SLEMAN, Suara Muhammadiyah – Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Untung Cahyono menegaskan tema Muktamar Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah ke-48, “Memajukan Indonesia dan Mencerahkan Semesta” harus dimaknai dengan bagaimana Muhammadiyah dapat mewujudkan prinsip-prinsip dari memajukan sekaligus mencerahkan bangsa itu sendiri.
Hal ini beliau sampaikan pada saat Pengajian Ahad Pagi Songsong Muktamar Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah ke-48 yang diselenggarakan Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Depok Sleman, Ahad (18/9), di Masjid Baiturrahmat, Setan, Maguwoharjo, Depok, Sleman.
Menurutnya, hal tersebut bisa dilakukan melalui pendidikan, yang mana menjadi aspek yang paling banyak menentukan perubahan kehidupan manusia maupun masyarakat. Berkaitan dengan internal Muhammadiyah, Untung menjelaskan prinsip memajukan ini dimaknai bahwa warga Muhammadiyah mempunyai modal dan bekal untuk mampu menjadi orang-orang yang memajukan dan mencerahkan masyarakat secara luas.
Untung juga mengaitkannya dengan tipologi kader Muhammadiyah Keputusan Muktamar. Ini sangat penting bagi setiap kader Muhammadiyah yang dikelola di berbagai amal usaha pendidikan Muhammadiyah.
“Maka, para pengelola amal usaha harus menyadari betul bahwa orientasi pengelolaan pendidikan itu harus mengarahkan dan mewujudkan sosok kader ideal yang memiliki empat kompetensi, yakni keislaman, intelektual, kepemimpinan, dan kemanusiaan,” jelas Untung.
Dalam menyongsong Muktamar ke-48 pada November 2022 mendatang, Untung mengingatkan dirinya sendiri dan warga Muhammadiyah bahwa pemilihan pimpinan harus menjamin kepemimpinan yang baru nanti bisa menjadi lebih baik serta berjalannya kaderisasi dan regenerasi.
Pada konteks ini pula, saat pemilihan 13 pimpinan harus bisa menampung semua bidang dan aspek kehidupan, baik itu ulama, pendidikan, organisasi, kaderisasi, ekonomi, tabligh, tarjih, politik, sosial, internasional, dan lain – lain.
Ini sudah menjadi konsekuensi Muhammadiyah sebagai gerakan Islam dakwah amar makruf nahi munkar dan tajdid bersumber kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah, yang tentu saja objeknya tidak hanya berada di Indonesia saja.
“Ke depannya, saya rasa konsentrasi kepemimpinan harus diupayakan orang-orang yang memiliki kompetensi dan kapasitas yang beragam itu. Karena ini sebuah kebutuhan, maka itu menjadi hal yang mutlak. Jika hanya satu aspek saja, maka organisasi kita ke depan akan menemui masalah,” imbuhnya.
Pada kesempatan yang sama, Untung juga mengapresiasi diadakannya Pengajian Ahad Pagi yang diselenggarakan oleh PCM Depok Sleman ini. Beliau berpendapat bahwa pengajian sangat penting apa pun bentuknya, baik itu diadakan oleh organisasi otonom maupun persyarikatan untuk mengelola jamaah/warga Muhammadiyah.
“Bahkan dari pengajian seperti ini, muncul ide-ide yang kemudian menjadi penting pandangannya bagaimana memperkuat amal usaha. Saya juga usul agar masjid bisa bergerak di bidang pendidikan, untuk mem-backup kekurangan yang dilakukan di sekolah,” tandasnya.
Pengajian Ahad Pagi dihadiri oleh Ketua PCM Depok Sleman HM Jumiran dan segenap jajarannya, Direktur Rumah Sakit UAD dr. Muallim Hawary, M.MR, perwakilan ortom tingkat cabang Depok Sleman, Takmir Masjid Baiturrahmat, dan jamaah Muhammadiyah Cabang Depok Sleman.
Acara Pengajian juga disertai dengan pemeriksaan kesehatan gratis bekerjasama dengan Rumah Sakit UAD dan launching PASHMINA (Pelayanan Remaja Sehat Milik Nasyiatul ‘Aisyiyah) PCNA Depok Sleman. (Tim Humas PCM Depok)