Hari Bermuhammadiyah Kota Depok bersama Ketua LPCRM PP Muhammadiyah

Hari Bermuhammadiyah Kota Depok bersama Ketua LPCRM PP Muhammadiyah

LPCRM PP Muhammadiyah, HM Jamaluddin Ahmad, P.si

Hari Bermuhammadiyah Kota Depok bersama Ketua LPCRM PP Muhammadiyah

Rezeki Cuaca

BEBERAPA hari belakangan, hujan turun pada dini hari. Rabu kemarin, bahkan sejak pukul 20.45 WIB hujan tidak berhenti sampai pagi. Berangkat ke masjid selalu menyangga payung, menyampirkan jas hujan, atau berlari kecil sambil berkerudung sarung buat mengejar shalat Subuh jika jarak masjid hanya sepanjang galah. Akan tetapi pagi ini, Sabtu hari ini,12 Sya’ban 1444 H /04 Maret 2023 M, hujan tidak turun sejak dini hari.

Ini rezeki cerah, sebagaimana hujan juga rezeki bagi warga Muhammadiyah Kota Depok yang hari ini menggelar pengajian dengan tagline “Hari Bermuhammadiyah”. Bila iman dan kecintaan yang berbicara, hujan atau cerah sama saja, pengajian tetap jalan. Namun, jika ditanya mau pilih mana dari keduanya, rasanya akan banyak yang memilih mengaji dalam cuaca cerah.

Apalagi, hujan biasanya menjadi “setan” bagi amalan utama seperti shalat berjamaah–terutama Subuh– atau mengaji. Banyak orang memilih berkemul di balik selimut, ditemani kopi panas dan singkong rebus daripada mengejar keutamaan itu dengan berbasah-basah. Nanti kalau cuaca cerah, kaki baru melangkah. Ini lebih baik, daripada cuaca cerah pun bahkan masih menjadi “setan” yang berhasil menahan kaki buat melangkah ke masjid atau menghadiri pengajian di masjid-masjid Ranting. Hanya saja, Allah yang Maha Pengampun tetap menanti kedatangan hamba yang mau mendekat dengan membuka pintu-Nya lebar-lebar meskipun Dia tetap mempergilirkan hujan dan cerah bergantian.

Hari Bermuhammadiyah dan Pekerjaan Rumah

HARI Bermuhammadiyah itu aksi strategis. Ia penting sebagai reminder bahwa generasi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah hari ini punya tanggung jawab sangat berat untuk terus menghidupkan dakwah Muhammadiyah sesuai kapasitas dan peran masing-masing.

Korps Mubaligh Muhammadiyah Kota Depok (KMMD) cukup cerdik mengemas Hari Bermuhammadiyah dengan merangkai acara ini dengan Pembukaan Pendidikan Kader Mubaligh Angkatan II. Dua tema ini satu padu padan serasi. Namun, bila ia dibuat dalam satu premis, “Hari Bermuhammadiyah itu digelar, pendidikan kader juga digelar, tapi ada kesan dakwah Muhammadiyah di tiap Ranting belum merata, masih ada yang terseok-seok”.

Premis di atas bukan ungkapan sentimen. Ia hanya otokritik, bahwa dakwah masih menjadi pekerjaan rumah Muhammadiyah tiap Ranting yang perlu terus dibenahi. Apalagi bila mau lebih jujur, bukan saja persoalan dakwahnya, tapi jiwa-jiwa pemegang KTA Muhammadiyah pun harus terus dibenahi. Ini problem. Maka strategisnya perhelatan hari ini, diharap bisa meringankan problem itu ke depan.

Masa Depan KMMD

KEBERADAAN KMMD sebagai elemen dakwah persyarikatan bukan peran kecil, apalagi dengan medan dakwah hari ini yang makin luas dan kompleks. Dakwah amar ma’ruf nahi munkar butuh desain baru agar dakwah pencerahan yang dicita-citakan Muhammadiyah tidak mengawang-awang.

Saya pernah membaca penelitian pemanfaatan media digital bagi penyebaran Injil melalui media sosial dari peneliti Kristen. Kesimpulan saya, gila, kita ketinggalan ratusan langkah dari mereka. Gereja melihat, media sosial bisa menjadi peluang bagi pendekatan Shared Christian Praxis dalam pendidikan Kristen kontekstual.

