Melatih Anak Berpuasa Sejak Dini
Oleh: Mahsya Jauza Zanety
Puasa merupakan salah satu amalan wajib yang harus dilakukan Muslim di bulan Ramadhan. Puasa sendiri diartikan menahan diri dari makan, minum, nafsu dan lainnya yang dapat membatalkan puasa sejak dari terbit fajar sampai tenggelam matahari. Puasa juga dapat dijadikan sebagai ajang untuk mengendalikan diri dalam pikiran, perasaan, dan perilaku yang dilarang. Puasa tidak hanya dilakukan pada bulan Ramadhan, namun juga dapat dilakukan di hari-hari tertentu pada bulan-bulan lainnya.
Ada berbagai manfaat yang didapatkan ketika seseorang melakukan puasa. Baik itu dari aspek agama maupun medis. Ibadah ini tidak wajib dilakukan oleh anak yang belum baligh, namun pengenalan serta pembiasaan dapat dilakukan sebagai latihan sejak dini agar anak terbiasa melakukan ibadah puasa.
Mengapa Penting Melatih Berpuasa Sejak Dini?
Puasa merupakan rukun Islam ke 4 yang diwajibkan kepada orang-orang yang beriman, Sebagaimana Firman-Nya dalam surat al- Baqarah: 183:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمتَتَّق ونَ
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan untukmu berpuasa sebagaimana
telah diwajibkan pada orang-orang sebelummu, mudah-mudahan kamu bertakwa”.
Puasa bagi anak-anak bukanlah sebuah kewajiban, namun untuk memantapkan anak agar mampu berpuasa diperlukan sebuah latihan dan bimbingan dari orang tua. Dikutip dari The Asian Parent yang mengatakan bahwa latihan berpuasa sudah dapat di mulai pada rentang usia 4-6 tahun sesuai dengan kesanggupan anak masing-masing. Di mulai dari kegiatan bangun sahur, menikmati hidangan buka puasa, semuanya harus mulai diperkenalkan sejak usia dini.
Sayangnya, masih banyak orang tua yang khawatir untuk mengajak anak-anaknya berpuasa karena dianggap dapat membuat anak lemah, kekurangan gizi, membuat sakit dan masih banyak lagi. Padahal kenyataannya puasa bagi anak-anak dapat menjadi latihan ketahanan baik fisik maupun mental, namun tentu saja dalam pelaksanaannya di sesuaikan dengan kesanggupan tiap anak dan pada sahur dan berbuka memakan makanan bergizi agar kebutuhan anak tetap terpenuhi.
Selain itu puasa juga bermanfaat untuk menguatkan karakter anak. Berpuasa akan membentuk karakter anak untuk mulai bertanggung jawab, dimana anak akan diajarkan untuk jujur pada Allah SWT serta dirinya sendiri untuk tidak melanggar ketentuan saat berpuasa. Kemudianmeningkatkan ketakwaan, dimana takwa merupakan pangkal dalam membentuk karakter seorang muslim, karena takwa yang tertanam dijiwa seseorang akan terpancar dalam kehidupan sehari-harinya. Lalu puasa juga melatih karakter anak untuk disiplin dan mengenal pengendalian diri. pengendalian diri membantu anak dalam bersosialisasi dan beradaptasi dengan lingkungannya. Tanpa pengendalian diri yang baik, anak akan mudah menyerah, sulit untuk bersabar dan kurang menerima kritikan.
Bagaimana Proses Melatih Anak Berpuasa?
Keluarga merupakan sumber utama dalam melakukan berbagai kegiatan ibadah. Sehingga orang tua memiliki kewajiban untuk melatih dan membimbing anak dalam ibadah termasuk berpuasa. Di awal anak perlu diberikan pemahaman mengenai apa itu puasa, syarat dan apa saja larangannya. Di sini orang tua perlu mengenalkan melalui cerita atau atau dapat menggunakan media yang disukai anak. Kedua, setelah pemahaman barulah anak diajak untuk melakukan praktek puasa secara langsung, di mulai dari sahur, sampai dengan saatnya berbuka. Setelah itu pada prosesnya memberikan dorongan motivasi dan afeksi-afeksi kecil untuk menyemangati si anak. Kemudian memberikan contoh dalam melakukan ibadah-ibadah sederhana selama berpuasa.
“Proses belajar setiap anak learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live together”. Sehingga orang tua tidak hanya mengenalkan dan mengajarkan namun juga memberi contoh yang baik serta melibatkan anak. Misalnya seperti saat memberi zakat atau sedekah anak di libatkan untuk langsung ikut memberikan zakat atau sedekah sehingga hal ini juga dapat melatih empati pada anak.
Namun satu hal yang perlu diperhatikan dalam proses melatih anak berpuasa ialah dengan tidak memaksanakan anak untuk menyempurnakan puasanya. Hal itu agar tidak membuat anak melakukan kebohongan selama proses berpuasa. Karena pada dasarnya dia belum termasuk mukallaf (terkena beban kewajiban). Hal ini perlu di perhatikan karena banyak kasus anak mencoba minum atau makan seara sembunyi-sembunyi karena memaksakan diri untuk menyelesaikan puasa dengan sempurna namun malah tidak mendapatkan nilai kebaikannya.
Terakhir bahwa melatih anak dalam berpuasa memerlukan sikap lemah lembut untuk membujuk serta memotivasi mereka agar mau mencoba memulai. Namun apabila sekiranya mereka tidak sanggup, atau hanya dapat menjalankannya separuh waktu, hal itu sudah memadai. Dalam proses melatih berpuasa pada anak yang terpenting adalah anak sudah menunjukkan I’tiqad baiknya untuk mencoba menjalankan ibadah dan dapat mengambil esensi dari berpuasa itu sendiri.
Mahsya Jauza Zanety, Mahasiswa PPG Prajabatan jurusan PG-PAUD di Universitas Sriwijaya