Warga Perbaungan Dilatih Buat Pestisida Nabati dan Biochar

Warga Perbaungan Dilatih Buat Pestisida Nabati dan Biochar

MEDAN, Suara Muhammadiyah – Dosen UMSU memberikan edukasi dan bimbingan teknik pembuatan dan penggunaan pestisida nabati dan biochar dari limbah tandan sawit. Pelatihan pembuatan pestisida ini berlangsung di Cabang Muhammadiyah Perbaungan. Serdang Bedagai.

Tim dosen yang dipimpin Dr. Widihastuty, S.P., M.Si, Sri Utami, S.P., M.P (Anggota) Dan Dr. Sasmita Siregar,
S.P., M.Si (Anggota) ingin agar para petani buah-buahan dan sayuran dapat memanfaatkan pestisida nabati itu.

Menurut Dr. Widihastuty, S.P., M.Si ketua tim Program Kemitraan Pengembangan Muhammadiyah mengatakan bahwa banyak tanaman yang dapat digunakan sebagai bahan pembuatan pestisida alami atau pestisida nabati. Zat aktif dalam tanaman dapat membantu mengendalikan hama dan penyakit pada tanaman lainnya.

Pestisida nabati diartikan sebagai suatu pestisida yang bahan dasarnya adala h tumbuhan. Pestisida nabati relatif mudah dibuat dengan bahan dan teknologi yang sederhana. Bahan bakunya yang alami membuat pestisida ini mudah terurai (biodegradable) di alam, sehingga tidak mencemari lingkungan.

Pestisida ini juga relatif aman bagi manusia dan ternak peliharaan karena residunya mudah hilang. Widihastuty menambahkan secara umum Tandan kosong kelapa sawit (TKKS) merupakan limbah pabrik kelapa sawit (PKS)
yang belum termanfaatkan dengan baik.

Limbah TKKS yang baru termanfaatkan berkisar 10% dari total limbah yang ada. Limbah tersebut dimanfaatkan sebagai bahan bakar boiler maupun kompos dan sisanya masih jadi limbah. Oleh karena itu pengolahan limbah TKKS diharapkan dapat menjadi pilihan untuk pengelolaan agroekosistem dalam pengendalian hama dan penghasil pupuk organik yang lebih ramah lingkungan.

Pestisida nabati menjadi alternatif pengendalian hama yang aman dibanding pestisida sintetis. Penggunaan pestisida nabati memberikan keuntungan ganda, selain menghasilkan produk yang aman, lingkungan juga tidak tercemar. Pestisida organik ini mampu mengatasi dan mengusir hama perusak tanaman pertanian dan perkebunan umumnya seperti kutu, ulat, belalang dan sebagainya.

Widihastuty menjelaskan cara pembuatan pestisida nabati yaitu:

Pertama tandan kosong kelapa sawit dipotong-potong atau dicacah menjadi potongan yang lebih kecil sehingga akan lebih memudahkan dan tidak akan memakan waktu yang lama pada saat proses pirolisisnya.

Kedua Setelah dicacah maka potongan tersebut dimasukkan ke dalam tungku pirolisis dan dikunci rapat sehingga menjadi kedap udara.

Ketiga Setelah itu baru dinyalakan api untuk melangsungkan proses pemanasan.

Keempat Pada bagian ruang kondensasi diisi dengan air untuk melakukan pendinginan pada saat nanti uap panas yang dikeluarkan dari tungku pirolisis dialirkan melalui pipa besi.

Kelima Uap air yang keluar tersebut kemudian akan ditampung sehingga nanti akan mendingin dan berubah menjadi cairan.

Keenam Cairan yang tertampung ini, nanti akan diendapkan selama satu malam dan bagian atas dari cairan tersebut nanti itulah yang akan menjadi pestisida nabati.

Ketujuh Untuk pengaplikasian cairan pestisida nabati tersebut maka akan dilakukan pengenceran dengan air dengan dosis yang telah ditentukan.

Kedelapan Arang atau biochar yang didapat dari hasil pirolisis ini dapat digunakan sebagai tambahan bahan organik pada tanah dan dapat membantu memperbaiki strutur fisika dan kimia tanah. (Syaifulh/Riz)

Exit mobile version