Lembaga Pendidikan Muhammadiyah Melahirkan Kader Persyarikatan Berkemajuan
YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof H Hilman Latief, MA., PhD menghadiri acara Tabligh Akbar dan Anugerah Pendidikan Muhammadiyah. Acara tersebut digelar oleh Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Daerah Istimewa Yogyakarta (PWM DIY), Sabtu (24/12).
Adapun tujuannya dalam rangka menyemarakkan Musyawarah Wilayah (Musywil) XIII yang digelar pada Jumat-Minggu (17-19/1) tahun depan di Kampus UNISA Yogyakarta. Kegiatan tersebut digelar bertempat di Gor Amongrogo Yogyakartadan dihadiri oleh Kepala Sekolah Muhammadiyah tingkat SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA se DIY. Dan juga perwakilan para peserta didik dari semua jenjang hadir memenuhi lokasi acara.
Dalam amanahnya, Prof Hilman menutip salah satu quotes dari Nelson Mandela yang mengatakan bahwa Education is the most powerful weapon we can use to change the world. Maknanya sebagai pendidikan adalah senjata paling ampuh yang bisa digunakan untuk mengubah dunia.
Dirinya juga mengatakan bahwa pendiri Persyarikatan Muhammadiyah, Kiai Haji Ahmad Dahlan pernah melakukan perjalanan spiritual sebanyak dua kali, yaitu menunaikan ibadah haji dan belajar dalam mengeksplorasi ilmu pengetahuan. Dan pada saat bersamaan para ulama-ulama lain yang berkhidmat belajar (menuntut ilmu) bertujuan untuk mengubah wajah dunia. Menurutnya, para ulama-ulama menujukkan kiprahnya luar biasa sehingga dapat memberikan inspirasi bagi generasi yang akan mendatang.
Para ulama tersebut yang telah mendorong Majelis Dikdasmen PWM DIY untuk bekerja keras dalam mengidentifikasi para pendidik yang tersembunyi di dalam gedung-gedung sekolah atau madrasah. Yakni pendidik hebat, unggul, dan berkemajuan di dalam mendidik tunas-tunas bangsa sebagai pelanjut roda kepemimpinan selanjutnya di masa depan.
“Ini bentuk kerja keras dan dedikasi. Sekali lagi, kita apresiasi dan mengucapkan selamat untuk Majelis Dikdasmen PWM DIY. Karena tanpa kerja keras, tidak akan ditemukan guru-guru yang berdedikasi. Mudah-mudahan apa yang tadi diberikan (penghargaan) adalah sebuah penghormatan yang diberikan oleh Persyarikatan Muhammadiyah terhadap dedikasi sekolah, siswa, mapun pendidiknya,” ujarnya.
Prof Hilman mengingatkan bahwa Muhammadiyah lahir sebagai organisasi pembaruan (tajdid) yang bermaksud melahirkan mujtahid. Yakni orang-orang yang selalu memikirkan dan mendorong pada proses trasnformasi. Sebab, tidak ada transformasi yang kuat, kecuali melalui lembaga pendidikan. Dan lembaga pendidikan di Persyarikatan Muhammadiyah ingin mendorong pada kelahiran kader-kader yang unggul dan berkemajuan.
“Lembaga pendidikan Muhammadiyah tidak sekadar melahirkan lulusan, tetapi juga ingin melahirkan mujtahid-mujtahid baru yang akan mengisi gerakan Persyarikatan Muhammadiyah di masa depan. Dengan kata lain kita ingin melahirkan kader-kader Persyarikatan yang berkemajuan,” kata Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama tersebut.
Prof Hilman menilai bahwa Muhammadiyah sangat ramai dan dipercaya oleh khalayak masyarakat luas. Penilaiannya pada sisi pengelolaan lembaga pendidikannya yang dikelola dan tersistematisasi dengan baik lewat tarikan napas pengkaderan. Menurutnya, lembaga pendidikan di Persyarikatan Muhammadiyah tidak bermisi menghasilkan lulusan yang standar, tetapi lebih kepada lulusan yang memiliki visi dan karakter berkeunggulan dan berkemajuan. (Cris)