Akhirnya, Guru Besar Pertama Lahir dari Rahim UMK
Oleh: Ihwan A. Gani
Akhirnya kabar bahagia itu datang. Seperti melengkapi kebahagiaan saya setelah Timnas Sepak Bola Indonesia U-22 menggusur Thailand dan menang pada laga krusial Final Sea Games 2023. Juga kebahagiaan karena atlet Indonesia dari seluruh cabang olahraga berhasil meraih medali jauh melampaui target Presiden Joko Widodo.
Selasa pagi, sekitar pukul 09.46 WIB tiba-tiba muncul screen shoot (SS) dari akun selancar PAK Kemendikbud di WA grup (WAG) kampus tercinta (WAG diskusi akdemik) Universitas Muhammadiyah Kupang (UMK) dari salah seorang Dosen UMK. SS itu disertai narasi yang mengabarkan bahwa SK Jabatan Fungsional Guru Besar (Profesor) bidang Sosiologi Agama dan Budaya salah seorang Dosen UMK telah terbit per tanggal 22 Mei 2023.
Dia adalah Bapak Zainur Wula yang saat ini sedang menjalankan amanah sebagai Rektor UMK periode kedua (2021-2025). Bahagianya karena beliau adalah dosen home base pada Program Studi Magister Sosiologi FISIPOL UM Kupang. Seketika saja WAG itu dibanjiri ucapan selamat dan proviciat dari seluruh civitas akademika.
Chat ucapan serupa juga menumpuk di WAG-WAG keluarga Muhammadiyah NTT maupun WAG umum. Cukup meramaikan perbincangan di WAG pagi hingga sore hari. Perbincangan itu cukup mewakili dan menggambarkan suasana bathin keluarga besar Unmuh Kupang, bahwa seluruh anggota keluarga sedang berbahagia.
Rasa bahagia, sukacita dan haru yang menyelimuti tidak saja oleh yang bersangkutan melainkan dirasakan juga oleh seluruh keluarga besar Unmuh Kupang (dosen, pegawai dan mahasiswa) atas capaian tersebut.
Mengapa demikian? jawaban atas pertanyaan inilah yang akan coba saya uraikan dalam tulisan ini. Sejak berdirinya tahun 1987, Unmuh Kupang tidak saja melahirkan para sarjana yang kompeten dan berkualitas melainkan juga telah membersamai dan memfasilitasi lahirnya para dosen untuk jenjang Pendidikan Magister dan Doktor, namun Unmuh Kupang membutuhkan tanggal cantik (22-05-2023) kurang lebih 36 tahun untuk melahirkan seorang Guru Besar (Profesor) yang merupakan Dosen Tetap Yayasan di Unmuh Kupang.
Artinya, sebelum-sebelumnya telah ada Profesor yang turut mengabdi di Unmuh Kupang tetapi para pengabdi tersebut, jabatan fungsional Guru Besarnya diperoleh di perguruan tinggi lain dan kemudian mengabdikan ilmunya di Unmuh Kupang.
Selama 36 tahun Unmuh Kupang berdiri dan tetap kokoh di tanah karang, selama itu pula Unmuh Kupang mengabdikan seluruh potensi yang dimiliki untuk Indonesia wabil khusus Nusa Tenggara Timur dan dengan kehadiran guru besar pertama di UMK ini tentu akan menambah kualitas pelayanan yang diberikan oleh UMK kepada masyarakat NTT dalam bidang pendidikan.
Menjawab tantangan zaman yang semakin lama semakin canggih dan kompleks, sekaligus menjawab pula harapan dan doa yang dihaturkan oleh keluarga besar UMK dalam menyampaikan proviciat-nya kepada Prof agar capaian yang beliau peroleh turut memotivasi dan menjadi spirit bagi Bapak/Ibu Dosen yang lainnya agar segera menyusul beliau menjadi Profesor kedua, ketiga dan seterusnya di UMK tercinta. Harapan dan doa ini disematkan terutama kepada Bapak/Ibu Dosen yang saat ini telah menyandang gelar akademik Doktor atau telah menamatkan studi S3, karena syarat utama menjadi guru besar saat ini adalah seseorang yang menyandang gelar akademik Doktor atau telah menamatkan studi S3.
Kiranya Filantropi gerakan keilmuan di UMK akan senantiasa terus bersinar dan membumi sehingga mendukung slogan kampus UMK sebagai the real multicultural university. Artinya bahwa UMK tidak saja mengusung thema multikultural dalam pelayanannya, melainkan juga tetap mengedepankan aspek kualitas dan keilmuan.
Semoga dalam beberapa waktu kedepan akan muncul SS baru di group WAG tersebut yang mengabarkan adanya guru besar baru baik pada bidang sosiologi atau bidang-bidang lainnya sehingga UMK bisa semakin jaya dan bermartabat.
Dengan penetapan ini kedepannya, Unmuh Kupang akan menjadi pusat kajian sosiologi agama dan budaya yang ada di Nusa Tenggara Timur. Ini sinkron dengan karakteristik provinsi di wilayah timur Indonesia ini yang mengusung jargon Nusa Terindah Toleransi. Kerukunan antar umat beragama dengan beragam corak budaya nusantara yang ada dan telah terinternalisasi dalam kehidupan masyarakat di NTT harus dijaga seiring perkembangan masyarakat yang terus bergerak cepat. Hal itu membutuhkan kajian yang mendalam dan komprehensif, sehingga hidup rukun dalam keberagaman tersebut bisa menjadi role model bagi pembangunan nasional.
Unmuh Kupang kedepan akan menjadi episentrum kajian-kajian sosiologi agama dan budaya, karena dalam kehidupannya telah menerapkan jargon kampus multikultural (hidup berdampaingan dan damai dalam multi agama, etnis dan budaya), kini kampus ini telah didukung dengan hadirnya pakar yang mebidangi masalah tersebut. Artinya kampus multikultural tidak sebatas perangkat slogan dan kata semata melainkan didukung oleh perangkat sumberdaya yang mumpuni.
Akhirnya atas nama pribadi dan keluarga saya menyampaikan proviciat yang setinggi-tingginya atas capaian yabg diraih oleh Bapak Rektor Unmuh Kupang Prof. Dr. Zainur Wula, S.Pd., M.Si. insya Allah berkah selalu atas ilmu dan capaiannya, semoga Prof sehat selalu dalam segala aktivitas dan kesibukannya.
Semoga, besok atau lusa, kabar baik juga datang dari pelatih Timnas Indonesia Shin Thae-Yong yang akan membawa Timnas berlaga di Piala Asia 2023 setelah sebelumnya Coach Indra Sjafri mengakhiri puasa gelar tim sepak bola Indonesia selama 32 tahun. Proficiat.
Wassalam
Ihwan A. Gani, Dosen Prodi Pend. Biologi FKIP Unmuh Kupang