YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Direktur Utama PT Syarikat Cahaya Media (PT SCM) / Suara Muhammadiyah, Deni Asy’ari, MA Dt Marajo menghadiri secara langsung acara launching dan bedah buku di Gedung Amphitheater Fakultas Kedokteran Kampus 4 Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, Kamis (5/1). Buku tersebut sebagai karya dari Dr Immawan Wahyudi, MH dengan judul “Muhammadiyah: Wawasan dan Komitmen”. Buku tersebut diterbitkan oleh Penerbit Suara Muhammadiyah.
Hadir langsung dalam acara tersebut antara lain Rektor UAD Yogyakarta, Dr H Muchlas Arkanuddin, M beserta jajaran, Direktur Utama PT Syarikat Cahaya Media / Suara Muhammadiyah, Deni Asy’ari, MA Dt Marajo, Sekretaris Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Muhammad Sayuti, MPd., MEd., PhD (pembedah), Direktur Media dan Publikasi Suara Muhammadiyah, Isngadi Marwah Atmadja, MH (pembedah), dan seluruh peserta yang hadir dari berbagai instansi dan perguruan tinggi lainnya.
Dalam sambutannya, Deni mengatakan bahwa buku yang diberi kata pengantar dari Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode 2022-2027, Prof Dr KH Haedar Nashir, MSi tersebut menjadi akumulasi dari kumpulan tulisan yang ditulis selama 38 tahun, di mulai dari tahun 1984 sampai tahun 2022. Di sini Deni mengapresiasi kepada Immawan yang telah merawat semangat literasi di dalam mencerahkan kehidupan bangsa dan Persyarikatan Muhammadiyah.
“Ini adalah kumpulan tulisan beliau selama 38 tahun. Ini luar biasa. Artinya ada semangat dan konsistensi beliau di dalam merawat dunia literasi dan juga menjaga budaya akademisi,” ujarnya.
Tidak sampai disitu saja, Deni sangat kagum dan tertegun dengan Dosen Fakultas Hukum UAD Yogyakarta yang sekaligus pernah menjabat sebagai Wakil Bupati Gunungkidul 2011-2021 tersebut. Kendati telah berkecimpung di dunia politisi, tetapi budaya menulis tetap dijaga dan dirawat tanpa henti. Sebab untuk menemukan sosok sepertinya, sudah sangat langka di era disrupsi super kompleks seperti zaman sekarang.
“Dengan posisi beliau yang sudah masuk di dunia politisi, ternyata masih bisa merawat dunia literasi. Sebab kalau orang yang sudah merasa enaknya di dunia politisi, mungkin dunia literasi dan akademisi mulai mengabur. Tetapi bagi senior kita, Bapak Immawan Wahyudi sampai tahun 2022 masih terus aktif dan produktif dalam melahirkan karya tulis,” katanya.
Deni menilai buku karya Immawan Wahyudi ini layak dibaca oleh khalayak umum. Karena memiliki korelasi dengan kehidupan masa kini. Setiap cerita yang digoreskan lewat buku tersebut mengandung secercah pesan yang memiliki dampak besar bagi denyut-nadi kehidupan umat dan bangsa.
Tidak berhenti di situ saja, di dalam buku ini sosok Immawan Wahyudi sangat menonjol di dalam menguraikan secercah pesan yang ditulis. Di mana dari butir pesannya yang terhimpun di setiap ceritanya sejatinya dimaksudkan untuk kehidupan di masa lampau, tetapi dalam berjalannya waktu pesan tersebut memiliki implikasi dengan kehidupan di masa kini dan masa yang akan mendatang.
Bersamaan dengan itu, Deni juga menyoroti potret kehidupan keagamaan umat masa kontemporer. Di mana telah dan akan terus dihadapi dengan terjadinya gelombang ekstrimisme antara lain ekstrimisme berwajah fundamentalisme radikal dan ekstrimisme sekuler liberal. Dua corak ekstrimisme tersebut memberikan impact (dampak) bagi lingkungan Persyarikatan Muhammadiyah.
Di samping itu, kehidupan abad modern ini turut dimunculkan dengan terjadinya fenomena siber religion. Yakni orang yang menjalankan agama dengan mencari rujukan di dunia siber.
“Ini tantangan kita di dunia siber religion. Dan buku yang ditulis oleh Immawan Wahyudi menurut saya harapan baru karena ketika Pak Haedar menulis selalu dengan narasi yang sangat formal. Ada 12 wawasan berMuhammadiyah kata beliau dan dijabarkan ada ideologi Muhammadiyah, berpaham Islam agama yang sesuai dengan paham Muhammadiyah, memberi dan menebar manfaat, lebih sangat formalistik. Tetapi buku ini mencoba membreakdown teoritisasi dengan contoh-contoh yang bisa dipahami,” jelasnya. (Cris)