SOLO, Suara Muhammadiyah – Puncak milad ke 87, Sekolah Penggerak SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta menggelar majelis ilmu di lapangan sekolah sehat berkarakter. Jumlah peserta yang hadir mencapai 800 orang, Sabtu (29/10/2022).
Acara dibuka dengan pembacaan ayat suci alquran oleh Ananda Syakira Hasna Azzahra kelas 6 Juara 1 Seni Tilawah tingkat Kota Surakarta, menyanyikan lagu Indonesia Raya, Sang Surya dan dipandu MC Avrilia orang tua Anindya Kirana Satriawan kelas 3C.
Kepala Sekolah Sri Sayekti menyampaikan acara bertajuk “Majelis Ilmu Puncak Milad ke-87”, Bersama Ustaz Drs H Wijayanto MA mewujudkan akhlak anak yang shalih dalam keluarga sakinah dalam rangka peringatan Milad.
“Puncak milad ke 87 bersama ustaz Wiyanto. alHamdulillah SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta bisa digelar kembali setelah 3 tahun tidak terlaksana akibat pandemi Covid-19,” ujar Sayekti.
Sayekti dalam sambutannya mengucapkan terima kasih kepada semua yang hadir dalam acara ini.
“Kegiatan telah terlaksana market day, anjangsana, ziarah, bakti sosial, pemeriksaan kesehatan gratis dan sebagai ajang silaturahim antar warga sekolah bersama PDM Surakarta, Majelis Dikdasmen, PCM Banjarsari, Kepala Dinas Pendidikan, Kabid Dikdas, Kasi SDM Dinas Pendidikan, Pengawas Sekolah dan Komite Sekolah,” terangnya.
Pandemi tidak hanya menguju kekuatan fisik tetapi juga menguji kekuatan spiritual. Pandemi telah memberikan banyak pekerjaan rumah yang harus kita selesaikan bersama di antaranya adalah masalah pendidikan.
“Terkhusus bagaimana kita memulihkan Kembali kesejahteraan psikologis anak-anak. Tidak dipungkiri PJJ telah membuat anak-anak mengakrabi gadgetnya dari pada ayah dan bundanya, sementara ayah bundanya sedang disibukkan untuk memulihkan kondisi ekonominya. Padahal kurikulum yang pertama dan utama adalah orangtuanya,” beber Kepala Sekolah Penggerak.
Dirinya mengajak agar kita semua terus bersemangat dalam berupaya mendidik putra-putri kita agar menjadi anak yang sholeh dan sholehah dan menjadi teladan bagi anak-anak serta bisa mencermati materi yang disampaikan Ustaz.
“Oleh karena itu sesungguhnya anak-anak saat ini lebih banyak melihat daripada mendengar dan yang sering dilihat adalah orang tuanya dan gurunya. Masih ada cita-cita di usia ke 88 dan seterusnya berdirinya SD Muhammadiyah 1 Ketelan Program Unggulan di bangun di Kawasan Sumber dan terbelinya ambulance patungan bermitra dengan Lazismu Solo,” pesan Sayekti.
Ustaz Wijayanto sangat mengapresiasi kegiatan sekolah yang telah berdiri kokoh sejak 1935, semua ada di SD Muhammadiyah 1 Solo.
“Dengan ilmu hidup jadi mudah. Dengan seni hidup jadi indah. Dengan agama hidup jadi terarah. Semua ada di SD Muhammadiyah 1 Solo ini,” ujar Ustaz Wijayanto. (Jatmiko)