KOKAM, Tapak Suci dan Hizbul Wathan DIY Napak Tilas Pejuang Angkatan 45

KOKAM, Tapak Suci dan Hizbul Wathan DIY Napak Tilas Pejuang Angkatan 45

KOKAM, Tapak Suci dan Hizbul Wathan DIY Napak Tilas Pejuang Angkatan 45

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Perjuangan angkatan tahun 1945 patut menjadi tauladan generasi sekarang. Hal inilah yang menjadi kegelisahan bagi Markas Wilayah Kokam Daerah Istimewa Yogyakarta mengadakan agenda touring napak tilas pejuang Angkatan 45.

Napak tilas dihelat oleh Kokam, Tapak Suci dan Hizbul Wathan DIY. Agenda napak tilas dilaksanakan pada Ahad 21 Agustus 2022 dibuka oleh Gita Danupranata, selaku ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DIY dan Anton Nugroho selaku Ketua Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah DIY.

Agenda napak tilas dimulai dari Makam Karangkajen, Kompleks Masjid Jami Karangkajen. Di makam inilah KH Ahmad Dahlan dikebumikan. Ki Ashad Kusuma Djaya selaku narasumber menyampaikan dari KH Ahmad Dahlan sejarah Muhammadiyah di mulai. Generasi penerus KH Ahmad Dahlan inilah yang menuliskan tinta sejarah perjuangan bangsa. Hadir dalam agenda napak tilas Widyastuti dari keluarga KH Ahmad Dahlan.

Napak tilas selanjutnya ke Taman Makam Pahlawan ( TMP) Kusumanegara. Di TMP Kusumanegara rombongan yang dipimpin Akhid Widi Rahmanto selaku senior KOKAM DIY berziarah ke Makam Panglima Besar Sudirman. Perjuangan Jenderal Besar Sudirman menjadi kisah yang terpateri di hati warga Muhammadiyah. Sebagai kader Muhammadiyah, keteguhan hati dan kelurusan jiwa Jenderal Sudirman menjadi corak karakter beliau.

Napak tilas selanjutnya menuju Kompleks Perguruan Muhammadiyah Darul Ulum, Galur Kulonprogo. Di Darul Ulum peserta napak tilas mengikuti urian Suwarjono, sesepuh Muhammadiyah Galur. Di Darul Ulum inilah Pak AR Fakhrudin, ketua Muhammadiyah dengan karakter yang dirindukan anggota Muhammadiyah bersekolah. Pak AR panggilan akrabnya asli Galur Kulonprogo.

Napak tilas selanjutnya ke Kampung Tegallayang, Srandakan, Bantul. Hadjam Murusdi, sesepuh Muhammadiyan Tegallayang berkisah hijrahnya Askar Perang Sabil ( APS) ke Tegallayang. APS adalah organisasi kelaskaran yang diinisiasi oleh ulama-ulama Muhammadiyah. APS didirikan pada 23 Juli 1947 di Masjid Taqwa Suronatan. APS didirikan atas restu Sri Sultan HB IX sebagai respon atas clash I Belanda menduduki ibukota negara RI.

Saat Clash II pada 19 Desember 1948 Belanda menawan Sukarno Hatta dan Panglima Besar Jenderal Sudirman menyerukan perang gerilya. APS ikut bergerilya dengan membangun basis pasukan di luar Kota Yogyakarta. Tegallayang menjadi basis APS saat semua tentara dan laskar keluar dari Kota Yogyakarta untuk melaksanakan perang gerilya.

Ndan Soni selaku Komandan Kokam DIY berharap agenda napak tilas ini dapat menjadi penyemangat dan mengajak angkatan muda Muhammadiyah jangan melupakan sejarah ” Jasmerah” mengenal sejarah bangsa, khususnya sejarah Muhammadiyah di tahun 1945.

Penulis: Iwan KC Setiawan
Editor: Arief Hartanto.

Exit mobile version