MENGAPA DAN BAGAIMANA ISLAM BERKEMAJUAN?
Sejak awal, Islam di Indonesia merupakan fenomena keagamaan yang unik dan menarik. Kehadiran dan penyebaran Islam di kepulauan Nusantara berlangsung secara damai, tanpa melalui penaklukan atau pertumpahan darah, serta ajarannya berpadu dengan kebudayaan lokal. Wajah keagamaan Islam yang menonjol adalah wajah yang ramah, santun, dan toleran. Islam Indonesia perlahan berkembang menjadi agama mayoritas serta menjadi kekuatan integrasi nasional.
Menurut John Louis Esposito (1997), wajah Islam Indonesia yang lembut turut dibentuk oleh angin tropis dan pengalaman multikultural yang panjang. Menurut Amin Abdullah, masyarakat kepulauan disatukan oleh budaya maritim dan tidak mengenal budaya membangun tembok. Inilah wajah Islam yang populer disebut Islam tengahan atau Islam wasathiyah. Dalam kenyataannya, wajah Islam Indonesia tidak tunggal, tetapi layaknya kembang berwarnawarni. Azyumardi Azra menyebutnya sebagai Islam yang berbunga-bunga (flowery Islam). Selain tidak berwajah tunggal, gejala Islam Indonesia juga terus mengalami dinamika atau dialektika dan tidak statis.
Islam Indonesia mengalami transformasi yang dinamis. “Pada awal abad ke-20, seiring dengan bangkitnya kesadaran nasional secara lebih terorganisasi dan mulai tumbuhnya benih modernisasi, hadir proses baru dalam Islamisasi, yaitu Islam berwajah pembaruan atau tajdid. Islam yang memberi sentuhan kemajuan atau kemodernan itu diperankan oleh organisasi-organisasi pembaruan khususnya Muhammadiyah,” kata Haedar Nashir. Dalam kehidupan kaum perempuan, Aisyiyah turut memelopori bangkitnya perempuan Islam dan ikut membidani lahirnya Kongres Wanita Pertama tahun 1928 sebagai tonggak penting.
Menurut Haedar Nashir, peran Muhammadiyah dalam pembaruan Islam yang menyebarkan nilai-nilai kemajuan tersebut sangat penting dan menentukan perkembangan Islam mutakhir. Pendidikan dan pembaruan Islam ala Muhammadiyah antara lain melahirkan generasi Muslim terpelajar, menumbuhkan nasionalisme atau kesadaran politik baru untuk menentang penjajah dengan cara modern, serta memajukan umat yang selama ini tenggelam dalam khurafat dan takhayul. Generasi terpelajar inilah yang melahirkan pranata sosial Islam modern. Mereka menjadi elite pemerintahan yang memperkuat pilar keindonesiaan dan keislaman serta basis kemasyarakatan.
Selengkapnya dapat berlangganan Majalah Suara Muhammadiyah
Klik di sini https://suaramuhammadiyah.or.id/ebook/paket