“ Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”. (Al Qur’an Surat Al Baqarah : 30)
KUDUS, Suara Muhammadiyah – Dosen Universitas Muhammadiyah Kudus (UMKU), Supardi, S.E., M. Kes., menyampaikan materi Darul Arqom Dasar (DAD) Pimpinan Komisariat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (PK IMM) Insan Kamil UMKU dengan tema “ Tauhid dan Urgensinya Bagi Kehidupan Muslim ” yang diikuti mahasiswa secara luring yang diselenggarakan pada hari Kamis malam, 19 Januari 2023 di Kampus Dua UMKU, Desa Prambatan Lor, Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kudus.
Agenda ini diikuti 45 mahasiswa perwakilan 13 program studi yang terdiri atas Program studi S-1 Farmasi, S-1 Administrasi Rumah Sakit, S-1 Gizi, D-4 Teknologi Laboratorium Medis (TLM), S-1 PGSD, S-1 Teknik Industri, S-1 Sistem Informatika, S-1 Ilmu Komputer, S-1 Matematika, S-1 Bisnis Digital, S-1 Akuntansi, S-1 Hukum, dan S-1 Ekonomi Syari’ah.
Materi yang diterima oleh peserta DAD adalah Tauhid dan Urgensinya Bagi Kehidupan Muslim.
Supardi yang juga Kepala Badan Studi Islam dan Kemuhammadiyahan (BSIK) UMKU menjelaskan Urgensi Tauhid dalam Kehidupan Sosial ada 3 (tiga) macam, yaitu :
Pertama, Mengetahui tujuan Allah menciptakan manusia, sebagaimana Firman Allah dalam Al Qur’an Surat (QS) Al Baqarah/2: 30 yang artinya “ Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”
Dan QS. Al Mulk/ 67: 22, yang artinya “ Apakah orang yang merangkak dengan wajah tertelungkup yang lebih terpimpin (dalam kebenaran) ataukah orang yang berjalan tegap di atas jalan yang lurus? Kaum musyrik yang durhaka itu dilukiskan pada ayat ini dan dibandingkan dengan kaum yang selalu taat kepada Allah dengan ungkapan yang tegas”.
Kedua, Menjadikan hati manusia bersatu dengan Rabb yang satu, satu kitab, satu risalah & satu kiblat (menjadikan manusia saling mencintai dan bersaudara (QS. Al Hujurat/49: 10)
Ketiga, Membuahkan amal shalih yang diridhai Allah sehingga membuka berbagai pintu kebaikan & mendatangkan pertolongan Allah dalam menghadapi musuh-musuh mereka (QS. Al A’raf 7: 96; QS. Muhammad /47: 7)
Supardi yang juga anggota Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Pimpinan Cabang Muhammadiyah Kota Kudus menjelaskan bahwa jenis-jenis tauhid ada 4 (empat), yaitu
Pertama, Tauhid Rubbubiyah adalah pengakuan, bahwa seluruh alam ini, baik alam nyata (benda) atau alam gaib (alam roh) diciptakan oleh Allah SWT. Adapun Tauhid rubbubiyah ini mencakup dimensi keimanan:
- Beriman kepada perbuatan-perbuatan Allah SWT;
- Beriman kepada takdir Allah SWT;
- Beriman kepada Zat Allah SWT (QS. Al-Fatihah/1: 1); (QS. Al-A’raf/7: 54); (QS. Al-Baqarah/2:29)
Kedua, Tauhid uluhiyyah, yaitu meyakini bahwa Allah satu-satunya tempat memuja, memohon, dan menyembah (berarti dengan makna: laa ilaaha illallah dan laa ma’buda illallah). Adapun implementasi tauhid uluhiyah hanya bisa terjadi dengan dua dasar, yaitu :
1). Memberikan semua bentuk ibadah hanya kepada Allah SWT, tanpa adanya sekutu yang lain. (QS. An-Nisa/4: 36); (QS. Al-Bayinah/98: 5)
2). Hendaknya semua bentuk ibadah itu sesuai dengan perintah Allah SWT dan meninggalkan larangan-Nya melakukan maksiat. (QS. Al-Anbiya/21: 25); (QS. Al-Isra/17: 36)
Ketiga, Tauhid Asma Wa Sifat
Tauhid Asma Wa Sifat adalah penetapan dan pengakuan yang kokoh atas nama-nama dan sifat-sifat Allah Swt. yang luhur berdasarkan petunjuk Allah Swt. dalam Al-Qur’an dan petunjuk Rasulullah dalam sunahnya.
Keempat, Tauhid Mulkiyah, yaitu Kesadaran dan keyakinan bahwa Allah SWT saja yang berdaulat secara absolut atas seluruh alam semesta (QS. Al-Maidah/5: 120), menguasai manusia (QS. An-Nass/114: 2,) dan penguasa hari kiamat (QS. Al-Fatihah: 4)
Supardi menjelaskan kembali bahwa ancaman terhadap Tauhid adalah
Pertama, Hawa Nafsu (QS. Al-Jasiyah/45: 23)
Kedua, Syaitan (QS. Shaad: 80-82)
Ketiga, Lingkungan yang meliputi :
- Lingkungan alam (praktek magis-mitologis)
- Lingkungan Sosial (kristenisasi, sekularisme, materialisme, nabi palsu dan aliran sesat.
Supardi yang juga Ketua Pimpinan Ranting Muhammadiyah Burikan Kota Kudus menjelaskan kembali bahwa Tauhid sebagai Inti Ajaran Islam, sebagai berikut :
- Allah sebagai Tuhan yang wajib disembah
- Allah sebagai standard of judgment (standar nilai)
- Allah sebagai titik tuju arah hidup manusia
- Allah sebagai pembebas manusia dari perbudakan
Supardi menegaskan kembali bahwa Peran Tauhid Dalam Kehidupan ada 4 (empat) hal yang meliputi :
- Menuntun dan mengemban dasar ketuhanan yang dimiliki manusia sejak lahir.
- Memberi ketenangan dan ketentraman jiwa. Dalam hal ini, agama sebagai kebutuhan fitrah akan menuntut dan mendorong manusia untuk terus mencari atau mendalaminya.
- Menjadi pedoman hidup yang pasti. Meyakini Tuhan akan memberikan arahan dan pedoman yang pasti dalam kehidupan manusia.
(Wakhidah Noor Agustina)