MEDAN, Suara Muhammadiyah – Himpunan Mahasiswa Manajemen (HIMAMEN) UMSU menggelar pelatihan wirausaha, Rabu (5/10) di Desa Suka Makmur, Kutalimbaru, Deli Serdang. Pelatihan tersebut diikuti oleh pelaku usaha, kelompok tani hutan, kelompok peternak ikan, kelompok pengerajin sapu lidi, karang taruna dan kelompok pengelola wisata.
Kepala desa Suka Makmur Baktiar Ginting mengatakan bahwa kegiatan ini sangat bermafaat untuk mengubah maindset warga desanya dan juga perangkat desa. “Desa ini sangat membutuhkan inovasi-inovasi yang datang dari kampus (akademisi) untuk dapat memberikan sesuatu yang baru dan bernilai di masyarkat,” ucapnya.
Dengan tema semangat berwirausah dengan memanfaatkan potensi hutan dan desa, HIMAMEN UMSU menghadirkan Yudha Ardiansyah Putra sebagai pemateri. Menurut Yudha desa suka makmur merupakan paket komplit sebagai desa yang dapat memakmurkan warganya. “Sepanjang jalan menuju lokasi acara saya memperhatikan banyak warga menjemur asam gelugur dan rempah yang dikeringkan, selanjutnya saya melihat pemandangan asri dan udara yang segar. Dalam hati saya ini desa yang sangat luar biasa” katanya Yuda dosen Fakultas Pertanian UMSU itu.
Dalam materinya ia memaparkan bahwa hasil-hasil hutan yang saat ini masyarakat kelola dapat diubah ke berbagai bentuk produk baru. “ Asam gelugur ini kalau kita mau berinovasi ini dapat diubah menjadi bubuk dan dapat menjadi bumbu masakan, nah gula aren ini kalau kita berinovasi bisa jadi gula cair dan nilainya juga lebih tinggi dipasar, selanjutnya Sapu Lidi ini dapat dijadikan bahan baku dup akelas Ekspor” Jelasnya dengan semangat kepada para peserta yang hadir.
Disela kegiatan warga menyampaikan ke kekutirannya terhadap penerimaan produk yang belum tersertifikasi halal pada masyakat luas karena mayoritas menganut agama Kristen. Yudha menyampaikan bahwa sertifikat halal bukanlah suatu monopoli agama, pengelola usaha dapat memiliki sertikat halal atas produknya asalkan memiliki standar baik itu pengunaan bahan baku dan alat, serta proses produksinya.
“Jadi bapak ibu standar halal itu mudah, yang penting dijauhkan pada unsur haram, proses pengelolaannya bersih, alat-alatnya khusus tidak tercampur sesuatu yang haram dan di kelola ditempat yang terhindar dari unsur-unsur najis, pasti keluar sertifkat halalnya,” jelasnya.
Yudha juga menawarkan pendampingan sertifikasi halal produk untuk peserta. “Jadi bapak ibu kalau sudah terstandarisasi, boleh hubungi saya nanti saya akan bawa tim Halal Center UMSU untuk mendampingi bapak ibu sampai produknya tersertifikasi,” pungkasnya.
Menurut Arif Pratama Marpaung selaku dosen pendamping HIMAMEN UMSU, program ini merupakan kelanjutan dari rangkain program peningkatan kapasitas organisasi kemahasiswaan (PPK ORMAWA). “ Ada banyak program yang dijalankan oleh HIMAMEN UMSU pada pelaksanaan PPK ORMAWA, mulai dari Penataan kawasan sungai dan hutan yang dijadikan kawasan ekowisata, penanaman hutan produktif, penyebaran bibit ikan serta pelatihan wirusaha membuat inovasi baru dari produk atau potensi hutan yang ada”. Selanjutnya Arif juga menjelaskan bahwa program ini nantinya bermuara pada model Desa Hutan yang berkelanjutan. (adam/syaifulh/riz)