SOLO, Suara Muhammadiyah – Sekolah Penggerak Berkemajuan SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta kedatangan tamu BKS SD Muhammadiyah Yogyakarta. Dalam kegiatan ini sebanyak 90 peserta berangkat menggunakan 2 bus besar datang, Rabu (14/9/2022).
Ketua BKS SD Muhammadiyah Kota Yogyakarta, H Saijan SAg MSi MHum mengatakan dalam rangka meningkatkan kompetensi guru kelas 1 untuk pelaksanaan Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) (Implementasi Kurikulum Merdeka). Juga untuk menambah pengetahuan tentang Amal Usaha Muhammadiyah.
“SD Muhammadiyah 1 Ketelan dengan berbagai variasi, berbagai lompatan dengan berbagai inovasi, alhamdulillah menjadi salah satu SD kebanggaan, istimewa, dan menjadi pilihan masyarakat,” ujar Saijan, sambil tersenyum.
Ikut menyambut kunjungan ini Ketua Majelis Dikdasmen Tridjono yang diwakili Bendahara Majelis Harminto, Wakasek Bidang Kurikulum Imam Priyanto, Wakasek Kesiswaan SW Winarsi, Wakasek Sarpras Jaka Prasetya, Wakasek al Islam Kemuhammadiyahan Ahmad Syaifuddin, Wakasek Humas Dwi Jatmiko dan bendahara sekolah.
“Selamat dan sukses untuk sekolah kita. Ikut membersamai dari Pimpinan Daerah Muhamamdiyah Kota Yogyakarta Giyok Sutanto SH dan Dikdasmen Buono, MEng,” imbuh Saijan yang juga menjabat Kepala SD Muhammadiyah Nitikan Yogyakarta.
Kepala SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta Sri Sayekti menambahkan, kapasitas guru lebih ditingkatkan. Termasuk memfasilitasi program peningkatan iklim keamanan di sekolah. Dibarengi dengan program pendidikan karakter, serta pelibatan komunitas praktisi.
Pendidik melakukan asesmen awal untuk mengenali potensi, karakteristik, kebutuhan, tahap perkembangan, dan tahap pencapaian pembelajaran murid. Asesmen umumnya dilaksanakan pada awal tahun pembelajaran, sehingga hasilnya dapat digunakan untuk melakukan perencanaan lebih lanjut terkait metode pembelajaran yang sebaiknya digunakan
“Pada awal pembelajaran, guru wajib melakukan assesmen belajar siswa. Mengelompokkan siswa sesuai dengan kemampuannya. Kemudian menyiapkan
perangkat ajar, merefleksi, serta tindak lanjut hasil belajar,” ujar Sayekti.
Dalam praktiknya implementasi kurikulum merdeka diarahkan untuk membentuk Profil Pelajar Pancasila. Melalui enam aspek, mulai dari beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, mandiri, bernalar kritis, berkebhinekaan global, bergotong royong, serta kreatif.
“Keenam tujuan pembelajaran ini akan diarahkan untuk membentuk Profil Pelajar Pancasila. Sesuai dengan tujuan pendidikan di Indonesia. Tadi untuk praktik baiknya saya beri kesempatan pada kelas 1 SW Winarsi dan Siti Zakiyah Rakhmawati mengajar dengan pembelajaran paradigma baru dan inovasi-inovasinya,” bebernya. (Jatmiko)