KARANGANYAR, Suara Muhammadiyah – Salah satu program prioritas Muhammadiyah hasil muktamar ke 48 tahun 2022 di Surakarta adalah pendiasporaan kader Muhammadiyah ke berbagai struktur dan lingkungan persyarikata, umat dan bangsa dan level global dalam membawa misi dakwah dan tadjid Menuju tercapainya tujuan Muhammadiyah.
Majelis Pembinaan kader dan sumber daya Insani (MPKSDI) PP Muhammadiyah, yang mempunyai tanggungjawab bidang kaderisasi melakukan koordinasi dan sinergi dengan berbagai elemen di Muhammadiyah untuk menterjemahkan program Muhammadiyah tersebut.
Salah satu agenda sinergi dan kolaborasi diawali dengan acara syawalan kebangsaan Bersama Fordem (forum Demokrasi) jawa tengah. Fordem adalah wadah para aktivis Muhammadiyah lintas profesi dan lintas generasi yang berkiprah di ranah kebangsaan. Ageda sinergi dan kolaborasi ini dikemas dalam format syawalan kebangsaan.
Acara Syawalan Kebangsaan yang digelar pada Ahad, 21 Mei 2023, di Universitas Muhammadiyah Karanganyar (UMUKA) dihadiri ratusan peserta dari berbagai daerah di Jawa Tengah. Dalam syawalan juga di isi dengan dialog kebangsaan yang menghadirkan pembicara lintas profesi yang memiliki komitmen sama untuk membangun Indonesia.
Dialog kebangsaan ini membawa tema “Bersinergi Membangun Demokrasi Pancasila yang Berkeadaban”. Khafid Sirotudin selaku ketua FORDEM Berkemajuan yang juga koordiantor bidang diaspora kader MPKSDI PP Muhammadiyah mengatakan bahwa kader Muhammadiyah harus berdiaspora. Diaspora kader lintas elemen akan memberikan peluang yang besar bagi kader Muhammadiyah untuk berkiprah lebih luas dalam ranah bangsa dan negara.
Ketua PWM Jawa Tengah, Dr. Tafsir, yang turut hadir dalam acara ini turut memberikan amanat dalam tausiyah syawalan dengan gagasan yang mencerahkan. Tafsir menjelaskan bahwa dakwah jangan hanya di lorong gemerlap, tapi juga harus di lorong gelap. Bahkan lorong gelap lebih penting untuk dicerahkan.
Jika tidak ada kader Muhammadiyah yang berdakwah di lorong gelap, jangan salahkan jika lorong gelap itu semakin jauh dari Islam. Maka, lanjut Tafsir, jika kita tak mampu meraih seluruhnya, janganlah lalu membuang sebagiannya, termasuk dalam hal politik. Betapa pentingnya politik. Kepemimpinan merupakan penerus tugas kenabian untuk menjaga kehidupan dunia dan akhirat.
Ketua Majelis Pembinaan Kader dan Sumber Daya Insani (MPK-SDI) PP Muhammadiyah, Bachtiar Dwi Kurniawan, S.Fil.I., MPA., dalam sambutannya mengatakan bahwa MPKSDI tidak hanya menyelenggarakan perkaderan untuk mencetak dan menaanamkan ideologi keislaman dan kemuhammadiyah pada sturktur Muhammadiyah baik di persyarikatan, Ortom dan AUM. Akan tetapi MPKSDI juga mempunyai tugas dan memprogramkan diaspora kader ke berbagai bidang dan lini kehidupan.
Dosen FISIPOL UMY yang akrab dipanggil Gus Bach ini mengharapkan supaya kader Muhammadiyah yang tersebar di bidang politik, ekonomi, birokrasi, akademisi dan lain sebagainya perlu dirangkul dan disemai kekaderannya. Diaspora kader dapat manjadi basis dakwah Muhammadiyah dalam berbagai lorong sebagaimana yang disebutkan oleh Ketua PWM Jawa Tengah. Warga Muhammadiyah juga perlu memikirkan negara untuk kemaslahatan yang lebih luas.
Bachtiar berharap Fordem bisa direplikasi di berbagai daerah sebagai kanal komunikasi dan koordinasi kader lintas profesi, Dan berharap Jawa Tengah bisa menjadi contoh dalam pengkaderan dan diaspora kader yang masuk di berbagai lini. (Erik)