MAGELANG, Suara Muhammadiyah – Guna memperkuat sikap kemandirian, rasa cinta, dan menggali kerjasama 585 Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) di Kabupaten Magelang disatukan dalam Jambore Anak Saleh 2022. Kegiatan itu menjadi momentum bangkit dari pandemi, memberdayakan, dan melatih anak untuk berprestasi menghilangkan rasa insecure.
Kegiatan yang diinisiasi oleh Majelis Pelayanan Sosial (MPS) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Magelang mempertemukan 17 LKSA/MCC Se-Kabupaten Magelang. Dari jumlah itu, dua diantaranya berasal dari Kota Magelang dan Cilacap. Selama tiga hari, anak-anak digembleng bagaimana menguatkan interaksi kepada sesama. Selain itu juga berusaha melepaskan pengaruh negatif dari adanya gawai.
Ketua Panitia Jambore Anak Saleh 2022 Siswanto menyebutkan, anak LKSA perlu dimotivasi. Sehingga rasa minder lenyap dan lebih siap terjun ke masyarakat. “Kita adakan workshop, perlombaan, pentas seni, dan outbond untuk saling menunjukkan kompetensi dan prestasi mereka,” katanya dalam pembukaan Jambore Anak Saleh di Lapangan Desa Tegalsari, Kecamatan Candimulyo, Jumat (28/10).
Senada, Ketua PDM Kabupaten Magelang Jumari mengungkapkan LKSA merupakan amal usaha pertama yang digagas. Bukan untuk memisahkan dari masyarakat, namun agar lebih berdaya dan percaya diri. “Bejajar dengan anak2 lain. Tidak ada yang mustahil asal berprestasi berdasarkan apa yang kita miliki,” ujarnya.
Ketua Majelis Pemberdayaan Sosial Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah Syamsudin mengingatkan pentingnya kekuatan interaksi antarsesama. Ia mencontohkan bagaimana saat ini orang-orang hanya jasadnya yang hadir ketika berkumpul. Namun pikirannya sibuk dengan aktivitas sendiri-sendiri. Salah satu penyebabnya adalah dipisahkan oleh alat canggih, berupa gawai.
“Kalau bisa mengurangi hal itu tentu kita bisa meningkatkan silaturrahim. Saling mengenal, sehingga mempertebal iman dan taqwa untuk menyongsong masa depan,” tuturnya.
Turut hadir Anggota Komisi E DPRD Provinsi Jawa Tengah Endrianingsih Yunita menyebut tantangan kedepan tidak mudah bagi anak yang tidak punya kompetensi. Mengingat saat ini adalah era yang dimudahkan teknologi dan artificial intelegence. “Kalau anak sekarang tidak punya keahlian dan daya saing pasti akan kesulitan,” tandasnya.
Penyuluh Sosial Ahli Muda Dinas Sosial PPKB PPPA Kabupaten Magelang Suroto memberikan motivasi kepada peserta jambore, agar mengubah rasa minder menjadi sebuah tantangan. Melalui proses pendidikan, menunjukkan kemampuan dan prestasi di bidangnya masing-masing. Baik akademik maupun non akademik. “Sampai rekan kalian bangga dan salut atas pengembangan potensi yang dimiliki,” pungkasnya.(arf/van)