BANJARMASIN, Suara Muhammadiyah – Bekerja sama dengan Pimpinan Pusat Muhammadiyah (PP), Kemenko PMK RI menggelar acara bertajuk “Aksi Nyata Gerakan Nasional Revolusi Mental dalam Pencegahan Intoleransi dan Anti Perundungan bagi Tenaga Pendidik di Sekolah Muhammadiyah” pada Jumat-Sabtu (02-03/09) di Hotel Roditha, Kota Banjarmasin. Acara ini melibatkan 80 orang tenaga pendidik seperti kepala sekolah, wakil kepala sekolah, dan guru yang ada di lingkungan sekolah/madrasah Muhammadiyah Kota Banjarmasin.
Pembukaan kegiatan ini dihadiri oleh Asisten Deputi Revolusi Mental Kemenko PMK RI, Koordinator Tim Kerja Kemenko PMK RI-PP Muhammadiyah, Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Kalimantan Selatan, dan Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) PWM Kalimantan Selatan dibantu oleh Pemuda Muhammadiyah Kota Banjarmasin selaku penyelenggara kegiatan. Sekretaris Majelis Dikdasmen PWM Kalimantan Selatan, Muhtar Ahmadi berharap agar para peserta kegiatan ini dapat mengimplementasikan apa yang akan didapatkan dari para narasumber sehingga bisa memberikan warna yang berbeda di sekolah-sekolah Muhammadiyah.
“Ini adalah gerakan revolusi bersama yang kita rasakan begitu pentingnya sehingga dengan adanya pelatihan ini insyaAllah nanti akan ada perubahan juga. Bukan saja pada diri kita tapi juga pada guru-guru kita dan anak-anak didik kita,” terang Muhtar.
Menyambung Muhtar, Sofyan selaku Koordinator Tim Kerja Kemenko PMK RI-PP Muhammadiyah dalam sambutannya menegaskan kepada peserta dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan model yang sesuai dengan perkembangan zaman, pihaknya mengingatkan kembali pemahaman tentang intoleransi. Begitu pula dengan perundungan atau bullying.
“Bullying ini bukan hanya pada waktu siswa baru masuk, tapi bullying ini adalah aktivitas anak-anak setiap hari di sekolah kita. Bisa saling menyudutkan temannya, bisa saling membenci temannya, bisa saling bermusuhan. Jangan sampai di sekolah Muhammadiyah ada yang seperti itu,” tegas Sofyan.
Sofyan kemudian menjelaskan, kegiatan berupa pelatihan yang dilakukan ini bersifat menggembirakan. Nantinya akan ada proses diseminasi kepada lingkungan sekitar, baik kepada sekolah, guru, dan siswa di Persyarikatan Muhammadiyah. “Diharapkan nanti apa yang kita peroleh dua hari ini menjadi bahan-bahan untuk dilakukan di sekolah masing-masing,” harapnya.
Semantara itu, Sekretaris PWM Kalimantan Selatan, Muchdiansyah mengucapkan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan kepada pihaknya untuk menyelenggarakan kegiatan ini. “Kami atas nama PWM Kalimantan Selatan mengucapkan terima kasih kepada PP Muhammadiyah yang diwakili oleh bapak Sofyan dan kawan-kawan yang telah menunjuk Kalimantan Selatan sebagai peluncuran pertama untuk Aksi Nyata Gerakan Revolusi Mental di lingkungan Muhammadiyah ini,” ucap Muchdiansyah.
Kegiatan ini merupakan bagian dari “Rangkaian Penanaman Sepuluh Juta Pohon sebagai Wujud Nyata Gerakan Nasional Revolusi Mental di Kalimantan Selatan” yang berlangsung pada pagi hari di SD Alam Muhammadiyah Banjarbaru. Muchdiansyah pun menuturkan, 40 ribu bibit pohon yang dipercayakan kepada PWM Kalimantan Selatan akan ditanam sebelum berakhirnya tahun 2022. “Mudah-mudahan kita dapat memenuhi menanam 40 ribu pohon se-Kalimantan Selatan,” tuturnya.
Asisten Deputi Revolusi Mental Kemenko PMK RI, Katiman Kartowinomo dalam sambutannya sekaligus membuka kegiatan ini menyebutkan, kegiatan ini adalah satu bentuk kerja sama Kemenko PMK RI dengan PP Muhammadiyah. Sosialisasi Gerakan Nasional Revolusi Mental lebih menyasar ormas yang bergerak di bidang pendidikan dan keagamaan, seperti PP Muhammadiyah, PBNU, PGRI, dan Forum Rektor, serta lima organisasi keagamaan guna melakukan internalisasi terhadap nilai-nilai revolusi mental yaitu etos kerja, gotong royong, dan integritas.
“Sangatlah pas bahwa nilai-nilai ini bisa disebarluarkan, diwujudkan dalam aksi nyata. Khusus untuk hari ini adalah bagaimana kita membangun dan memperkuat karakter generasi muda kita. Bagaimana caranya nanti akan didiskusikan bersama, termasuk tantangan dan cara mengatasinya,” ujar Katiman.
Terakhir, Katiman pun berharap agar acara ini dapat berjalan dengan lancar dan membawa manfaat. “Semoga kegiatan kita pada hari ini dapat berjalan dengan lancar dan dapat membawa manfaat yang sebesar-besarnya untuk kita sendiri, masyarakat, bangsa, dan negara,” pungkasnya.
Pelatihan ini menggunakan prinsip pelatihan orang dewasa (Andragogi) yang menekankan proses pembelajaran aktif (active learning) yang berdasar pada teori Quantum Learning. Metode pelatihan menggunakan enam langkah pembelajaran TANDUR, yaitu: Tumbuhkan minat (ice breaking, video, musik); Alami langsung (simulasi, permainan, role playing); Namai inti pelajarannya (poin inti, konsep, teori); Demonstrasikan contohnya (studi kasus, profil); Ulangi (evaluasi, kuis, misi); Rayakan (yell, quote, doa). Dengan metode pelatihan ini, pelatih/narasumber/tutor berperan sebagai fasilitator dan para peserta pelatihan diajak belajar bersama untuk berperan aktif dan dinamis, tanpa harus mencatat, mendengarkan secara Classical Tutorial, dan menghafal formula tertentu.