SURAKARTA, Suara Muhammadiyah – Biro Kerjasama dan Urusan Internasional (BKUI) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menyelenggarakan International Cultural Academic Competition (ICAC) pada hari Sabtu (24/9/22) di lantai 7, Gedung Induk Siti Walidah UMS.
Head of Student Mobility & Hospitality Nur Amalia, M.Teach menjelaskan bahwa ICAC merupakan acara yang diadakan oleh International Office Universitas Muhammadiyah Surakarta. Kegiatan ini berisi berbagai agenda pengenalan budaya seperti lomba poster, tarian tradisional, lagu tradisional, dan makanan tradisional dari beragam negara.
“International Cultural Academic Competition merupakan kompetisi yang dilakukan secara akademik dan non akademik yang mengompetisikan seperti lomba poster, tarian tradisional, lagu tradisional, dan makanan tradisional,” terang Nur Amalia.
Salah satu hasil yang diharapkan dari acara ini adalah mahasiswa mendapatkan pengalaman dan pengetahuan tentang berbagai hal yang dimiliki oleh masing-masing negara asal siswa termasuk budaya, tradisi, dan berbagai karakteristik di dalamnya. “Dengan mengenal budaya dan seni tradisional, akan menambah pengetahuan tentang tradisi yang berkembang dari bangsa lain.”
Wakil Rektor V Bidang kerjasama dan Urusan Internasional. Prof. Supriyono , S.T., M.T., Ph.D menjelaskan hasil yang diharapkan dari acara ini adalah mahasiswa mendapatkan pengalaman dan pengetahuan tentang berbagai hal yang dimiliki oleh masing-masing negara siswa termasuk budaya, tradisi, dan berbagai karakteristik di dalamnya.
“Selain itu, kegiatan ini mengenalkan mahasiswa Indonesia pada budaya mahasiswa asing yang belajar di UMS dan sebaliknya memperkenalkan mahasiswa asing pada keragaman budaya dan tradisi yang ada di Indonesia dan sebagai promosi bagi perguruan tinggi untuk menarik mahasiswa yang ingin mengikuti program kelas internasional,” tambah Prof Supriyono.
Salah satu peserta Nadia Oweida, mahasiswa UMS yang berasal dari Egypt (Afrika) mengikuti lomba poster mengenai stop bullying dan Ali Essam Ali Al-Sanani yang menyajikan makanan tradisional Yaman berupa kabsah. “Kita siap berbagi pengetahuan tentang tradisi dan budaya bangsa kami,” papar Nadia. (Brondy/Riz)