Makna Bela Negara bagi Generasi Muda
MEDAN, Suara Muhammadiyah – Kementerian Pertahanan Ri melalui Pusat Pendidikan dan Latihan menggelar Kuliah Umum Bela Negara di Kampus UMSU, Selasa (1/11). Kuliah umum yang disampaikan oleh Brigjen TNI Ketut Gede Wetan Pastia diikuti sekitar 390 mahasiswa yang berasal dari Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, Universitas Prima Indonesia dan Universitas Panca Budi.
Kuliah umum dihadiri Plt L2DIKTI Wilayah I Sumatera Utara, Prof. Dr. Ibnu Hajar MSi, Plt L2DIKTI Wilayah III Dr. Ir. Paristiyanti Nurwardani MP, Rektor UNPRI Prof. Dr. Chrismis Novalinda Ginting Mkes, Para wakil rektor dan BPH UMSU.
Rektor UMSU Prof. Dr. Agussani menyampaikan apresiasi kepada Kemenhan atas terselenggaranya Kuliah Umum Bela Negara sebagai bagian dari upaya memantapkan program Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka. Menjadikan Kampus UMSU sebagai lokasi kuliah umum menjadi satu kehormatan.
Hal yang sama disampaikan oleh Ketua L2DIKTI Wilayah I Prof., Dr. Ibnu Hajar MSi. Kata Ibnu Hajar, mahasiswa hari ini adalah sosok pemimpin masadepan. Ibnu Hajar berharap program seperti ini dapat dilakukan secara berkelanjutan. Karena tantangan besar kita adalah, bagaimana kita sukses menyiapkan pemimpin masadepan bangsa ini.,
Nasionalisme dan Patriotisme
Kuliah umum yang menjadi bagian dari program Pembekalan dan Implementasi Merdeka Belajar, Kampus Merdek Bela Negara bagi mahasiswa diharapkan dapat mewujudkan kader bela negara yang memiliki jiwa nasionalis dan patriotisme yang tinggi.
Brigjen TNI Ketut Gede Wetan Pastia, pada kuliah umum itu menegaskan bahwa globalisasi yang sarat dengan semangat perubahan berdampak kepada perubahan nilai-nilai yang memengaruhi pola pikir, pola sikap dan pola
tindak generasi penerus bangsa serta berbagai permasalahan kebangsaan yang secara signifikan berpengaruh terhadap tatanan budaya bangsa.
Dikatakan, perkembangan iptek membawa nilai-nilai tertentu yang secara langsung atau tidak langsung bersinggungan dengan nilai-nilai sosial budaya bangsa yang sudah ada. Pemahaman generasi penerus
bangsa terkait nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, UUD NRI 1945, NKRI, dan sesanti Bhinneka Tunggal Ika, semakin terkikis oleh derasnya nilai-nilai baru yang tidak sesuai dengan jati diri bangsa.
Degradasi nilai-nilai luhur bangsa Indonesia telah mempengaruhi merosotnya sikap nasionalisme, patriotisme dan cinta tanah air bagi warga negara dalam memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa.
Terkait dengan pertahana negara dijelaskan bahwa, pertahanan negara bagi suatu bangsa yang berdaulat
merupakan suatu cara untuk menjaga, melindungi, dan mempertahankan keutuhan, persatuan dan kesatuan, serta kedaulatan bangsa terhadap segala bentuk ancaman.
Bangsa Indonesia memiliki cara sendiri untuk membangun sistem pertahanan negaranya, yaitu sistem pertahanan yang bersifat semesta dengan melibatkan seluruh warga negara, wilayah, dan sumber daya nasional lainnya, yang dipersiapkan secara dini oleh pemerintah dan diselenggarakan secara total, terpadu, terarah, dan berkelanjutan untuk menegakkan kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa dari segala ancaman.
Brigjen TNI Ketut Gede Wetan Pastia menegaskan, hakikat pertahanan negara yang bersifat semesta tersebut,
penyelenggaraannya didasarkan pada kesadaran atas hak dan kewajiban warga negara serta keyakinan pada kekuatan sendiri, yang disusun berdasarkan prinsip demokrasi, hak asasi manusia, kesejahteraan umum, lingkungan hidup, ketentuan hukum nasional, hukum internasional, dan kebiasaan internasional, serta prinsip hidup berdampingan secara damai dengan memperhatikan kondisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan dan negara maritim. .
Disebutkan, masa lalu bagi generasi muda, bela negara lebih mengedepankan semangat bela negara untuk lepas dari penjajahan. Sementara makna bela negara bagi anak milenial adalah, pejuang yang lebih mengedepankan semangat Bela Negara untuk mengisi kemerdekaan.
Usai penyelenggaraan kuliah umum, Brigjen TNI Ketut Gede Wetan Pastia bersama Rektor UMSU dan Rektor UNPRI melakukan dialog di Radio UMSU 91,6 FM seputar spirit bela negara melalui program Merdeka Belajar, Kampus Merdeka.
Sedangkan 390 mahasiswa dari tiga kampus di Medan melanjutkan kuliah di dalam kelas untuk memapkan materi bela negara oleh dosen dari Kemenhan RI. (Syaifulh)