Spesial, Menparkeraf Buka UMSU ‘Summer Course on Coffee Story’

Spesial, Menparkeraf Buka UMSU 'Summer Course on Coffee Story'

MEDAN, Suara Muhammadiyah – Menteri Parawisata dan Industri Kreatrif Sandiaga s. Uno membuka kegiatan Summer Course on Coffee Story 2022 kerja kreatif UMSU, Universitas Syiah Kuala (USK) dan Pemerintah Kabupaten Dairi. Program Summer Course kali ini kembali memilih kopi sebagai materi bahasan karena tanaman berjenis Arabica dan Robusta ini menjadi andalan beberapa daerah di Indonesia, salah satunya Kabupaten Dairi dengan brand ‘Kopi Sidikalang’.

Summer Course on Coffee berlangsung, Senin pagi (29/8) yang diikuti ratusan mahasiswa dari berbagai negara itu menarik diikuti karena banyak ide dan gagasan yang muncul pada sesi pembahasan.

Summer Course dipandu oleh Dr. Cut Novita Srikandi. Kemudian dilanjutkan dengan laporan Kepala LKUI (Lembaga Kerjasama Urusan Internasional) UMSU Rafieqah Nalar Riszky. Dilanjutkan dengan sambutan Rektor UMSU yang diwakili WR-3 Dr. Rudianto. Sambutan Bupati Dairi Dr. Edy Keleng Ate Berutu dan sambutan sekaligus membuka acara oleh Menparkeraf Sandiaga S. Uno.

Menpakeraf Sandiaga Uno memberi apresiasi kepada UMSU, USK dan Pemkab Dairi yang telah berkolaborasi untuk mendorong pengembangan UMKM berbasis potensi yang dimiliki daerah, salah satunya adalah produk berbasis kopi. Kerjasama antara UMSU – USK dan Pemkab Dairi adalah kolaborasi strategis yang pantas diapresiasi karena dapat mengcreat potensi budaya dan ekonomi lokasi menjadi ke kancah internasional.

Kabupaten Dairi satu dataran tinggi di jajaran Bukit Barisan itu merupakan kawasan pegunung berhawa dingin dan menjadi penghasil kopi terkenal. Sama terkenalnya dengan Kopi Gayo yang dihasilkan daerah dataran tinggi Aceh Tengah dan Bener Meriah.

Bagi UMSU, Aceh Tengah dan Bener Meriah telah dieksplore melalui program Summer Course on Coffee Story tahun 2018 lalu. Kini muncul istilah baru ; Tak ada cerita, tak ada Kopi. Kopi telah berhasil mencreat berbagai UMKM dibanyak kota. CafeCoffee pun bermunculan. Beragam brand kopi pun lahir.

Sumut dan Aceh, kata Rudianto memiliki kekayaan varitas kopi seperti Sidikalang Kopi, Mandailing Kopi, Gayo Kopi dan Ulee Kareng Kopi.

Wakil Rektor III UMSU Dr. Rudianto MSi menegaskan komitmen UMSU untuk mengeksplorasi berbagai potensi yang dimiliki daerah baik produk pertanian, budaya dan karya-karya kreatif untuk mendorong tumbuhnya ekonomi masyarakat. Kata Rudianto, kerjasama UMSU – USK dan Pemkab Dairi ini diikuti ratusan mahasiswa dari berbagai negara. Bagi UMSU program ini sekaligus menjadi bagian dari program internasionalisasi UMSU keberbagai negara melalui Kopi.

Kata Rudianto, banyak hal yang bisa diperoleh dari kerjasama lewat Summer Course on Coffee ini. Tema Kopi yang dikaitkan dengan Geopark Toba menjadi tema menarik bagi banyak mahasiswa internasional seperti Amerika, Pakistan, Thailand, Phipina, Malaysia dan Indonesia. ” Diharapkan dengan program-program kerjasama ini dapat memberi dukungan dalam menarik masyarakat dunia datang ke Sumatera Utara dan Aceh,” jelas Rudianto.

Pada pembukaan Summer Course on Coffee Story Bupati Dairi Dr. Edy Keleng Ate Berutu mengatakan, Kabupaten Dairi masuk dalam bagian dari prioritas pengembangan wisata Geopark Toba yang sedang dikembangkan pemerintah. Ada tiga kawasan di Dairi dan dijadikan prioritas, seperti Taman Wisata Iman Sitinjo, Wisata Tao Silalahi yang menghubungan danau dengan perbukitan dan menjadi lokasi industri ulos dan ketiga adalah danau konservasi sicike-cike.

Terkait dengan kopi, Edy Keleng Ate Berutu menyebut, Pemkab Dairi serius untuk terus perluasan perkebunan kopi. Selama periode kepemimpinnya, Pemkab Dairi akan memperluas 5000 hektar kebun baru. Yang penting dilakukan adalah jumlah produksi menikmat, kualitas semakin baik dan tata niaga dapat memberikan jaminan lebih baik bagi kopi Sidikalang. ” Dairi bertekad menghasilkan jenis brand Roasted Bean, jenis kopi terbaik di dunia,” kata bupati.

Kepala LKUI UMSU, Rafieqah Nalar Riszky, mengatakan, melalui prorgam Summer Course on Coffee Story ini, kita berharap akan dapat pengenalan budaya nusantara yang lebih masif. Kawasan Geopark Toba memiliki potensi budaya yang hebat disamping hasil perkebunannya seperti Kopi.

Dan yang tak kalah pentingnya adalah, program internasionalisasi kampus UMSU. Pelibat banyak mahasiswa asing pada program ini tentu saja akan menjadi UMSU lebih dikenal dunia, kata Rafieqah. (Syaifulh/Riz)

Exit mobile version