Launching di Muktamar, Tafsir At-Tanwir Produk Unggulan Muhammadiyah
SURAKARTA, Suara Muhammadiyah – Tak lama Suara Muhammadiyah meluncurkan Tafsir At-Tanwir jilid 2. Tafsir ini merupakan amanat Muktamar Makassar kepada Majelis Tarjih PP Muhammadiyah untuk menghasilkan produk unggulan. Sehingga dalam penyusunannya, Tafsir ini disusun dengan sangat berhati-hati. Untuk mengurangi kesalahan dan kecacatan yang kemungkinan dapat terjadi.
Syamsul Anwar, Ketua Majelis Tarjih PP Muhammadiyah mengatakan bahwa Tafsir At Tanwir jilid 2 merupakan program unggulan Muhammadiyah yang dibebankan kepada Majelis Tarjih dalam penulisan dan penyusunannya.
Kenapa Tafsir ini menjadi produk unggulan persyarikatan. Syamsul Anwar menjawab bahwa dalam penulisannya mengembangkan empat etos utama. Pertama, mengembangkan pengetahuan. Tafsir At Tanwir mengembangkan etos ini karena ilmu pengetahuan menjadi syarat bagi manusia untuk mencapai kemajuan. Sehingga pengetahuan menjadi etos yang penting dalam tafsir ini.
Kedua, etos kerja atau etos ekonomi. Dalam hal ini majelis Tarjih melihat bahwa kerja keras menjadi etos manusia maju. Sehingga ia berharap melalui Tafsir ini dapat menggerakkan warga persyarikatan mementingkan etos ekonomin melalui kerja keras. Ketiga, etos sosial. Pengembangan etos sosial dinilai strategis untuk menegakkan kesejahteraan masyarakat secara luas. Maka melalui kegelisahan ini, Tafsir At-Tanwir hadir mewakili gerakan yang mengedepankan sosial seperti Muhammadiyah.
Keempat, etos ibadah. Di samping kesolehan sosial, manusia juga dituntut untuk mengembangkan etos pribadi yang paripurna. Etos pribadi ini secara langsung maupun tidak terejawentahkan dalam ibadah.
Secara khusus Tafsir At-Tanwir berisikan 164 ayat. QS Al-Baqarah dari ayat 42 sampai ayat 284. “Tafsir ini ditafsirkan secara tematik yaitu berdasarkan urutan. Selain itu juga ditafsirkan secara tematik, yaitu dikelompokkan berdasarkan tema. Pada Tafsir At-Tanwir jilid 2 ini banyak memuat hukum hukum syariat karena menafsirkan QS Al-Baqarah yang turun di periode Madinah,” ujarnya.
Syamsul menambahkan, dalam menafsirkan Al-Qur’an Majelis Tarjih menghindari perbedaan yang mencolok dengan yang ditafsirkan kemenag. Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya kebingungan di masyarakat.
“Selama tidak ada perbedaan yang mendasar kita mengikuti tafsir yang sudah ada agar tidak membingungkan,” tegasnya.
Tafsir At-Tanwir jilid 2 berisikan juz 2 dan sebagian juz 3 Al-Qur’an. Dalam Al-Baqarah ayat 282, Majelis Tarjih menafsirkan ayat tersebut sebagai teori keadilan dalam Islam, teori distribusi yang sesuai dengan kontribusi. (diko)