BENGKULU, Suara Muhammadiyah – Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) bekerjasama dengan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Bengkulu mengadakan “Pelatihan Pencegahan Intoleransi dan Anti Perundungan bagi Sekolah Muhammadiyah se Wilayah Bengkulu” pada 25-26 November 2022.
Menurut Koordinator Tim Kerja, M. Sofyan, pelatihan ini diadakan dalam rangka Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) yang digalakkan oleh Kemenko PMK , salah satunya untuk melatih guru-guru Muhammadiyah di wilayah Bengkulu agar menjadi duta perdamaian dan anti perundungan, khususnya di sekolah Muhammadiyah.
“Guru adalah ujung tombak pencetak generasi bangsa melalui pendidikan, mereka diharapkan menjadi duta toleransi dan anti perundungan di sekolah masing-masing, sehingga diikuti oleh anak didiknya” ungkapnya.
Di sisi lain dalam pandangan Ketua PWM Bengkulu, Syaefullah sebetulnya bagi Muhammadiyah praktek toleransi sudah dijalankan sejak organisasi berdiri, dan hingga kini dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari, bahkan di dunia pendidikan. Baginya amal usaha Muhammadiyah dalam bidang pendidikan tersebar di Indonesia Timur.
“Kegiatan ini sangat penting untuk merivitalisisasi nilai -nilai toleransi di sekolah Muhammadiyah, agar para sekolah Muhammadiyah menjadi rujukan bagi sekolah lain dalam praktek toleransi dan anti perundungan” kesannya.
Salah satu narasumber pelatihan, Nandang Suwandi, memberikan apresiasi kepada peserta yang berasal dari sekolah Muhammadiyah se Bengkulu karena selalu antusias selama mengikuti pelatihan.
“Saya optimis dengan melihat passion para peserta, mereka akan menjadi duta toleransi di sekolah Muhammadiyah masing-masing, bahkan bagi sekolah di luar Muhammadiyah” harapnya. (Masruri)