Belajar dari Puasa Ular dan Ulat

Belajar dari Puasa Ular dan Ulat

KUDUS, Suara Muhammadiyah – Pimpinan Cabang ‘Aisyiyah Kota 3 pada Sabtu, 18 Maret 2023 M yang bertepatan dengan 27 Sya’ban 1444 H menggelar pengajian silaturahim dengan tuan rumah PRA Burikan.

Pengajian yang dihadiri oleh warga dan simpatisan ‘Aisyiyah dari ranting Burikan, Rendeng, Mlati Lor, Mlati Kidul, dan Mlati Norowito serta dari PRA Komunitas RS ‘Aisyiyah Kudus ini bertempat di Masjid Al-Furqon Burikan Kota Kudus.

Ketua PCA Kota 3, Suparjiyanti, M.M. dalam sambutannya menyampaikan, “Pengajian ini selain sebagai ajang silaturahim juga menjadi tempat bagi kita untuk tholabul ‘ilmi. Mari kita manfaatkan sebaik-baiknya terutama dalam rangka menyambut bulan Ramadhan yang Insya Allah akan kita jalani beberapa hari lagi.”

Pengajian yang disampaikan oleh Ustadz Kholilurrohman, S.Sy. mengenai perintah berpuasa sebagaimana Firman Allah dalam Q.S. Al-Baqarah: 183. “Sebagai kewajiban bagi kaum muslimin yang telah baligh dan berakal, puasa juga dapat dibiasakan (diperkenalkan) bagi anak-anak. Selain bagi manusia, beberapa makhluk hidup juga melakukan puasa. Kita dapat mengambil pelajaran dari puasanya hewan, dalam hal ini ular dan ulat,” demikian dikatakan Ustadz Kholil.

Kedua hewan yang berjalannya merayap tersebut dalam masa hidupnya menjalani proses puasa (tidak makan). Di akhir puasanya, ular akan tetap kita dapati dalam karakter (bentuk) yang sama pada reptile tersebut jika dibandingkan dengan saat sebelum puasa.

Tetap menjadi hewan yang berbahaya dan menghasilkan bisa (racun) yang dapat membahayakan makhluk lainnya, termasuk manusia. Akan tetapi, apabila kita lihat puasanya ulat dalam bentuk kepompong, maka ulat tersebut akan berubah bentuk menjadi kupu-kupu bersayap yang cantik. Selain bentuknya yang berubah, karakter ulat pun setelah berpuasa akan berubah juga.

“Saat masih dalam bentuk ulat, akan menjadi hama sebagai musuh bagi tanaman dengan memakan dedaunan. Setelah bermetamorfosa menjadi kupu-kupu, serangga tersebut menjadi mitra yang saling menguntungkan bagi tanaman karena akan membantu dalam penyerbukannya,” lanjut Ustadz Kholil.

Semoga puasa yang akan kita jalani di bulan Ramadhan nanti tidak hanya sekedar rutinitas tahunan saja, tanpa adanya perubahan karakter menjadi lebih baik, mendapatkan lapar dahaga yang hanya menggugurkan kewajiban saja, akan tetapi semoga ibadah ini menjadikan kita lebih bertaqwa, peduli pada sekitar, menebar kebaikan, dan mendapatkan pahala juga ampunan Allah SWT. (Wakhidah Noor Agustina)

Exit mobile version