YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah — Ketua Umum Pimpinan Pusat Aisyiyah, Dr apt Salmah Orbayinah, MKes menghadiri kegiatan Musyawarah Daerah (Musyda) Aisyiyah Yogyakarta, Sabtu (13/5). Kegiatan tersebut digelar bertempat di Lantai 3 Musala Putri SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta dengan mengusung tema “Perempuan Berkemajuan Meningkatkan Ketahanan Keluarga di Kota Yogyakarta.”
Menurut Salmah saat konferensi pers, dirinya sangat tersanjung dengan kegiatan Musyda Aisyiyah Yogyakarta. Kesanjungannya itu karena seluruh peserta Musyda dari 14 cabang di Yogyakarta dapat mengahadirinya dengan penuh semangat.
“Kami sangat mengapresiasi setinggi-tingginya Musyda Aisyiyah Yogyakarta. Acara ini luar biasa dihadiri 14 cabang dan semuanya dapat hadir, mendengarkan dengan penuh semangat. Selaku Pimpinan Pusat Aisyiyah mengharapkan Musyda ini dapat menghasilkan keputusan-keputusan penting dan juga menghasilkan pimpinan-pimpinan hasil Musyda,” ujarnya.
Pimpinan sebagaimana disinggung oleh Salmah adalah sosok yang memiliki kepribadian bertanggung jawab, mempunyai amanah tinggi, dan pimpinan yang mampu menggerakkan bahtera Aisyiyah berlayar mengarungi kehidupan di masa depan.
“Tidak hanya sekadar bersifat formalitas saja (pimpinan, red), menduduki jabatan-jabatan, tapi juga mampu menggerakkan dan mendinamisasikan program Aisyiyah sampai dengan ranting,” tuturnya.
Itulah perempuan berkemajuan. Lebih eksplisit, Dosen Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) ini menyebut paradigma perempuan berkemajuan termanifes dengan terbukanya alam pikiran, aktif, produktif, dalam setiap aspek kehidupan, sekaligus peduli terhadap segala permasalahan yang terjadi di kehidupan masyarakat.
“Perempuan berkemajuan mampu berkiprah tidak hanya di ranah domestik tetapi juga di ranah publik. Perempuan yang mampu menyelesaikan permasalahan-permasalahan bangsa dan dapat mendinamisasikan program Aisyiyah serta menjalani dakwah amar makruf nahi mungkar dan tajdid,” jelasnya.
Terhadap implementasi perempuan berkemajuan di dalam kehidupan, Salmah menekankan untuk memahaminya secara komprehensif hasil keputusan Muktamar Aisyiyah ke-48 di Surakarta, Jawa Tengah tahun 2022 sebagaimana tertuang di dokumen Risalah Perempuan Berkemajuan. Tanpa memahami dan penghayatan mendalam, mustahil warga Aisyiyah dapat mengejawantahkan konsepsi perempuan berkemajuan.
“Para perempuan Aisyiyah harus betul-betul memahami apa yang dimaksud perempuan berkemajuan. Bagaimana paham Muhammadiyah dan Aisyiyah tentang perempuan. Itu semua sudah ada di Risalah Perempuan Berkemajuan. Tidak hanya membaca dokumen tapi bisa menginternalisasi di dalam semua gerakan Aisyiyah,” katanya.
Dengan telah mafhum hal ihwal perempuan berkemajuan, maka perempuan Aisyiyah di dorong untuk bisa menyelesaikan isu dan permasalahan ketahanan keluarga. Menurut Salmah, permasalahan keluarga begitu krusial dan kompleks. Seperti tingginya kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak, anak diperkosa oleh bapak kandungnya, dan aneka masalah keluarga lain yang muncul. Di sinilah perempuan berkemajuan hadir untuk menyelesaikan masalah tersebut agar tidak berlarut-larut.
“Itu semua kalau kita punya ketahanan keluarga yang bagus, tidak akan mungkin terjadi masalah tersebut. Muhammadiyah dan Aisyiyah mempunyai komitmen yang tinggi untuk menguatkan ketahanan keluarga menuju keluarga sakinah. Keluarga harus mampu mendidik anak makin mulia dan menjadi generasi emas. Itu juga akan mendukung program pemerintah mewujudkan generasi emas 2045,” tandasnya. (Cris)