YOGYAKARTA, Suara Muhamamdiyah – Musyawarah Daerah (Musyda) Muhammadiyah-Aisyiyah Kota Yogyakarta secara resmi berakhir. Penutupan Musyda dilaksanakan bertempat di Grha As-Sakinah SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta, Sabtu (14/5). Musyda Muhammadiyah mengusung tema “Membumikan Risalah Islam Berkemajuan untuk Jogja Berkemajuan.” Sementara Musyda Aisyiyah mengusung tema “Perempuan Berkemajuan Meningkatkan Ketahanan Pangan di Kota Yogyakarta.”
Penutupan Musyda turut dihadiri secara langsung oleh Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DIY, Arif Jamali Muis, MPd, Ketua Pimpinan Wilayah Aisyiyah DIY, Hj Widiastuti, SAg., MM, Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) periode 2015-2022, Drs H Akhid Widi Rahmanto, Ketua Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) periode 2015-2022, Hj Himmatus Sudja’ah, Kepala SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta, Drs H Hery Nugroho, MPd, dan seluruh peserta Musyda.
Dalam perhelatan Musyda kali ini, menetapkan dan memutuskan H Aris Madani, SPdI didapuk sebagai Ketua PDM Kota Yogyakarta periode 2022-2027 menggantikan Drs H Akhid Widi Rahmanto. Sementara, Rowiyah, SAg didapuk menjadi Ketua PDA Kota Yogyakarta periode 2022-2027 menggantikan Hj Himmatus Sudja’ah.
Selepas penutupan Musyda, Aris mengungkapkan terpilihnya sebagai Ketua PDM Kota Yogyakarta merupakan amanah yang tidak mudah untuk ditunaikan di tengah kompleksnya permasalahan kehidupan era kontemporer. Akan tetapi dirinya menyatakan dengan gamblang kesiapannya menunaikan amanah tersebut.
“Kami semua menyadari bahwa berat rasanya menjalankan amanah ini. Karena kita mengetahui betapa peliknya, rumitnya, dan banyaknya hal-hal yang harus ditangani oleh Muhammadiyah. Kata orang Muhammadiyah itu seperti “Negara” jadi menangani masalah yang berbagai macam. Mohon doa dan restunya dan segala yang diperlukan untuk kemajuan Muhammadiyah dan Aisyiyah Kota Yogyakarta ke depan,” katanya.
Aris mengungkapkan kepemimpinannya nanti dan ke depan rencananya akan dibantu sebanyak 21 majelis dan lembaga. Menurutnya dirinya memiliki konsistensi dan komitmen untuk dapat sedemikian rupa mengejawantahkan tema Musyda sekaligus hal-hal yang telah menjadi kesepakatan bersama di dalam Musyda.
“Nilai-nilai ajaran Islam kita bumikan, implementasikan, dan laksanakan bersama-sama dengan komponen bangsa lainnya menuju Jogja Berkemajuan. Berkemajuan dalam arti membawa masyarakat ini bisa lebih baik lagi dan bagaimana kita ketahui Jogja merupakan etalase Muhammadiyah di Indonesia, maka kami harus bekerja keras untuk melaksanakan tema tersebut,” ungkapnya.
Pengasuh Keluarga Sakinah “Katresnan Suci” PDM ini merespons hal ihwal pemilu 2024. Aris membeberkan bahwa PDM senantiasa berusaha menjaga marwah Muhammadiyah yakni bukan sebagai organisasi politik. Sehingga dirinya menegaskan PDM tidak akan terlibat ke dalam politik praktis, melainkan politik adiluhung sebagaimana disampaikan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Dr Haedar Nashir, MSi.
Sementara, Rowiyah mengatakan organisasi Aisyiyah merupakan buah dari pemikiran maju Kiai Haji Ahmad Dahlan. Pemikiran sang pembaharu dan sang pencerah itu melampaui zamannya, di mana pada saat itu belum ada yang berpikir mendirikan organisasi perempuan di tengah hitam-putihnya zaman. Tetapi, berkat kecendekiaannya, berhasil mendorong Nyai Siti Walidah mendirikan Aisyiyah pada tahun 1917.
“Aisyiyah merupakan wujud dari pemikiran Kiai Haji Ahmad Dahlan. Dan saat itulah sudah berkembang. Artinya Aisyiyah adalah ijtihad Kiai Haji Ahmad Dahlan yang Insyaallah betul-betul mendapat rida dari Allah. Hal itu terbukti sampai di usia 100 tahun masih eksis dan berkembang,” jelasnya.
Rowiyah mengatakan bahwa Yogyakarta sebagai tempat kelahiran Muhammadiyah dan Aisyiyah. Sehingga dirinya memiliki komitmen kuat untuk menjadikan kota tersebut sebagai pemancar suluh keteladanan bagi Muhammadiyah dan Aisyiyah di wilayah lain. “Kita harus bertekad di Yogyakarta tempat Muhammadiyah dan Aisyiyah lahir dan berkembang. Karena itu Yogyakarta harus berkemajuan untuk Indonesia melintasi zaman,” ucapnya.
Rowiyah menyampaikan dirinya akan berusaha semaksimal mungkin membawa bahtera Aisyiyah yang dipimpinnya mengarungi masa depan. Tentu tidak mudah, karena kompleksnya permasalahan kehidupan membelenggu baik di dalam negeri maupun secara global.
“Ke depan Insyaallah kami sebagai Pimpinan PDA Kota Yogyakarta bersama dengan jajarannya akan berusaha semampu dan sekuat tenaga untuk melaksanakan amanah yang telah ditetapkan dalam Musyda ini. Banyak persoalan yang harus kami hadapi dalam periode ke depan,” tuturnya.
Persoalan seperti menuju tahun padat politik 2024 (pemilu), seturut dengan diungkapkan Aris, Rowiyah menegaskan PDA juga akan mewujudkan tahun politik yang damai dan adem ayem, lebih-lebih terkait pemilu.
“Kami berkomitmen melaksanakan pemilu berperadaban dan bersih. Kami akan terus berjalan mensosialisasikan pada seluruh elemen di Aisyiyah. Kami juga punya pekerjaan rumah bagaimana mewujudkan dan mengimplementasikan risalah perempuan berkemajuan sampai tingkat terbawah,” tandasnya.
Sementara itu, Widiastuti menyampaikan tahniah dan selamat kepada Pimpinan PDM dan PDA Kota Yogyakarta yang telah terpilih. Menurutnya, pimpinan yang terpilih saat ini merupakan salah satu sosok yang akan menggerakkan roda kepemimpinan. Dikatakan olehnya bahwa kepemimpinan sebagai manifestasi pengabdian dan pelayanan kepada masyarakat.
“Dibutuhkan kepemimpinan ideologis, kepemimpinan transformatif, dan kepemimpinan responsif. Sehingga mampu menyelesaikan persoalan-persoalan yang ada,” jelasnya. (Cris)