SURABAYA, Suara Muhammadiyah – Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) PP Muhammadiyah menyelenggarakan Workshop Pencapaian Kegiatan Pembelajaran dan Monitoring Evaluasi Program Sahabat, Ahad-Senin (28-29/08) di Surabaya.
Workshop ini di hadiri oleh Pimpinan Harian MDMC PP Muhammadiyah, Team Leader Siap Siaga, perwakilan dari Humanitarian Forum Indonesia (HFI), BPBD, Kominfo, Dinas Kesehatan dan FPRB Provinsi Jawa Timur. Kemudian MDMC dan Lazismu Jawa Timur serta para fasilitator dan manager area Program Sahabat.
Program Sahabat adalah program bersama hadapi wabah dengan menggalang data dan informasi terkait Covid-19. Melalui Program Sahabat, MDMC melatih para relawan dari 25 desa di 4 kabupaten di Jawa Timur yaitu Trenggalek, Pacitan, Jember dan Malang.
Pelatihan yang diberikan terkait data informasi dalam penanganan darurat bencana baik Covid-19 maupun bencana lainnya. Program ini didukung sepenuhnya oleh Pemerintah Australia melalui Siap Siaga.
Koordinator Nasional Program Sahabat, Siti Marhamah menyampaikan latar belakang program ini yaitu bahwa data ini sangat penting terutama untuk Testing, Tracing dan Treatment (3T).
“Melalui program ini kita ingin melibatkan masyarakat masyarakat berkontribusi untuk penanganan Covid-19 khususnya adalah berkontribusi untuk membangun data dan informasi yang lebih baik,” katanya.
Program Sahabat ini menurutnya diawali dari membuat SOP tanggap darurat yang sebelumnya sudah ada, tapi kemudian dilakukan adaptasi bagaimana jika terjadi keadaan emergency respon pada saat pandemi Covid-19.
“Melalui program ini kami juga melakukan peningkatan kapasitas relawan dan pengujian menguji SOP yang sudah disusun sebelumnya,” imbuh Siti Marhamah.
Lucy Dickinson, Team Leader Siap Siaga dalam sambutannya mengatakan pihaknya sangat senang bekerja sama dengan MDMC dalam program Sahabat ini.
Menurutnya COVID-19 telah berdampak buruk pada komunitas dan rumah tangga di seluruh dunia, baik secara langsung melalui penyakit dan kematian tragis. Gangguan mata pencaharian dan akses ke pendidikan serta pemisahan keluarga dan komunitas.
“Dampaknya semakin meningkatkan kerentanan bagi yang lebih miskin dan berisiko masyarakat, termasuk kerentanan terhadap bencana di masa depan,” katanya.
Lucy juga mengungkapkan, Siap Siaga berfokus pada 3 prioritas di Indonesia. Pertama, membantu mendukung BNPB dan mitra pemerintah nasional Indonesia lainnya untuk memperkuat sistem penanggulangan bencana di Indonesia.
“Kedua, mendukung pemerintah daerah, untuk bersiap menghadapi bencana dan untuk memperkuat Komunitas ketahanan.dan ketiga untuk memperkuat inklusi inovasi dan pembelajaran tentang manajemen bencana,” ungkapnya.
Sementara itu Ketua MDMC PP Muhammadiyah, Budi Setiawan menyampaikan pentingnya data dan informasi.
“Adalah suatu hal yang sangat kita mengerti semuanya dengan data informasi yang akurat akan dapat dilakukan respon yang tepat,” ujarnya.
Terkait Program Sahabat, Budi Setiawan menyatakan meski belum mencapai keseluruhan dari wilayah-wilayah yang patut untuk di perhatikan, tetapi pelatihan data informasi yang telah dilakukan dan penggunaan sistem IT yang tepat akan mampu mendukung kegiatan respon tanggap bencana.
Budi Setiawan mengucapkan terima kasih kepada Siap Siaga yang telah mendukung MDMC dengan berbagai program selama pandemi Covid-19.
“Kami sangat mendapatkan keuntungan pembelajaran luar biasa, yang dapat kita tularkan nantinya kepada seluruh warga Indonesia,” imbuhnya.
Program Sahabat juga mendapatkan sambutan yang baik dari para kepala desa yang menjadi sasaran program sehingga Budi Setiawan berharap agar program ini dapat dilanjutkan bekerja sama dengan berbagai elemen masyarakat FPRB di daerah masing masing. (Tim Media MDMC)