YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Yogyakarta menyelenggarakan serangkaian kegiatan kelanjutan pasca launching syiar Muktamar yang dilaksanakan pada Jumat (2/9) lalu. Acara kali ini sungguh berbeda dari yang sudah ada, yakni lomba membuat kue dari bahan dasar Mocaf (modified cassava flour). Acara dipusatkan di SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta (Muchlid), Ahad (25/9) sangat seru dan menggemberikan.
Para peserta datang dari perwakilan Pimpinan Cabang ‘Aisyiyah (PCA) se-kota sangat bersemangat mengikuti perlombaan sampai akhir. Hadir secara langsung dalam acara, Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Yogyakarta, Drs H Akhid Widi Rahmanto, Wakil Ketua PDM bidang Tarjih dan Tabligh, H Aris Madani, SPdI.
Selain itu, tampak juga Ketua Panita sekaligus Ketua Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) PDM, Ir Rusianto Wartono, Wakil Ketua bidang Majelis Pelayanan Sosial (MPS), Drs H Suparto, MA, Wakil Ketua bidang Majelis Dikdasmen dan Lembaga Pengembangan Pondok Pesantren, H Sigit Haryo Yudanto, SPsi, Sekretaris PDM Kota Yogyakarta, H Moch Mozani, SSos, Bendahara PDM, S. Giyok Sutanta, SH, Kepala Sekolah SMP Muchlid, Naning Hidayati, SPd, dan Wakil Ketua Panitia, Drs H Hery Nugroho, MPd.
Dalam acara ini, Akhid turut mengapresiasi atas diselenggarakannya perlombaan kreatif dan inovatif. Dirinya menyebut bahwa gelora semangat dan potensi para peserta lomba, yang seluruhnya berasal dari kaum pedusi (perempuan).
“Kami dari PDM tentu saja mengapresiasi setinggi-tingginya ide-ide dari panitia syiar Muktamar Muhammadiyah ke-48 itu dengan menyelenggarakan lomba membuat kue. Ternyata potensi ibu-ibu sangat luar biasa. Dari 14 cabang se-kota, semuanya terlibat, ada yang mengirim satu tim sebanyak dua orang, ada juga yang tiga orang, ini sungguh luar biasa,” terangnya saat di wawancarai Suara Muhammadiyah.
Akhid meninjau langsung ke meja para peserta lomba. Menurutnya, hasil karya yang dihasilkan semuanya bagus dan menarik mata. Tidak hanya itu saja, dirinya menyebut jika para peserta lomba telah berhasil melebihi dan melampaui sebagaimana dihasilkan oleh para pabrikasi saat ini.
“Ini semua merupakan bentuk dari keikutsertaan PDM lewat ibu-ibu menggembirakan warga Muhammadiyah melalui lomba membuat kue dalam rangka Muktamar. Jadi syiar Muhammadiyah Insyaallah bisa terpenuhi di antaranya dengan melombakan potensi masak yang ada di kalangan ibu-ibu,” ujarnya.
Akhid mengharapkan pasca-lomba ini dilaksanakan, para peserta lomba tidak boleh berhenti dalam menghasilkan karya. Dirinya meminta agar semua yang telah diusahakan secara matang, harus bisa ditumbuh-kembangkan agar ke depan dapat melahirkan produk-produk bernilai guna, sehingga dapat menumbuhkan dan memberdayakan masyarakat sekaligus mendongkrak kebangkitan perekonomian di lingkungan setempat.
“Tadi saya menyampaikan kepada ibu-ibu (peserta lomba), siap tidak kira-kira semua kegiatan persyarikatan itu nanti, konsumsinya tidak usah pesan dari orang lain. Tetapi juga pesan dari warga persyarikatan sendiri. Ternyata dari warga sendiri, sudah bisa menghasilkan produk yang luar biasa. Jadi, harapan kami nanti ini bisa diordtindaklanjuti dan dikoordinasikan sehingga bisa memberdayakan warga Muhammadiyah. Harapannya seperti itu,” tuturnya.
Lebih lanjut, menurut Rusianto selaku koordinator kegiatan lomba membuat kue dengan bahan dasar Mocaf, kegiatan ini merupakan kombinasi dari program MPM dan juga syiar Muktamar. Rusianto menjelaskan alasan dibalik bahan dasar Mocaf sebagai bahan utama membuat kue untuk mengantisipasi sewaktu-waktu seandainya bahan dasar tepung dihentikan, maka sudah ada bahan penggantinya.
“Jadi, Mocaf ini adalah bahan dasar dari lokal (dari singkong), kalau gandum itu dari luar. Jadi seandainya nanti gandum itu di setop umpamanya tidak masuk di Indonesia, kita masih ada bahan pengganti, yaitu Mocaf,” katanya.
Rusianto menyebutkan para peserta ini datang dari 14 PCA se-kota. Di antaranya PCA Gedongtengen, Kraton, Mergangsan, Jetis, Ngampilan, Pakualaman, Mantrijeron, Wirobrajan, Umbulharjo, Danurejan, Tegalrejo, Gondomanan, Gondokusuman, dan Kotagede.
“Semua PCA di Kota Yogyakarta itu kami undang. Dan Alhamdulillah, seluruhnya bisa hadir,” ucapnya.
Dalam lomba ini, Risianto mengatakan jika bahan dasar Mocaf 1 Kg, gula 1Kg, telur 1Kg, dan margarin ½ Kg disediakan secara gratis oleh panitia. Sementara, para peserta lomba hanya membawa tambahan bahan yang sekiranya dibutuhkan sebagai bahan pelengkap dari menu yang dibuat untuk diperlombakan.
Dirinya menyebut pula bahwa dewan juri yang dihadirkan mereka adalah datang dari para profesional dalam satu bidang multidisiplin ilmu Pattiseri. Sehingga dapat dengan mudah menilai dan menentukan para kandidat juara dari karya yang dilombakan oleh seluruh peserta lomba.
Dengan diadakannya rangkaian lomba membuat kue dengan bahan dasar Mocaf ini, dirinya berharap bisa memberdayakan masyarakat, terutama ibu-ibu ‘Aisyiyah yang ada di tingkat cabang. Dan karya dari para pemenang lomba ini bisa di order atau dipesan untuk kegiatan-kegiatan persyarikatan.
“Kita sebagai MPM tentu saja ingin memberdayakan masyarakat. Insyaallah nanti ke depannya, para juara lomba membuat kue ini akan kita order. Karena di PDM itu sendiri hampir setiap hari mengadakan rapat. Kadang-kadang snacknya itu masih beli di tempat yang lain, bukan binaan dari Muhammadiyah. Harapan kami sebagai panitia syiar Muktamar dan kemudian kami MPM PDM Kota Yogyakarta para peserta yang juara maupun belum, bisa terus melahirkan karya terbaiknya produk-produk lainnya, tentu saja dengan berbahan dasar Mocaf,”tukasnya.
Setelah lomba diadakan, para juri langsung menilai karya dari para peserta. Dan mentetapkan para pemenang. Yaitu juara 1 PCA Pakualaman, juara 2 PCA Gedong Tengen, juara 3 PCA Kraton. Dan juara harapan 1 PCA Umbulharjo, juara harapan 2 PCA Wirobrajan, dan juara harapan 3 PCA Mergangsan. Mereka akan memperoleh hadiah dari panitia. Untuk penyerahan hadiahnya tidak dibagikan secara langsung setelah lomba selesai, melainkan akan dibagikan pada Malam Apresiasi Seni Budaya Muhammadiyah Kota Yogyakarta tanggal 5 November 2022 mendatang di Kantor PDM Kota Yogyakarta. (Cris)