YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Tiga alumni Pelatihan Da’i Pelajar Muhammadiyah Tingkat 3 (PDPM 3) Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Muhammadiyah Daerah Istimewa Yogyakarta (PW IPM DIY) tahun 2022 berkesempatan untuk melaksanakan magang mengajar di agenda mengaji Pondok Pesantren Waria Al-Fatah Yogyakarta, Ahad (23/10/2022).
Kegiatan magang ini merupakan tindak lanjut dari PDPM 3 yang telah mereka ikuti 14–17 April lalu. Setiap hari Ahad selama satu bulan ke depan, mereka akan rutin mengajar di pondok tersebut sebagai implementasi gerakan dakwah inklusif.
“Selain memagangkan alumni PDPM 3 IPM DIY ke Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah, keputusan teman-teman Bidang Kajian dan Dakwah Islam untuk memagangkan alumni PDPM 3 ke Ponpes Waria Al-Fatah ini menurut saya brilian. Dengan segala aktivitas yang akan mereka lakukan nanti, harapannya bisa semakin meneguhkan Kader IPM terhadap pandangan-pandangan humanisme yang lebih inklusif,” tutur Racha Julian Chairurrizal, Ketua Umum PW IPM DIY.
Shinta Ratri, pimpinan Pondok Pesantren Waria Al-Fatah Yogyakarta menyampaikan apresiasi atas kegiatan magang alumni PDPM III IPM DIY di pondoknya.
“Saya sangat mengapresiasi sekali, bahwa gerakan pelajar Muhammadiyah ini, mempunyai terobosan yang maju. Kawan IPM ini selangkah lebih maju dalam merespon gejolak sosial. Bagaimana politisasi yang kita alami ini kemudian memecah masyarakat. Dengan adanya inklusivitas yang dikembangkan di pelajar melalui dakwah itu sangat bagus sekali. Bahkan saya ingin mengadopsi juga metode dakwah inklusif yang dipraktikkan oleh teman-teman PW IPM DIY. Selama ini kami sudah menjalankan gerakan inklusif, tetapi bukan dalam ranah dakwah,” jelasnya.
Ia berharap agar gerakan inklusif seperti ini bisa dikembangkan di dalam program dan strategi yang lain, terlebih di program IPM. Menurutnya, usia muda adalah saat yang tepat untuk belajar mengenai banyak hal.
“Pergerakan yang dilakukan oleh anak muda saat ini memang sangat diperlukan untuk menjadi pembelajaran kita bersama. Terlebih teman-teman dari IPM DIY dapat menjadi role model pergerakan anak muda ke ke depan yang inklusif dan humanis,” pungkasnya. (Riz)