Pada 2015, E-Mail, Web, Blog, Facebook, Chat Rooms, Mailing List, News Group, FTP, Inter Relay Chat, Teleconference sudah pula menjadi pilihan terbaik sebagai media pewartaan injil. Lalu, pada 2020, tren pengguna media sosial telah bergeser kepada platform yang lain yaitu YouTube. Maka tidak heran, pihak-pihak Kristen sangat serius menggarap channel-channel YouTube sebagai media pewartaan Injil.

Sekali-kali, coba berkunjung ke channel YoTube Kristen yang digarap serius, seperti Christian Prince, Christopher Tapiheru, Raditya Oloan, dan Gilbert Lumoindong. Ada
juga channel YouTube Kristen yang agak provokatif seperti channel milik pendeta Yusuf Manubulu, Saifuddin Ibrahim, atau Muhammad Kace. Tiga channel yang terakhir ini sering membakar sentimen. Rasanya, ingin ‘menoel’ saja kepala tiga orang itu pake beko bila papasan di gang sempit.

Dakwah digital sebagai pendekatan baru dakwah era milenial belum digarap serius KMMD. Bila harus dibawa konteks “ber-fastabiqul khairat” dengan media milik Evangelis, dakwah media digital KMMD belum lari, baru di garis start, baru mau siap-siap dari aba-aba mengikuti perlombaan.

Bagian yang menangani media dan jurnalistik pun baru sebatas diskusi. Website, rumah untuk pangkalan konten dakwah jurnalistik belum dibangun. Belum lagi perabotan yang dibutuhkan untuk menunjang garapan dakwah digitalnya. Ini bukan hanya harus dipikirkan, tapi segera eksekusi. Habis, mau bagaimana lagi? Kalau tidak, berarti harus tetap meluncur di jalur dakwah konvensional meskipun masa depan KMMD bergerak maju, bukan berjalan di tempat atau malah mundur ke abad ke-19 lagi.

Potensi KMMD

PAKAR di KKMD itu tidak sedikit. Para doktor dan master lebih dari sekian. Disiplinnya juga beragam, khusus bidang syari’ah dan muamalah, lengkap. Yang bukan pakar seperti saya juga banyak yang bermodal semangat dan cinta Muhammadiyah meski kadarnya mungkin tak seujung kuku. Tentu, bisa bersama dalam satu barisan dengan para pakar itu anugerah. Kapan lagi bisa belajar pada mereka-mereka.

Orang-orang yang masuk di bagian Media dan Jurnalistik, pun punya ghirah yang bagus. Tapi, ghirah yang bagus itu belum stabil, masih naik-turun. Salah satu alasan yang membuat ghirah mereka naik-turun karena rumah dan perabotan untuk menggarap dakwah digital tempat mereka berkreasi belum dibangun. Jadi, kiprah mereka masih parsial.

Untungnya, ciri kolektif kolegial sangat kuat di KMMD. Jadi, walaupun belum terstruktur program kerja Media dan Jurnalistik, selalu ada bagian lain yang meng-handle tugas bagian ini. Semoga ghirah bagian media naik lagi setelah digelar Hari Bermuhammadiyah hari ini.

Sambutan yang Mencerahkan

KAPOLRES Metro Depok, Kombes Pol Ahmad Fuady, SH, S.Ik, MH pada kata sambutan menyinggung soal keberagamaan di hadapan warga Muhammadiyah Kota Depok. Kapolres menyitir surat Adz Dzariyat tentang keberagaman bahwa manusia diciptakan dari jenis laki-laki dan perempuan, bersuku, berbangsa yang berbeda untuk saling mengenal. Keberagaman itu harus dijaga dan dipelihara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Lidah Pak Kapolres fasih sekali melafalkan Adz Dzariyat (QS. [49] : 13) yang dikutip. Fasih juga mengulas maksud ayat tersebut secara kontekstual dihubungkan dengan Hari Bermuhammadiyah, Pendidikan Kader Mubaligh Muhammadiyah, dan Ukhuwah Islamiyah.

Beliau juga mengutip riwayat tentang kewajiban nahi munkar, “Man ra’a minkum munkaran fal yughayyirhu biyadihi, fa in lam yastati‘ fa bilisanihi, fa in lam yastati‘ fa biqalbihi, wa dzalika adh‘aful iman (barangsiapa di antara kalian melihat kemungkaran, maka cegahlah dan hentikanlah dengan tangannya. Apabila tidak mampu, maka cegahlah dan hentikanlah dengan lisannya. Apabila tidak mampu, maka cegahlah dan hentikanlah dengan hatinya; dan hal ini merupakan buah iman yang paling rendah).

