• Tentang SM
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Media Siber
  • Term & Condition
  • Privacy Policy
  • Hubungi Kami
Minggu, Mei 25, 2025
Suara Muhammadiyah
No Result
View All Result
  • Login
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
No Result
View All Result
suaramuhammadiyah
No Result
View All Result

Ibrah dan Hikmah di dalam Kisah

Suara Muhammadiyah by Suara Muhammadiyah
27 Agustus, 2022
in Analog
Reading Time: 2 mins read
A A
0
Ibrah dan Hikmah di dalam Kisah
Share

Judul               : Tokoh Antagonis dalam Kisah Al-Qur’an

Penulis             : Muhammad Hasnan Nahar

Baca Juga

Deni Asy’ari Tekankan Relevansinya Mengonsolidasikan Gerakan Ekonomi Berjamaah

Muhammadiyah Kritik DPR Langgar Keputusan MK

Penerbit           : Suara Muhammadiyah

Cetakan           : I, Juni 2022

Tebal, ukuran  : xvi + 152 hlm, 14 x 21 cm

ISBN               : 978-623-5303-03-1

 

Firman Allah, “Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pembelajaran bagi orang-orang yang berakal. Al-Qur’an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, tetapi membenarkan (kitab-kitab) sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum beriman” (QS. Yusuf: 111). Dalam ayat lain, “Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir” (QS. Al A’raf: 176). Di ayat berbeda, “Dan semua kisah dari rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang beriman” (QS. Huud: 120).

Manna’ al-Qatthan dalam Mabahis fi Ulum Al-Quran menyebut tiga jenis kisah dalam Al-Quran. Pertama, kisah-kisah tentang Nabi terdahulu, yang mencakup tentang dakwah dan penentang dakwah mereka, serta mukjizat yang Allah berikan kepada mereka. Kedua, kisah-kisah yang menceritakan peristiwa dan tokoh selain Nabi. Seperti kisah perawan suci Maryam yang melahirkan Nabi Isa. Ketiga, kisah-kisah peristiwa pada masa Nabi, semisal tentang Perang Badar dan Perang Uhud atau tokoh seperti dalam surat Abasa.

Kisah-kisah dalam Al-Qur’an menjadi bukti kesesuaian ajaran Qur’an dengan ajaran yang dibawa oleh Nabi sebelumnya. Kisah tersebut juga memantapkan hati Nabi dan umatnya ketika menghadapi situasi sulit. Bagi orang beriman, kisah-kisah dalam Al-Qur’an memberi pelajaran dan mengingatkan mereka kepada Allah. Kisah-kisah dalam Al-Qur’an menjelaskan maksud dan tujuan yang beragam, sehingga kadang suatu cerita diulang kembali di tempat berbeda.

Kisah atau cerita terbukti menjadi media pembelajaran dan pembentukan karakter bagi seseorang, terlebih bagi seorang anak. Setiap kisah memperkenalkan para tokoh dengan beragam sifat dan watak, serta aneka situasi yang dihadapinya.  Kisah-kisah tersebut membentuk cara berpikir, membangun imajinasi, dan bahkan mengenalkan latar budaya berbeda. Hal ini berguna dalam membuka wawasan dan meluaskan cara pandang seseorang, tanpa merasa digurui atau dihakimi.

Setiap kisah memiliki tokoh, sebagai pelaku dalam suatu cerita. Para tokoh ini terbagi menjadi tokoh protagonis dan antagonis. Tokoh protagonis biasanya memerankan sikap baik dan positif, menonjolkan karakter seperti rendah hati, berani, dermawan, jujur, tidak sombong, sabar, setia kawan, suka menolong. Sebaliknya, tokoh antagonis menjadi penentang, yang berkarakter jahat dan melawan tokoh baik. Antagonis misalnya memiliki karakter bengis, pendendam, sombong, dengki, iri, suka pamer, zalim.

Buku ini menjabarkan tentang kisah-kisah antagonis dalam Al-Qur’an, yang berguna supaya pembaca mengambil hikmah dan tidak meniru perilaku tercela dari para tokoh antagonis yang diterangkan. Buku ini mengingatkan kita bahwa semua manusia berpotensi untuk berbuat dosa dan khilaf. Manusia yang baik adalah yang menyadari dan mengakui kesalahannya, lalu bertaubat dan memohon ampun kepada Allah. Jika keburukan itu terkait dengan manusia, maka harus juga memohon maaf kepada yang bersangkutan.

Hasnan Nahar mengelompokkan tokoh antagonis dalam Al-Qur’an menjadi tiga. Pertama, dari kalangan raja, di dalamnya ada Namrud yang sombong (QS Al-Baqarah: 258), Fir’aun yang berbuat kerusakan (QS Al-Qashash: 4), Jalut yang melakukan penindasan (QS Al-Baqarah: 246). Kedua, dari kalangan birokrat, seperti Qarun yang takabur dengan hartanya, Haman yang menghalangi dakwah Musa. Ketiga, dari kalangan keluarga Nabi, seperti Qabil yang membunuh Habil, Imra’ah Nuh dan Kan’an, Imra’ah Luth, Abu Lahab dan Ummu Jamil. (Ribas)

Tags: hikmahibrahkisahmuhammadiyah
Suara Muhammadiyah

Suara Muhammadiyah

Related Posts

Deni Asy’ari Tekankan Relevansinya Mengonsolidasikan Gerakan Ekonomi Berjamaah
Berita

Deni Asy’ari Tekankan Relevansinya Mengonsolidasikan Gerakan Ekonomi Berjamaah

28 September, 2024
Prof Dr Abdul Mu'ti
Berita

Muhammadiyah Kritik DPR Langgar Keputusan MK

22 Agustus, 2024
Tingkatkan Taraf Hidup Rakyat, Muhammadiyah MoU dengan BCA Syariah
Berita

Tingkatkan Taraf Hidup Rakyat, Muhammadiyah MoU dengan BCA Syariah

2 Juli, 2024
Next Post
Sekolah Muhammadiyah Miliki Potensi Jadi Model Sekolah Toleransi

Sekolah Muhammadiyah Miliki Potensi Jadi Model Sekolah Toleransi

Please login to join discussion
  • Kotak Pos
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • Pedoman Media

© SM 2021

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora

© SM 2021

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In