MEDAN, Suara Muhammadiyah – Rektor UMSU Prof. Dr. Agussani MAP dan Direktur PT. Waruna Shipyard Indonesia (WSI) Tarsan Salim menandatangani prasasti kerjasama antar institusi perguruan tinggi dan industri galangan kapal terbesar ke dua di Indonesia. Penandatanganan prasasti berlangsung Kamis (18/8) di galangan kapal WSI di Belawan.
PT WSI merupakan industri galangan kapal yang melakukan proses pembangunan kapal ( new building) dan perbaikan kapal (ship repair) serta pemeliharaan yang berdiri pada tahun 1990. Galangan kapal ini memiliki pengalaman yang cukup untuk perbaikan semua jenis kapal seperti kapal penumpang, kapal pengangkut container, kapal pengangkut kendaraan hingga kapal Tanker untuk Crude Oil, sampai kapal pengangkut semen.
Kerjasama antara UMSU dan PT WSI berawal pada Nopember lalu oleh Dekan Fakultas Teknik Ir. Munawar Al-fansuri ST MT dengan PT WSI dalam bentuk MoA untuk menyolusikan persoalan limbah yang dihasilkan dari proses rperbaikan kapal dalam bentuk limbah cair dan limbah padat. Limbah dalam jumlah besar itu dapat mencemari lingkungan bila tidak dilakukan penetralan. Kemudian melalui sebuah kajian akademis, UMSU menindaklanjuti dengan melibatkan dosen ahli dan mahasiswa melalui program MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka).
Penandatanganan prasastri kerjasama antara UMSU dan PT WSI diawali dengan penjelasan Direktur PT WSI Tarsan Salim yang dilanjutkan dengan penjelasan Rektor UMSU Prof. Dr. Agussani MAP seputar peran UMSU melalui tri dharma perguruan tinggi kemudian dilanjutkan dengan mengunjungi berbagai fasilitas yang dimiliki PT WSI. Mulai dari bengkel, dok kapal sampai lokasi instalasi IPAL ( instalasi pengolahan air limbah) yang menjadi kerjasama antara UMSU dan PT WSI.
Hadir pada pertemuan itu, selain Rektor UMSU, Wakil Rektor III Dr. Rudianto MSi, Dekan Fakultas Teknik Munawar Al-fansuri dan pimpinan fakultas dilingkungan UMSU.
Direktur PT WSI Tarsan Salim menemani Rektor UMSU Prof. Dr. Agussani MAP melihat dari dekat proses kerja PT WSI yang melibatkan 700 tenaga kerja ditambah 600 tenaga supporting dari mintra kerja PT WSI.
Tarsan Salim mengatakan, sebagai perusahaan galangan kapal terbesar ke dua di Indonesia, PT WSI telah meraih berbagai sertifikasi ISO dan berusaha sebaik-baiknya agar seluruh proses kerja tidak mencemari lingkungan, salah satunya adalah bagaimana limbah yang dihasilkan dapat dinetralkan kembali.
Awalnya PT WSI melakukan penanganan limbah galangan kapal dengan cara manual. Tapi kemudian dengan kerjasama UMSU dan PT WSI, kini pengelolaan limbah menjadi lebih modern dan kualitasnya lebih baik. ” PT WSI kini lebih nyaman karena potensi kerusakan lingkungan akibat pencemarah limbah sudah bisa kita atasi dengan baik,” jelas Salim.
Pada kesempatan yang sama Rektor UMSU Prof. Dr. Agussani menyampaikan rasa gembiranya atas hasil kerjasama yang dilakukan Fakultas Teknik dengan PT WSI. Kerjasama ini memberi dampak yang besar bagi perguruan tinggi dan industri. Bagi UMSU, kerjasama ini bukti pengabdian dan karya dosen UMSU dan suksesnya program magang atau Merdeka Belajar, Kampus Merdeka (MBKM) mahasiswa UMSU.
” PT WSI adalah satu perusahaan galangan kapal terbesar kedua di Indonesia. Tentu saja kerjasama ini harus dioptimalkan, tidak hanya mahasiswa Teknik, tapi juga mahasiswa dari fakultas lain,” jelas Agussani.
Instalasi Pengelolaan Air Limbah
Usai penandatanganan prasasti bersama instalasi pengelolaan air limbah, dosen UMSU menjelaskan proses kerja yang dilakukan tim untuk menetralkan limbah padat dan cair yang dihasilkan dari kapal dan proses kerja galangan kapal.
Instalasi dibangun dengan menggunakan enam kolam sebagai tahapan proses penetralan limbah. Pertama adalah proses skimming, yakni menampung seluruh limbah yang dihasilkan untuk pemisahan antara minyak dan air guna mendapatkan kerapatan fluida dan sifat fisik. Kedua adalah proses Stelling. Yakni, melakukan penyaringan air dengan menggunakan ijuk, kerikil, pasir dan material alami lainnya.
Ketiga, sulfur treatment, yakni air yang dihasilkan kemudian diberikan zat sulfur dan dilanjutkan dengan penyaringan ulang. Baru ke empat adalah proses, Photosynthetic Treatment, yakni proses mengurangi gas dan limbah dari minyak mentah, kemudian dilakan kembali penyaringan. Kelima, Proses Setting dan Penghijauan, untuk memacu kehidupan organisme baru. Dan terakhir, adalah proses Testing Budidaya Ikan. Pada proses ini ingin dipastikan limbah dalam bentuk air yang sudah dinetralkan diuji kelayakannya dengan memelihara organisme/ mahluk hidup seperti ikan.
Pada proses peninjauan ini Rektor UMSU Prof. Dr. Agussani dan Tarsan Salim melakukan penuangan zat sulfur dan pelepasan ikan pada pada kolam IPAL ke-enam. (Syaifulh/Riz)