YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Keterbatasan fisik yang dimiliki kaum difabel bukan menjadi halangan untuk berbisnis. Semua orang bisa membuat bisnis mereka sendiri, begitupun dengan kaum difabel selama mereka memiliki tekad bulat dan value untuk memperkuat personal brandingnya.
Hal tersebut sebagaimana disampaikan Aziz Abdullah Bajasud, A.Md selaku owner Bj Homade dan Hay Optik, dalam acara Seminar Bisnis DIFABISA yang digelar oleh Startup & Bussines Incubator Lembaga Pengembangan Kemahasiswaan dan Alumni Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (SEBI LPKA UMY) bekerjasama dengan Astra Startup Community. Acara seminar yang mengangkat tema “Semangat Menembus Batas” pada Rabu (12/10) di gedung AR. Fakhruddin B UMY lantai 5 ini dihadiri oleh 56 peserta dari kalangan difabel dari berbagai daerah di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta
“Semua orang bisa membuat bisnis mereka sendiri, begitupun dengan kita (kaum difabel) selama tekad kita bulat, dan yang terpenting kita harus selalu memiliki value, karena hal itu sangat dibutuhkan untuk memperkuat personal branding pada bisnis maupun diri kita sendiri,” papar Aziz yang juga merupakan finalis Difabisa Astra 2021.
Hal senada juga disampaikan Triyono, CEO dan Founder Difabike. Ia menyampaikan bahwa penting pula bagi para difabel yang akan mulai merintis bisnis untuk menjaga ketahanan usahanya. “Membuka usaha atau bisnis awalnya memang tidak mudah. Namun bagi seorang wirausahawan justru tantangan terberatnya adalah bagaimana kita mempertahankan bisnis yang telah kita rintis. Perlu banyak strategi yang harus kita mainkan, salah satunya adalah dengan memperkuat personal branding tersebut,” jelasnya.
Sementara itu, Wakil Ketua II Astra Startup Community, Alwahidul Mubarok mengatakan, kerjasama antara SEBI UMY dan Astra Startup Community dengan turut membidik kaum difabel sebagai peserta seminar ini dilakukan untuk memberdayakan mereka dalam bidang bisnis. “Alasan kami membidik kaum difabel sebagai sasaran dari seminar ini adalah membantu kaum difabel untuk berdaya, sehingga mereka bisa mandiri dengan mengeluarkan ide-ide bisnis yang mereka miliki juga pendampingan atas bisnis yang ingin mereka rintis,” tuturnya.
Oki Wijaya, S.P., M.P. Kepala Lembaga Pengembangan Kemahasiswaan dan Alumni UMY menyampaikan bahwa isu yang diusung dalam acara ini selaras dengan apa yang ingin diwujudkan oleh UMY ke depannya agar dapat selalu mendampingi masyarakat difabel.
“Isu terkait difabel ini menjadi salah satu yang masih kita tingkatkan terus menerus di setiap tahunnya. Salah satunya dengan membenahi infrastruktur agar UMY lebih ramah pada kaum difabel. Kami juga memberikan akses seluas-luasnya untuk menerima mahasiswa maupun pegawai yang memiliki keterbatasan fisik, serta mendampingi masyarakat difabel di luar UMY untuk memberdayakan mereka dengan memberikan pengetahuan lebih,” pungkasnya. (YA)