Tingkatkan Publikasi di Jurnal Internasional, Hindari Perjokian

Tingkatkan Publikasi di Jurnal Internasional, Hindari Perjokian

Workshop dan pendampingan penulisan artikel di jurnal internasional

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Isu perjokian dalam penulisan artikel di jurnal internasional oleh beberapa dosen menjadi wacana yang cukup panas akhir-akhir ini. Perjokian ini terjadi karena beberapa hal, seperti kurangnya kemampuan dosen dalam penulisan artikel ilmiah internasional, dan rendahnya etika dosen dalam disiplin akademis. Tentu, perjokian dalam penulisan artikel ilmiah telah mencoreng marwah pendidikan tinggi.

Menghadapi fenomena ini, Fajar Junaedi dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, dan Dani Fadillah dari Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah Tiongkok berkolaborasi mengadakan workshop dan pendampingan penulisan artikel di jurnal internasional. “Program ini kami lakukan terutama untuk meningkatkan kompetensi dosen yang belum memiliki kepangkatan akademik,” ujar Fajar Junaedi, dosen Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Fajar menambahkan bahwa program ini merupakan bagian dari catur darma perguruan tinggi Muhammadiyah yang difasilitasi Lembaga Pengabdian Masyarakat Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Workshop dilaksanakan pada Ahad (12/2/23) di Universitas Ahmad Dahlan dengan fasilitator dari Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah Tiongkok.

Dani Fadillah menambahkan bahwa dalam penulisan artikel jurnal internasional yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut. Pertama, kenali jurnalnya predator atau bukan. Ini bisa dilihat dari intensitas jumlah dokumen publikasi artikelnya yang stabil, bukan tiba-tiba berlipat jumlahnya. “Dosen dan mahasiswa bisa melihat dokumennya di Scopus, jika tiba-tiba jumlah artikelnya melesat maka kita harus mulai memitigasi apakah jurnalnya predator atau bukan,” ujarnya.

Kedua, tidak semua jurnal menyukai kajian yang bersifat kritis. “Ini saya sadari ketika saya ambil doktoral di Tiongkok. Ternyata, asal negara dari jurnal yang bersangkutan. Bahkan ada yang lebih suka artikel yang memberi solusi,” jelas Dani. Dani adalah dosen Ilmu Komunikasi Universitas Ahmad Dahlan yang sedang menempuh studi di Nanjing Normal University, Tiongkok.

Ketiga, tidak semua jurnal menerbitkan paper riset, meskipun kebanyakan adalah paper riset. Ini bisa berupa book review dan letter for editor. Untuk paper riset, harus memperhatikan IMRAD yaitu Introduction, Method of Research, Result and Discussion. Yang penting adalah sajikan kebaruan dari penelitian yang dilakukan. “Saat memetakan kebaruan, kita bisa menggunakan aplikasi seperti VosViewer,” jelas Dani. Terakhir, jurnal internasional yang tidak menggunakan ScholarOne ketika submit sangat menyukai kerapian template. (Riz)

Exit mobile version