CIANJUR, Suara Muhammadiyah – Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) bersama Lazismu PP Muhammadiyah mendistribusikan bantuan ke Lembaga Pemasyarakata (Lapas) Cianjur, Ahad (27/11/2022).
Ketua MDMC PP Muhammadiyah, Budi Setiawan mengatakan, Lapas ini menjadi salah satu tempat yang terdampak gempa berkekuatan magnitudo (M) 5,6 pada Senin, (21/11/2022) dan tembok lapas dilaporkan roboh.
“Alhamdulillah, pagi ini MDMC bersama Lazismu berkesempatan silaturrahim ke Pondok Pesantren at-Taubah yang merupakan warga binaan di Lapas Cianjur. Kami mengetahui bahwa gempa atau musibah bencana alam tidak pernah pilih-pilih orang. Maka saudara kita di lapas juga terkena, karena sebagian tembok runtuh,” tuturnya.
Dia mengatakan, tujuan MDMC dan Lazismu datang ke Lapas ini ingin berbagi bantuan dan memastikan jika ada beberapa kebutuhan yang belum terpenuhi, misalnya tambahan suplemen dan lain-lain.
“Alhamdulilah kita bisa berkomunikasi dengan pimpinan lapas dan (beliau) memberi kesempatan kepada kami untuk bertemu langsung dengan warga binaan di lapas untuk mengetahui apa keinginan mereka,” ucap Budi.
Menurut Budi, pihak MDMC ingin memastikan jika warga binaan ini bisa mendapatkan tambahan suplemen, atau mungkin warga binaan pesantren At-Taubah di lapas ini butuh peralatan-peralatan ibadah.
“Insya allah akan kita komunikasikan dengan lembaga-lembaga lain untuk memberikan dukungan, sehingga kegiatan di lapas ini bisa berhasil dengan sebaik-baiknya. Jika dimungkinkan kami akan membentuk tim kesehatan,” tuturnya.
Budi kembali menegaskan, bahwa warga binaan di lapas juga saudara-saudara kita yang terkena musibah. “Maka sudah menjadi tugas kemanusiaan kita untuk membantu meringankan beban mereka. Insya allah menjadi kebaikan bagi kita semua,” imbuhnya.
Kepala Lapas Kelas II B Cianjur, Tomi Elyus mengucapkan terima kasih kepada Lazismu, MDMC dan Muhammadiyah atas kepeduliannya kepada Lapas Cianjur ini.
“Kami ada 94 petugas dan 750an warga binaan. Memang kondisi kami mungkin nanti bisa dilihat secara langsung lewat video atau foto, bahwa per hari ini kita memang masih membutuhkan beberapa logistik. Saya sebagai kepala lapas tentu saja mengucapkan terima kasih, saya harap kita serahkan (bantuan tersebut) langsung ke warga binaan,” ucapnya.
Tomi mengatakan, lapas cianjur ini merupakan lapas percontohan dan yang pertama mendirikan pesantren di lapas. “Jadi kita di sini sebenarnya menyebut mereka ini santri, kita menghilangkan sekat bahwa mereka narapidana. Dan terbukti kok, mereka sampai saat ini meskipun tembok roboh tidak ada yang melarikan diri, bahkan ketika baru terjadi gempa mereka pada posisi masih trauma, lalu saya kasih kode untuk berdoa, mereka semua langsung serentak berdoa,” ucapnya.
Kepada Muhammadiyah, Tomi menyampaikan ucapan terima kasih, dan berharap semua pihak bisa saling memahami bahwa umat juga banyak yang di Lapas.
“Saya sampaikan terima kasih tentu saja kepada teman-teman Muhammadiyah. Kita harus yakin bahwa mereka (warga binaan) bisa berubah. Jangan-jangan, mereka yang di dalam ini suatu saat bisa lebih baik ke depan. Tidak ada kata lain yang bisa saya ucapkan, melainkan terima kasih atas perhatian teman-teman Muhammadiyah, Lazismu dan MDMC, hanya Tuhan yang bisa membalas kebaikan kalian semua,” ucapnya.
Sementara itu, salah satu warga binaan lapas mengaku selain membutuhkan obat-obatan, juga banyak kebutuhan yang belum terpenuhi.
“Butuh tenda, selimut, bahan makanan dan obat-obatan. Karena banyak sekali yang belum kebagian, bahkan kami tidur dengan kondisi seperti ini,” ucapnya sambil menunjuk tenda pengungsian.
“Obat – obatan yang paling penting. Ada tim medis tapi kekurangan. Selain tenda, baju, selimut, vitamin, kami juga masih membutuhkan baju sholat, baju koko, peci, sarung,” tutupnya. (NIZ)