Dari Belatung Jadi Untung Plus Atasi Masalah Sampah

Mahasiswa UAD Lakukan Sosialisasi Budidaya Maggot

Dari Belatung Jadi Untung Plus Atasi Masalah Sampah

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN), Universitas Ahmad Dahlan mengadakan kegiatan pengabdian masyarakat di Dusun Kurahan 1, Murtigading, Sanden. Salah satu permasalahan di Dusun Kurahan 1 ialah banyaknya sampah organik yang dapat mencemari lingkungan.

Jenis sampah organik hasil limbah rumah tangga biasanya berupa potongan sayur, kulit buah, serta sisa nasi dan lauk pauknya. Salah satu pemicu jumlah sampah organik melimpah dan tidak terkendali adalah adanya kondisi pandemi yang mengharuskan seluruh warga masyarakat untuk melakukan seluruh aktivitas di rumah sehingga terjadi tumpukan kuantitas sampah disertai dengan tidak adanya kemampuan masyarakat untuk mengolah sampah menjadi sesuatu yang lebih bernilai ekonomi. Oleh karena itu, budidaya maggot Balck Soldier fly sangat penting untuk dilakukan di dusun ini agar masalah lingkungan tersebut dapat diminimalisir.

Maggot berasal dari larva lalat Black Soldier Fly (BSF) kini mulai dilirik untuk menjadi pakan ternak alternatif bagi unggas dan ikan, karena mudah berkembangbiak dan memiliki kandungan protein tinggi yaitu 45,84%. Maggot BSF adalah bentuk dari siklus pertama (larva) Black Soldier Fly yang selanjutnya menjadi lalat dewasa. Fase metamorfosis maggot BSF dimulai dari telur, larva, pre pupa, pupa, dan lalat dewasa (imago) yang memakan waktu sekitar 42 hari.

Proses pembudidayaan maggot dapat dilakukan dengan alat dan bahan yang cukup sederhana yaitu menggunakan nampan atau ember bekas cat, dedak, air dan juga telur maggot. Langkah awal budidaya maggot yaitu menyiapkan dedak ke dalam nampan atau ember, selanjutnya di siram dengan air sampai lembab, kemudian meletakkan telur maggot ke dalam wadah tersebut. Telur maggot BSF akan menetas setelah 2-3 hari. Larva maggot yang telah menetas harus di siram dengan air secukupnya dan media dedak harus dibalik agar larva maggot tidak menggumpal, sehingga larva maggot dapat digunakan setelah berumur 3-4 minggu kemudian.

Kegiatan ini telah terealisasi dengan dilaksanakannya sosialisasi edukatif terkait pemahaman dalam budidaya maggot Black Soldier Fly (BSF) kepada warga sekitar di Dusun Kurahan 1. Warga Dusun Kurahan 1 yang telah mengikuti kegiatan sangat tertarik dengan budidaya maggot BSF karena dinilai mudah dilakukan serta memiliki peluang usaha yang cukup besar. “Adannya kegiatan ini saya tertarik untuk melakukan budidaya maggot, karena budidaya maggot sangat bermanfaat sebagai inovasi dan peluang usaha yang mudah dilakukan dan tidak membutuhkan modal yang cukup besar serta memiliki peluang pasar yang luas” jelas Wagini selaku kepala POKMAS. (Tsabita/Tasya)

Exit mobile version