‘Aisyiyah Berbagi di Tengah Keperbedaan
SUMENEP, Suara Muhammadiyah – Hampir semua tahu dan merasakan bagaimana hirup pikuknya perbedaan tentang jatuhnya hari raya Idul Fitri 1444 H di jagat maya, terutama dunia media social. Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah (PDA) Sumenep serasa tidak bergeming. Tapi, Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah (PDA) Sumenep seakan tidak bergeming dengan program sosialnya di Bulan Suci Ramadhan ini.
Hal ini bisa dibuktikan dari kegiatan yang dilakukan selama bulan Ramadhan ini. Pada hari Selasa (11/04/2023) PDA Sumenep bekerja sama dengan Rumah Sakit Islam PT. Garam Kalinaget memberikan santunan kepada 100 anak yatim dan 75 dhuafa. Kegiatan ini bertempat di Gedung Dakwah Muhammadiyah Sumenep.
Pada hari Kamis (13/04/2023), Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah Bersama Pimpinan Ranting ‘Aisyiyah Kolor Kecamatan Kota Sumenep, berbagi takjil kepada 100 du’afa dan tukang becak, yang ditempatkan di SMA Muhammadiyah I Sumenep.
Pada hari Sabtu (15/04/2023), PDA Sumenep berbagi kebaikan kepada anak-anak taman kanak-kanak di halaman PAUD ‘AIsyiyah Masjid Darussalam Sumenep.
Tidak berhenti di sana, PDA Sumenep juga berbagi santunan beras dan uang kepada keluarga fakir miskin di pedalaman desa Rombiya Timur Kecamatan Ganding Sumenep. Sebuah desa pedalaman yang untuk menjangkaunya harus melewati perbukitan dengan jalan yang hanya cukup satu mobil. “Semua ini kami lakukan semata-mata untuk memberi perhatian kepada mereka yang membutuhkan. Mungkin kita yang hidup di kota, tidak terasa pemberian santunan ini. Tapi, bagi mereka insyaallah sangat berarti. Dan inilah semangat puasa Ramadhan.” Demikian filosofi yang dikemukakan Ibu Hj. Arafah, S.Ag., Ketua Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah Sumenep.
Ternyata apa yang dilakukan oleh PDA Sumenep ini bukan hanya sekali ini saja, tetapi hamper dilakukan dalam setiap tahunnya, tepatnya di bulan suci Ramadhan. “Bagi kami, Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah Sumenep, memberi dan berbagi tidak hanya kami lakukan sekali ini saja. Setiap tahun kami keliling dari desa ke desa, Cabang ke Cabang, untuk berbagi.”
“Bahkan,” lanjut perempuan asli Kangean ini, “‘Aisyiyah Sumenep tidak pernah memilih, memilah dan membedakan golongan atau ormas tertentu, apalagi hanya memberikan kepada warga ‘Aisyiyah saja, dalam memberi. Siapapun kami berikan santunan, terutama kepada mereka yang membutuhkan. Bahkan, kebanyakan penerimanya, kalau bukan semuanya, adalah non-warga ‘Aisyiyah.”
Harapannya, “Semoga yang sedikit ini bisa bermanfaat bagi umat. Siapapun itu.” Demikian ibu alumni Muallimat ini memungkasi sambutannya. (Bahrus Surur-Iyunk)