Menjelaskan dengan Perumpamaan, Faedah dari Pendidikan Rasulullah ﷺ
Rasulullah ﷺ adalah Sang teladan. Beliau adalah sosok terbaik dalam menyampaikan ilmu. Kata-katanya penuh hikmah dan berisi. Penjelasan beliau sangat sesuai dengan konteks dan sangat dipahami oleh para sahabat. Beliau terkadang hanya menyampaikan secara singkat dan pendek, terkadang dengan bertanya jawab, dan terkadang pula dengan memperagakan sebagaimana sudah di bahas pada tulisan-tulisan sebelumnya.
Selain makna sabda-sabda beliau, sebagai pendidik kita juga mempelajarai bagaimana sabda-sabda itu disampaikan. Insyaa Allah ini merupakan cara yang lebih sempurna dalam meneladani beliau. Karena memang banyak aspek dari peribadi beliau yang bisa kita ambil pelajaran dan faedah.
Di banyak hadis, beliau sering menyampaikan dengan perumpamaan-perumpamaan. Dengan perumpamaan tersebut akan semakin dimengerti dan dipahami oleh para sahabat.
Berikut beberapa hadis yang menggunakan perumpamaan.
- الْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا
“Orang mukmin dengan orang mukmin yang lain seperti sebuah bangunan, sebagian menguatkan sebagian yang lain.” [HR. Muslim]
- مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ، وَتَعَاطُفِهِمْ، وَتَرَاحُمِهِمْ، مَثَلُ الْجَسَدِ، إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى
“Perumpamaan kaum mukmin dalam sikap saling mencintai, mengasihi dan menyayangi, seumpama tubuh, jika satu anggota tubuh sakit, maka anggota tubuh yang lain akan susah tidur atau merasakan demam.” [HR. Muslim]
Dari 2 hadis yang disampaikan di atas, semuanya menggunakan perumpamaan/tamsil. Dan masih banyak hadis lagi, Rasulullah menggunakan bahasa perumpamaan. Maasyaa Allah begitu indah dan pas Rasulullah memberikan perumpamaan-perumpamaan. Perumpamaan yang memberikan semangat dan motivasi kebaikan.
Hadis pertama diatas Rasulullah ﷺ mengumpamakan seorang mukmin dengan mukmin yang lain seperti sebuah bangunan, satu sama lain saling menguatkan. Dari hadis ini kita ambil pelajaran bahwa sebagai seorang mukmin mestilah kita sebagaimana yang disampaikan Rasulullah ﷺ yaitu saling menguatkan sebagaimana bangunan. Amal-amal nyata perlu dilakukan untuk penguatan-penguatan itu seperti membina ukhuwah islamiyah, saling tolong-menolong dan membantu dalam kebaikan dan ketaqwaan. Amal-amal yang tidak bisa atau sukar untuk dilakukan secara peribadi hendaklah dilakukan secara jamaah (baca: amal jamai). Seperti membangun sekolah-sekolah, masjid, fasilitas umum, Rumah sakit, pondok pesantren, panti asuhan dan lain-lain.
Hadis kedua, Rasulullah ﷺ mengumpamakan kasih sayang antar mukmin seperti tubuh, jika satu anggota tubuh sakit, maka anggota tubuh yang lain akan susah tidur atau merasa demam. Ini perumpamaan yang sangat luar biasa. Jika ada anggota tubuh sakit atau memerlukan pertolongan maka anggota tubuh lainnya membantu mengusahakan.
Ketika kepala terasa gatal ataupun sakti, bagian tubuh bernama otak memikirkan bagaimana membantu kepala supaya tidak sakit, kemudian tangan dan kaki juga berusaha untuk meringankan yang diderita kepala. Tak ketinggalan mulut/lesan juga berusaha untuk kesembuhan sakit yang diderita kepala seperti menyampaikan ke dokter atau perawat bahwa kepalanya sakit. Mulut juga mendoakan agar Allah Ta’ala memberikan kesembuhan.
Luar biasa perumpamaan yang disampaikan Rasulullah ﷺ. Sebagai seorang mukmin mestinya seperti itu, ketika ada suadaranya sakit atau sengsara atau terkena bencana diapun ikut merasakan keprihatinan dan berusaha untuk membantunya.
Alhamdulillah Muhammadiyah menjadi teladan dalam melaksanakan 2 hadis tersebut, Semoga Allah Ta’ala berikan istiqomah dan selalu meningkat kiprah Muhammadiyah untuk ummat.
Pelajaran lain dari hadis di atas adalah Rasullullah menggunakan perumpamaan. Perumpamaan atau analogi merupakan metode pengajaran yang digunakan untuk mempermudah memahami sesuatu serta memaknai lebih dalam.
Sebagai contoh mau menjelaskan konsep arus dan tegangan listrik. Arus dan tegangan listrik adalah sesuatu yang tidak kelihatan(abstrak) namun ia betul-betul wujud ada. Karena tidak kelihatan maka guru perlu menganalogikan arus dan tegangan listrik ini ke dalam wujud yang kelihatan, sehingga pelajar memahami definisi maupun perilaku arus dan tegangan listrik.
Tegangan dan arus listrik bisa kita umpamakan dengan sumber air dan air mengalir. Jika sumber airnya besar maka air mengalir juga besar. Kemudian resistor atau tahanan bisa kita umpamakan dengan batu-batu dalam sungai. Jika batu-batunya banyak atau besar maka air yang mengalir akan terhambat dan menjadi lebih rendah.
Begitu juga pada rangkaian listrik, jika resistornya diperbesar maka arus listrik akan menurun.
Dengan kreatifitas para pendidik kita untuk membuat perumpamaan dari hal abstrak ke hal yang mudah dilihat dan dirasakan insyaa Allah para siswa akan lebih memahami hakekat akan ilmu pengetahuan yang dipelajari.
Betapa beruntungnya kita mempunyai teladan Rasulullah ﷺ yang meneladankan hal ini. Dan termasuk ibadah jika kita ittiba’ kepada Rasulullah ﷺ disegala hal termasuk dalam mendidik generasi kita.
Demikian tulisan singkat ini, semoga Bapak Ibu Guru kita adalah Bapak Ibu Guru yang selalu mengambil hikmah dan teladan dari Rasulullah, kreatif dan berkemajuan, sehingga menghasilkan anak didik yang sukses, baik secara ilmu pengetahuan maupun akhlaq.
Wallahu a’lam bishshowwab.
Nashrun minallahi wa fathun qarib
Tito Yuwono, Dosen Jurusan Teknik Elektro-Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, Sekretaris Majelis Dikdasmen PCM Ngaglik, Sleman, Ketua Joglo DakwahMu Almasykuri Yogyakarta