MADRID, Suara Muhammadiyah – Umat Islam sudah seharusnya bisa menjadi qudwah atau role model, dimanapun berada, demikianlah salah satu petikan penting dari kajian yang disampaikan oleh Duta Besar Republik Indonesia untuk Kerajaan Spanyol, Dr. Muhammad Najib, dihadapan puluhan peserta Kajian Ramadhan online dari berbagai negara di dunia, antara lain Hongaria, Jerman, Turki, Indonesia, Mesir, Latvia, Italia dan lainnya.
Acara Kajian bertajuk “Ramadhan: Perpaduan antara Kesalihan Religius dan Sosial” ini diselenggarakan bersama oleh Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Spanyol, bekerjasama dengan Keluarga Cinta Indonesia Madrid, Diaspora Catalunya dan Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Spanyol, Ahad (16/4).
Duta Besar Najib yang juga membahas masalah internasionalisasi Muhammadiyah, menyebut bahwa sudah saatnya organisasi Islam, sekelas Muhammadiyah menjadi contoh baik dalam memperkenalkan sistem pengelolaan boarding school di Eropa. “Muhammadiyah itu sukses menjadi teladan dalam pengelolaan sekolah, seperti Muallimin dan Muallimat, sebagai sekolah sekolah Boarding terbaik, bisa saja (Muhammadiyah) memulai pendirian boarding school di tanah Eropa ini”, tegasnya.
Dengan menyitir Al-Quran surat Al-Maidah ayat (2), Najib menyerukan pula bahwa secara umum kepada seluruh Warga Negara Indonesia yang ada di Spanyol, bahwa WNI dimanapun berada, haruslah saling bantu-membantu, membangun peradaban bangsa. Memperkuat kerja sama antar sesama anak bangsa, terutama di luar negeri.
Di akhir kajian yang dimoderatori oleh Ketua PCIM Spanyol, Yordan Gunawan ini, Duta Besar yang telah malang melintang dalam dunia politik dan diplomasi ini juga menekankan akan peran seluruh warga negara Indonesia dalam percaturan global. “Hendaknya, warga negara Indonesia, datang ke Eropa itu memberi kontribusi kepada bangsa-bangsa besar dunia ini. Kita datang ke Eropa, misalnya, tidak boleh menjadi beban, kita harus mampu menunjukkan kualitas dan kebermanfaatan kita, bahkan bagi seluruh negara di dunia”, pungkasnya.