YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Ahad, 9 Muharram 1444 H/7 Agustus 2022 M Pesantren Mahasiswa KH. Ahmad Dahlan (Persada) menyelenggarakan Haflah Akhirus-Sanah (Wisuda) mahasantri tahun ajaran 2021/2022 secara offline yang bertempat di Amphiteater, Fakultas Kedokteran Universitas Ahmad Dahlan.
Acara haflah ini turut dihadiri oleh Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah, Wakil Rektor 1 bidang al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK) UAD, Kepala Lembaga Pengembangan Studi Islam (LPSI UAD), Dekan Fakultas Agama Islam (FAI) UAD, beberapa Pesma; UMS, Unires, dan Unisa, serta orang tua/wali mahasantri Persada.
Pada Haflah Akhirus-Sanah ini Persada meluluskan 83 mahasantri yang terdiri dari 24 putra dan 59 putri. Mudir Persada, Ustaz Thontowi menjelaskan bahwa biasanya mahasantri Persada bisa mencapai angka 200-300, karena pandemi Covid-19 mahasantri hanya dibatasi 30% saja. Bahkan sebelumnya pernah online, jadi pengurus tidak bisa melihat wujud para mahasantri.
Mudir kemudian menyampaikan kepada orang tua/wali mahasantri bahwa prestasi mahasantri baik akademik maupun non akademik cukup memuaskan. Jika dirata-ratakan nilai IPK santri putra adalah 3.75, untuk santri putri IPK rata-rata adalah 3.78. Tidak sedikit dari mahasantri yang mencapai IPK 4.00.
Ada beberapa pesan yang disampaikan mudir kepada para mahasantri; pertama, di tempat yang baru mahasantri harus memberikan warna kebaikan dan tetap menjaga nilai-nilai Persada yang selama ini diajarkan dan diaplikasikan.
Kedua, santri Persada tidak hanya alim, tetapi juga amil, yaitu senantiasa mengamalkan segala apa yang telah didapatkan di Persada. Selain itu, santri Persada juga mesti mukhlis, ikhlas dalam mengabdi kepada masyarakat di manapun berada, serta santri Persada harus muhsin, senantiasa berbuat kebaikan dan menebar manfaat di manapun berada.
Wakil rektor 1 UAD, ustaz Parjiman dalam sambutannya menyampaikan bahwa salat satu visi perguruan tinggi Muhammadiyah-‘Aisyiyah se-Indonesia adalah menamkan pengkaderan kepada para mahasiswanya. Maka Persada adalah bagian dari upaya mewujudkan hal itu.
“Kata “kader” itu berasal dari bahasa Prancis “cadre” yang artinya pasukan khusus, pasukan elite yang memang terlatih dan terbina dari segi akidah, ibadah, akhlak, dan muamalahnya. Saya yakin Persada yang dikomandoi oleh ustaz Thonthowi telah manjalani itu, walaupun hanya dalam jangka waktu 1 tahun, tapi pembinaan itu dilakukan 24 jam. Maka harapannya 1 tahun di Persada dapat tertanam nilai-nilai pengkaderannya. Kader tidak perlu banyak, tetapi punya militansi kuat, sehingga siap untuk menjadi pelopor, pelangsung, dan penyempurna amal usaha Muhammadiyah.” ujar Wakil Rektor 1 UAD.
Kemudian Prof. Sutrisno, anggota Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah dalam sambutannya menyampaikan bahwa Universitas Ahmad Dahlan memiliki 5 unsur yang menjadikan UAD berkembang dan menjadi center perkaderan persyariakatan Muhammadiyah ke depannya: LPSI UAD, Persada UAD, FAI UAD, Masjid Islamic Center, dan mahasantri PUTM yang melanjutkan di FAI UAD.
“Kita semua berada di Persyarikatan Muhammadiyah, yaitu gerakan dakwah Islam, gerakan tajdid yang bersumber pada al-Qur’an dan as-Sunnah. Kata kuncinya adalah 2 sumber ini. Apapun prodi ananda: farmasi, kedokteran, hukum, dsb. Maka mesti harus diselesaikan dengan 2 sumber ini. Keduanya menjadi pondasi utama. Maka dari itu, al-Qur’an dan as-Sunnah perlu dipahami dengan baik.” Pesan prof. Sutrisno.
Acara Haflah Akhirus-Sanah ini berlangsung pada sore hari bakda Ashar, kemudian diakhiri dengan berbagai penampilan dari mahasantri yang dilangsungkan bakda Isya; Drama musikal, drama kabaret, nasyid, tapak suci, puisi berantai, dsb.
Acara Persasa juga disiarkan secara live streaming di Youtube dengan channel “Persada Uad TV”. Bagi siapa pun yang hendak menyaksikan acara-acara Persada secara online bisa melihatnya di Youtube. (Farhan/Riz)