TRENGGALEK, Suara Muhammadiyah – Ahad, 5 Maret 2023, Pimpinan Daerah Muhammadiyah Trenggalek mengadakan kegiatan rutin pengajian Ahad Pagi di Muhammadiyah Boarding School Karangan Trenggalek. Hari ini PDM menghadirkan wakil ketua PWM Jawa Timur Dr. Ir. H.M. Sulthon Amien. M.M. Ribuan warga persyarikatan Muhammadiyah se kabupaten Trenggalek hadir di acara pengajian.
Pengajian diawali dengan pentas anak anak BA Aisyiyah Salamrejo, lantas diteruskan dengan pentas anak anak MIM Salamrejo dan MBS Karangan Trenggalek. Sambutan diwakili oleh Rohmad ketua PDM Trenggalek. Beliau mengingatkan pada umat Muhammadiyah Trenggalek untuk tidak bosan ngaji. Karena ngaji adalah menuntut ilmu. Mencari ilmu wajib bagi muslim mulai dari lahir hingga ajal menjemput.
Sulthon Amien menghaharapkan Muhammadiyah harus maju dan berkembang selangkah demi selangkah, step by step. Pendidikan di Muhammadiyah, termasuk MBS, jangan hanya fokus pada kecerdasan intelektual, mengejar nilai akademis, namun perlu mengembangkan semua dimensi, agar mewujudkan generasi berkualitas dan berakhkakul karimah. Selain itu warga Muhammadiyah juga harus juga meraih gelar formal S1, S2 hingga S3.
“Kita juga harus menjaga kesehatan jasmani dan rohani dengan makan secara teratur dan seimbang. Jangan tamak.” Ungkap beliau.
Beliau menambahkan bahwa sekarang ini tidak diperlukan orang yang pintarnya sundul langit, namun dibutuhkan figur.yg siap tampil, menjadi panutan ummat dan tidak menyusahkan masyarakat. Mengutip wawancara Jaya Suprana dan Anis Baswedan tentang kunci sukses, kita harus memiliki kecerdasan dan kualitas moral seperti jujur, amanah, adil disamping memiliki etos kerja yg ikhlas, cerdas dan tuntas. Pribadi nabi Muhammad adalah al Qur an. Beliau adalah al Qur’an berjalan karena itu Al Qur’an selain dibaca harus dipraktekkan.
KH Ahmad Dahlan mengajar al Mauun, sekaligus dipraktekkan. Filosophi tersebut menjadikan Muhammadiyah menjadi kaya dan berkembang. Kehancuran perusahaan besar seperti Nokia, Samsung dll, karena memang kompetisi hidup yg keras. Era kemajuan IT, harus disikapi dengan siap dan sigap, fastabiq al khairat. Cabang, ranting, masjid harus dikembangkan. Masjid harus multifungsi. Bacaan Al Qur’an, anak anak harus bagus, indah. Kader belajar khutbah. menjadi panitia. Kader diberdayakan.
Pendidikan kader jangan disepelekan. Tutor yang sebaya adalah sangat perlu bagi kader agar mudah berkomunikasi. Yang tua diharapkan memberi kesempatan yang muda. Sedangkan yang muda mengkader diri, mendewasakan diri, autodidak, belajar mandiri, nekad urusan positif, berani beda dan mengoreksi kemapanan.
Pasangan suami istri, harus sama dalam visi dan perjuangan. Muhammadiyah butuh tangan dingin untuk berkonstribusi pada kemajuan persyarikatan. Belajar dari sa’i, sejarah air zam zam, dalam hidup ini kita harus serius mencari dan mencari, berjuang hingga tercapai tujuan dakwah. Wicaksono/Kamas Tontowi)