YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah –Bertempat di Perpustakaan Universitas Ahmad Dahlan (UAD) kampus IV, rombongan rektorat dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro, Lampung diterima untuk menjalin kerjasama dan menimba ilmu. Sebelumnya, rombongan disambut oleh beberapa Badan Pengurus Harian (BPH) Pesantren Mahasiswa KH. Ahmad Dahlan (Persada), termasuk Mudir di depan Masjid Islamic Center UAD, Rabu (9/11).
Salah satu maksud kunjungan tersebut ialah penandatanganan nota kesepemahaman (MoU) antara pihak IAIN Metro dengan UAD, antara lain dalam hal pembinaan mahasiswa di pesantren.
Profil Persada, berikut beberapa hal mengenai model pembinaan yang dilakukan juga diuraikan oleh Mudir, Ust. H. Thonthowi, S.Ag., M.Hum. Berikut sejarah singkat dan dinamikanya.
Ditanggapi oleh Bapak Mustakim, beliau menyampaikan bahwa kedatangannya ke UAD di antaranya ialah untuk mengaji tentang kepesantrenan. Beliau menjelaskan tentang kondisi pembinaan mahasiswa di IAIN Metro sejauh ini.
“saat ini, kami baru mengadakan program Ma’had Al Jami’ah, namun masih diperuntukkan bagi mahasiswa penerima beasiswa KIP,” terang Kabag Akademik dan Kemhasiswaan IAIN Metro tersebut.
Ditegaskan lagi oleh Ibu Rektor, Dr. Siti Nurjannah, M.Ag, bahwa berdirinya Ma’had Al-Jami’ah merupakan mandatori dari Kementerian Agama bagi perguruan tinggi keagamaan Islam secara nasional.
“untuk melaksanakan mandat dari Kemenag tersebut, kami bekerjasama dengan pondok-pondok pesantren di sekitar kampus, yang jarak radius antara pondok dengan kampus tidak terlalu jauh,” tegas Ibu Rektor.
Dalam penutup sambutannya, beliau menuturkan bahwa Persada memberi sumbangan terbesar bagi beliau dan tim yang ikut membersamai dalam hal pengembangan pesantren. Sebagaimana misi beliau untuk terus menjalin kerjasama dan bermitra dengan berbagai perguruan tinggi ‘beken’ di Indonesia, tak terkecuali UAD.
Ust. Budi Jaya Putra, MH., selaku wakil mudir Persada menyampaikan bahwa salah satu hal yang dilakukan oleh Persada dalam membina santri, mahasiswa UAD dalam kurun waktu satu tahun atau dua semester tersebut, ialah ibarat memberi kail dan pancing. Selanjutnya kembali pada inovasi, kreativitas, usaha dan minat santri sendiri yang dapat mengembangkan.
Diskusi dan tanya jawab berlangsung hangat, dan dalam penghujung pernyataan Bapak Mustakim sebelum pamit untuk melanjutkan agenda berikutnya, beliau kagum dan bersyukur telah bertemu dan diterima oleh Persada.
“Kami tidak bisa berkata-kata lagi kecuali kekaguman. Kami yakin masuk di tempat yang benar atau mudkhala shidqin, insyaallah dan ini harapan kami juga keluar nanti mukhraja shidiqin, mampu mengambil ilmu dan menerapkannya di kampus kami nantinya,” tutup beliau. (Diyan)