SURAKARTA, Suara Muhammadiyah – Uji Kompetensi Wartawan (UKW) Media Afiliasi Muhammadiyah berakhir, Selasa (15/11/2022) sore. Sebanyak 20 peserta dinyatakan lulus alias berkompeten untuk jenjang muda, 2 peserta dinyatakan gugur, dan 1 orang dinyatakan tidak lulus.
Bagi mereka yang dinyatakan lulus akan mendapatkan sertifikat dan kartu sertifikasi dari Dewan Pers. Keduanya akan diserahterimakan pada 3-4 bulan mendatang. Bagi yang tidak lulus bisa mengikuti UKW lagi, waktunya minimal enam bulan, terhitung dari keikutsertaan pada UKW pertama.
UKW Media Afiliasi Muhammadiyah digelar selama dua hari (14-5/11/2022) di Kampus Fakultas Komunikasi dan Informatika (FKI) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS). Kegiatan ini hasil kerja sama Kemenag RI, UMS, dan MDIndonesia.
Dr. Retno Intani ZA M.Si, salah seorang penguji dari UKW Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), mengatakan, kompetensi ini merupakan lagkah awal bagi para jurnalis untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Di mana tantangan yang dihadapi jurnalis ke depan tidaklah mudah dan makin berat.
“Karena sekarang Anda semua berbeda dengan jurnalis yang tidak berkompeten. Makanya Anda harus menjaga amanah ini sebaik-baiknya,” ujar dia.
Kata Retno, para jurnalis yang tersertifikasi harus memegang teguh prinsip jurnalistik yang menjadi pedoman dalam menjalankan profesinya. Prinsip jurnalistik ini ditetapkan oleh Dewan Pers berupa kode etik.
Selama dua hari mengikuti UKW, para jurnalis harus menyelesaikan ujian tulis dan praktik. Materi ujian ujian tulis berupakan pemahaman tentang Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 Pers, pemahaman tentang bahasa, dan lain sebagainya.
Sementara untuk praktiknya, para peserta UKW diwajibkan melakukan wawancara doorstop, wawancara eksklusif, rapat redaksi, menulis berita, dan lainnya.
Wakil Ketua Majelis Pustakan PP Muhammadiyah Roni Tabroni M.Si mengucapkan selamat atas terselenggaranya UKW yang baru pertama kali digelar di lingkungan Muhammadiyah.
“Saya bisa lihat betapa capeknya peserta UKW ini. Harus menyelesaikan tugas, menulis laporan, saya sendiri yang melihat saja sudah capek,” kata dia, lalu tersenyum.
Roni mengatakan, kegiatan yang mendatangkan para penguji dari UKW UMJ kategorinya sehat. Kegiatan UKW bisa diselengarakan secara periodik.
“UKW UMJ ini adalah satu-satunya di Indonesia yang berbasis ormas. Mereka bisa menguji siapa pun, bukan hanya jurnalis dari media afiliasi Muhammadiyah,” jelasnya.
Roni menambahkan, para jurnalis yang lulus jenjang muda bisa mengikut jenjang Madya minimal 3 tahun. “Aturannya begitu. Yang jelas sekarang, tidak ada satu pun narasumber yang boleh menolak
diwawancarai karena Anda lulus UKW,” tandasnya.
Zainal Arifin, wakil ketua panitia pelaksana, menyatakan sangat bersyukur UKW Media Afiliasi berjalan lancar dan sukses. “Banyak pelajaran berharga yang baru yang kita tahu setelah mengadakan kegiatan ini,” ujar dia.
Menurut dia, UKW ini sangat strategis untuk meningkatkan kapasitas dan kecakapan para jurnalis media afiliasi Muhammadiyah. Sebab, mereka harus menjalani ujian tulis dan ujian praktik yang ketat.
Zainal mengungkapkan, UKW media afiliasi Muhammadiyah ini dijadwalkan digelar lagi. Ada dua Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) yang sudah menyatakan kesanggupan menjadi tuan rumah.
“Tanggal pastinya belum kami tentukan. Yang jelas mendekati peringatan Hari Pers Nasional,” pungkas dia. (Riz)