Muhammadiyah Tuban.
Di hadapan orang tua wali, Kepala SMK Pelayaran Muhammadiyah Tuban, Suyanto meminta agar orang tua berlapang dada ketika putra-putrinya menjalani PKL.
“Bapak harus ikhlas saat anaknya PKL, karena keikhlasan bapak ibu itu menjadi faktor keberhasilan anak,”tandasnya.
Suyanto menjelaskan, siswa-siswi akan mengikuti PKL selama 8 bulan bagi yang putra dan 6 bulan bagi yang putri, Kendati program pemerintah menargetkan PKL hanya 6 bulan.
Alasan diadakan 8 bulan kata dia di kapal beda dengan di darat. Trip kapal sekali melakukan operasi penangkapan ikan, membutuhkan waktu maksimal 8 bulan untuk kembali lagi ke dermaga awal pemberangkatan.
Dia mengatakan, 8 bulan bukan berarti orang tua tidak bisa merjumpa dengan putra-putrinya. Bertemu secara bertatap muka memang tidak bisa, tetapi bisa bertemu lewat teknologi komunikasi.
“Jangan sampai baru 1 pekan PKL, sudah nangis-nangis minta dijenguk karena tidak kerasan,”ujarnya.
Dia juga berpesan jika orang tua ada putra-putrinya yang mengeluh maka orang tua harus membesarkan hatinya, bukan malah menyuruh dia pulang, itu namnya membiarkan putra-putrinya untuk terus bergantung kepada orang tua, akibatnya mereka tidak bisa hidup mandiri.
“Bapak ibu harus memotivasi, karena begitulah perjuangan. Bersusah-susah dahulu, bersenang-senang kemudian,” pungkasnya.
Lebih lanjut kata dia, apa yang nantinya dialami oleh siswa-siswi PKL, semuanya itu merupakan pembelajaran untuk hidup mandiri.
Sementara itu Perwakilan dari PT. Dua Putra Perkasa Pratama, Syaiful Mukminin menuturkan, kapal yang ada di perusahan itu beroperasi di Indonesia bagian Timur dan masa operasinya memakan waktu 7 sampai 8 bulan.
Syaiful berharap orang tua wali tidak khawatir akan kedaan putra-putrinya yang mengikuti PKL karena semua kebutuhan terkait logistik dan juga pengobatan sudah disiapkan oleh perusahaan.
Dalam penjelasannya bahwa, komunikasi dengan sedikit terhambat karena posisi kapal berada di laut dan tidak bisa menangkap signa, namun orang tua tidak perlu khawatir karena ketika kapal itu dirasa cukup dalam hasil penangkapan, harus bongkar ikan di pelabuhan perikanan terdekat. Hal ini bisa dimanfaatkan untuk berkomunikasi dengan orang tua.
Dia juga meminta agar segala informasi terkait PKL harus didapatkan dari PT. DPP bukan dari sumber yang tidak bertanggung jawab.
“Ketika kapal beroperasi, kami terus memantau melalui komunikasi radio, perkembangan yang di kapal, kami harus tahu. Jadi bapak ibu percayakan pada kami,” terangnya.
Menjawab pertanyaan terkait aktifitas ibadah, Syaiful mengatakan, Kapten kapal akan memerintahkan anak buahnya untuk menjalankan ibadah, dan perusahaan sangat senang terhadap siswa-siswi yang taat dalam menjalankan ibadah. (Abdul/Riz)