Dalam konteks Indonesia, menurut Pak Kapolres, mencegah dan menghentikan kemungkaran pada level praksis yang berkaitan dengan kehidupan sosial harus memperhatikan aturan hukum yang berlaku di Indonesia. Kader mubaligh Muhammadiyah perlu sinergi dengan aparat keamanan (TNI, Polri) dalam menegakkan amar ma’ruf nahi munkar.

Sambutan yang mencerahkan dari Kapolres yang intelektual, qari, dan paham apa dan siapa itu Muhammadiyah.

Warga Muhammadiyah perlu juga tahu, Kapolres Metro Depok ini, selain seorang perwira menengah, menurut laporan Tribun, pernah meraih juara 1 Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) kategori Perwira Menengah Polri tahun 2022. Mabruk alfa mabruk.

Pantun di Subuh Hari

MELIHAT kebesaran Muhammadiyah harus dilihat dari Amal Usahanya, bukan semata-mata kondisi riil tiap Ranting. Begitulah pesan Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Depok Ayahanda H. Idrus Yahya yang tidak pernah lelah memotivasi warga persyarikatan.

Ketua PDM secara khusus menyinggung soal Islam dalam kehidupan seraya mengutip buku Tuntunan Hidup Islami Warga Muhammadiyah. Ketua PDM menegaskan, buku itu penting dimiliki warga Muhammadiyah, dipelajari, dihayati, dan diamalkan warga persyarikatan. Tak sungkan, Ketua PDM menyerahkan buku itu kepada Kapolres Metro Depok sebagai tanda mata, simbol sinergi Muhammadiyah Kota Depok dan aparat keamanan.

Kalau ada sumur di ladang
Bolehlah saya menumpang mandi
Kalau ada umur panjang
Boleh kita bermuhammadiyah lagi

Demikian pantun penutup dari Ketua PDM.

Ngaji Kegembiraan

MANUSIA mulia diukur karena taqwanya. Apa saja suku, bangsa, ras, dan bahasanya asalkan dia bertakwa, mulialah dia. Adz Dzariyat ayat 13 yang disitir Kapolres di atas menjadi topik yang diangkat Ketua LPCR PP Muhammadiyah, H. Jamaludin Ahmad, P.Si. dalam ceramahnya.

Ketakwaan Nabiyullah Ibrahim alaihissalam menjadi model yang disampaikan Pak Jamal. Ada doa kekasih Allah itu yang relevan untuk kondusivitas dakwah sepanjang masa, yaitu aman. Rabbij’al hâdzâ baladan âminan warzuq ahlahû minats tsamarâti man âmana minhum billâhi wal yaumil âkhir. “Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezeki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman di antara mereka kepada Allah dan hari kemudian.” (QS. Al-Baqarah [2]: 126)

Aman adalah anugerah Allah di mana aktivitas dakwah bisa berjalan kondusif. Maka, Muhammadiyah punya ciri dakwah yang aman dan amanah, yakni dakwah yang memajukan dan menggembirakan.

Islam akan maju apabila dakwah yang dihadirkan adalah dakwah bermuatan kemajuan dan kegembiraan. Berbasis ilmu, berbasis ilmu amaliah dan beramal ilmiah. Dakwah Muhammadiyah bukan hanya berbasis omongan, melainkan aksi nyata dalam bentuk amal usaha yang keberadaanya dirasakan umat dan bangsa. Karena itu, ciri lain dari dakwah Muhammadiyah selalu berbasis solusi.

NKRI pun akan maju apabila aspek keamanan dan ketakwaan yang dibentuk dari dakwah yang gembira dan menggembirakan. Tiada arti jargon “Saya Pancasila”, “NKRI Harga Mati” apabila tidak disertai aksi nyata menghadirkan kemaslahatan bagi bangsa dan negara.

Muhammadiyah tidak sekadar omong, tapi sudah hadir sebagai solusi, mencerahkan kehidupan bangsa, dan selalu hadir dengan dakwah berkemajuan dan berkegembiraan.

Ranting, itu penting
Cabang, harus berkembang
Masjid, makmur memakmurkan
Muhammadiyah, sukses dunia, sukses akhirat.

Yel-yel yang menggugah dari Pak Jamal.

Dakwah Gembira di Hari Bermuhammadiyah

Abdul, Bagian Media dan Jurnalistik KMD

 

Exit mobile version