Mengambil Faedah dari Pengajian Orang Tua Siswa TK ABA Losari
Oleh: Tito Yuwono
Menuntut ilmu, banyak keutamaan
Penduduk bumi, langit dan lautan
Memohonkan ampunan
Masuk surga dimudahkan
Keluarga yang mempunyai agenda pekanan
Menuntut ilmu, menghadiri pengajian
Berangkat bersamaan
Kemesraan dalam kebaikan
Amalan terafdhol adalah membahagiakan
Sesama orang beriman
Semangat dan motivasi tertumbuhkan
Dalam suasana kasih sayang
Amalan terputus kecuali tiga perkara
Shodaqoh jariyah, mengalir terus pahalanya
Ilmu yang bermanfaat, diajarkan ke sesama
Anak shalih yang mendoakan orang tuanya
Tulisan ringan ini kami sampaiakan pada saat mengisi pengajian Ramadhan untuk keluarga besar TK ABA Losari Yogyakarta (Kepala Sekolah, Guru, orang tua, serta PRA dan PRM) pada Hari Sabtu 08 April 2023 bertepatan dengan 17 Ramadhan 1444 H. Materi yang disampaikan ada tiga hal, yaitu motivasi dalam menuntut ilmu, apresiasi terhadap orang lain, dan amal yang tidak putus ketika kita meninggal dunia.
- Motivasi menuntut ilmu
Pesan pertama adalah motivasi dalam menuntut ilmu. Ilmu merupakan syarat untuk beramal. Ilmu yang akan mengantarkan kita pada amalan yang benar. Dengan ilmu pula, akan memberikan kemampuan untuk membedakan mana yang baik dan yang tidak baik. Dengan ilmu pula, mampu membedakan mana yang tauhid dan mana yang termasuk dalam kesyirikan. Mampu membedakan mana tunutunan Nabi dan mana yang bukan tuntunan Nabi. Karena ilmu, maka dapat membedakan amalan yang wajib, sunah, mubah, makruh, dan haram.
Karena pentingnya kedudukan ilmu ini maka agama yang mulia ini mewajibkan umatnya dalam menuntut ilmu, sebagaimana hadis Rasulullah ﷺ yang diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majah:
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ
Artinya: ”Menuntut ilmu wajib atas setiap muslim.” (HR Imam Ibnu Majah)
Jika anak-anak kita menunutut ilmu di sekolah-sekolah termasuk di TK ABA, maka kita sebagai orang tua yang tidak bersekolah formal lagi pun juga perlu menuntut ilmu, dengan mendatangi majelis-majelis taklim di sekitar, mengikuti pengajian online dan sebagainya. Dan menuntut ilmu ini menjadi asbab kita dimudahkan untuk masuk surga insyaa Allah, sebagaimana Sabda Rasulullah ﷺ yang diriwayatkan oleh Imam Muslim:
وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ
Artinya:” Barangsiapa yang meniti suatu jalan untuk mencari ilmu, maka Allah memudahkan untuknya jalan menuju Surga.” (HR Imam Muslim)
Bahkan tidak sekedar itu, bagi yang menuntut ilmu dan berilmu dimintakan ampunan oleh penduduk langit dan bumi serta ikan-ikan di lautan. Maasyaa Allah, berapa banyaknya penduduk langit, bumi dan lautan? Tidak bisa menghitungnya saking banyaknya. Tentu ini ilham yang diberikan kepada Allah Ta’ala kepada makhluq-makhluq tersebut.
Alangkah beruntung dan bahagianya jika dalam keluarga mempunyai agenda rutin ikut pengajian. Datang pengajian bersama istri/suami dan anak-anak, kemesraan dalam kebaikan. Insyaa Allah akan masuk ke surga sekeluarga.
- Memberi apresiasi kepada orang lain
Pesan kedua adalah membahagiakan sesama mukmin adalah amalan yang paling afdhol/utama.
Salah satu cara membahagian orang lain dan juga memberikan motivasi adalah dengan apresiasi. Dalam kebiasaan kita dapat berupa memberikan jempol dan memuji. Apresiasi ini akan menumbuhkan rasa cinta dan rasa saling menyayangi serta menumbuhkan motivasi dan semangat. Sebagai apresiasi ke anak, ketika pulang sekolah, anak disambut dengan muka ceria dan disampaikan, “maasyaa Allah pejuangku sudah pulang dari menuntut ilmu.”
Ketika makan, kita puji istri kita, “maasyaa Allah masakan ibu enak dan lezat, Alhamdulillah, jazaakillahu khairan yaa Bu.”
Jika kita biasakan apresiasi di dalam rumah tangga, maka rumah tangga akan tumbuh sehat dalam kasih sayang. Semuanya akan semangat melakukan tanggung jawabnya masing-masing.
- Amalan yang tidak terputus walau kita telah meninggal
Pesan yang ketiga adalah bahwa ketika kita meninggal kelak, ada amalan yang tidak terputus pahalanya terus mengalir. Tiga amalan tersebut adalah sodaqoh jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak shalih yang mendoakannya.
Sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim:
إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ إِلَّا مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
Artinya:”Apabila manusia meninggal, terputuslah amalnya, kecuali tiga perkara, yaitu shodaqoh jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shalih yang mendoakannya.” (HR Imam Muslim)
Kita berusaha mengamalkan 3 amalan itu. Shodaqoh jariyah adalah shodaqoh yang pahalanya terus mengalir karena masih terus bermanfaat walaupun yang bersedekah telah meninggal. Misalkan wakaf tanah untuk pendidikan maupun masjid, wakaf bangunan atau bagian dari bangunan, wakaf untuk jalan dan sebagainya.
Yang kedua adalah ilmu yang bermanfaat. Ilmu yang kita ajarkan kepada orang lain kemudian dia mengamalkan ilmu yang kita ajarkan tersebut. Baik itu orang terdekat dengan kita seperti anak, pasangan kita ataupun murid-murid kita dan lain-lain. Kemudian mereka yang kita ajar tersebut mengajarkan juga kepada orang lain sehingga menjadi tersebarlah kebaikan.
Demikian tulisan ringan berkaitan dengan mengambil manfaat dari pengajian Ramadhan keluarga besar TK ABA Losari Yogyakarta, semoga memberikan semangat menuntut ilmu, saling memberi apresiasi dan dimampukan mengamalkan amalan yang tidak putus pahala kebaikannya
Wallahu a’lamu bishshowab. Nashrun minallahi wa fathun qarib.
Tito Yuwono, Dosen Jurusan Teknik Elektro-Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, Sekretaris Majelis Dikdasmen PCM Ngaglik, Sleman, Ketua Joglo DakwahMu Almasykuri Yogyakarta