Kemajuan SM: Sebuah Kesaksian

Pembangunan SM Tower

Pembangunan SM Tower Foto Dok Masbe/SM

Kemajuan SM: Sebuah Kesaksian

Oleh: Wiwik Waluyo

Pak Haedar Nashir sewaktu meninjau kesiapan SM Tower beberapa hari lalu bertutur, “Saya ketika masuk betul-betul bangga dan haru. Harunya karena mengetahui perjalanan Suara Muhammadiyah dari awal sampai sekarang. Alhamdulillah, makin hari Suara Muhamamdiyah terus mengalami perkembangan luar biasa.”

Beritanya di sini

Haedar Nashir Terharu dan Bangga Melihat Megahnya SM Tower

Senada dengan Pak Haedar, saya yang dahoeloe pernah jadi bagian subatomik (saking nggak terlihatnya) dari Suara Muhammadiyah (SM) pun merasakan keharuan yang sama. Lebih-lebih, saya sudah berinteraksi dengan sosok di balik kemegahan SM saat ini sejak kami masih unyu-unyu.

Pak Dirut SM sekarang ini, dulu adalah kakak kelas saya di Fakultas Syariah IAIN (UIN) Sunan Kalijaga, senior pula di IMM Komfak Syariah dan Korkom IAIN SuKa. Tipikalnya memang visioner sejak muda. Sekilas terlihat menggebu-gebu, pragmatis oportunis padahal itu adalah manifestasi dari ruh visionernya itu. Apalagi ketika saya diajak bergabung ke Majalah Kibar yang beliau gawangi, terlihat jelas kobar perjuangannya, ulet, pantang menyerah, pantang kapok, jatuh bangun lagi, jatuh lari lagi, meskipun sakit tetap berapi-api.

Dari majalah Kibar saya diangkut ke tim laput SM. Abang itu tetap getol berjuang di SM. Sampai saya keluar dari SM sekira akhir tahun 2004, tak dinyana abang itu malah masuk ke sana. Entah apa taktik yang dimainkannya, entah manuver apa yang ditunjukkannya. Yang jelas, ketika Pak Didik (Pemimpin Perusahaan SM) yang sangat kalem dan ngemong meninggal dunia, beliau didaulat menggantikan posisinya.

Dirut SM itu salah satu ‘orang gila’ yang pernah saya kenal. Mimpinya besar. Tapi saya bisa memahaminya lantaran saya mengenal satu dua teman dengan tipikal yang sewarna. Mereka ini digerakkan oleh mimpi dari masa depan. Tak peduli sebuas apa aral menerkam, mereka percaya selalu ada cara menjinakkannya. Dan lihatlah kini, SM yang notabene merupakan perusahaan media, di tangan sosok setipe itu berkembang amat fantastis dengan lini-lini usaha yang beyond imagination. Bagaimana mungkin usaha media memiliki hotel?

Padahal, oh, 20 tahun lalu, kantor SM itu masih berupa bangunan tua dua lantai di Jalan Ahmad Dahlan yang teduh dan sendu. Di bagian bawah adalah toko, sedangkan di atas terdapat bilik milik Pimred, Sekred, dan Pemimpin Perusahaan. Di tengah-tengahnya terdapat sebuah ruang agak besar dengan satu meja besar pula tempat kami rapat redaksi.

Sekarang?

Kantor SM telah menempati gedung baru di Grha Suara Muhammadiyah. 5 tahun lalu saat berlibur ke Yogya, saya dan keluarga berkesempatan mampir ke sana dan bertemu sosok ‘gila’ itu. Di kantornya yang remang-remang (serius pencahayaannya temaram kala itu, mungkin supaya terasa nuansa romansa), beliau berkisah bahwa pembangunan gedung Grha SM tanpa pinjaman sama sekali.

“Kita bertekad mandiri, tak berurusan dengan lembaga perbankan. Begitupun nanti dengan SM Tower.”

5 tahun lalu, pembangunan SM Tower baru memasuki masa persiapan. Dalam perjalanannya, pembangunan dihantam badai Covid-19. Terseok namun tetap berjalan. Dan Sabtu 24 Juni kemarin Allah berkenan mengabulkan mimpi laki-laki Minang itu dengan soft opening SM Tower di Jalan Ahmad Dahlan, tak jauh dari kantor SM yang lama.

Di antara syukur dan haru, saya teringat obrolan 5 tahun lalu, adakah pembangunan SM Tower juga bebas dari pinjaman bank? Alhamdulillah pertanyaan saya terjawab di sini

Muhammadiyah Berhasil Bangun Hotel Tanpa Hutang di Yogyakarta

Lantas, sekonyong-konyong saya teringat Mukaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah (MADM).

– Hidup manusia berdasar tauhid.
– Hidup manusia bermasyarakat.
– Hanya hukum Allah yang sebenar-benarnya, satu-satunya yang dapat dijadikan sendi untuk membentuk pribadi muslim yang utama menuju hidup bahagia, sejahtera dunia akhirat.
– Berjuang menegakkan agama Islam untuk mewujudkan masyarakat Islam adil makmur yang diridai Allah adalah wajib.
– Perjuangan itu hanya akan berhasil jika ittiba’ kepada perjuangan Nabi terutama Nabi Muhammad SAW.
– Dan perjuangan untuk mewujudkan pokok-pokok pikiran itu hanya akan terlaksana dengan sebaik-baiknya bila dikerjakan dengan cara BERORGANISASI.

Bang Dirut Deni Al Asy’ari sosok dibalik mekar dan wanginya SM saat ini, semoga Allah jaga niat perjuangannya di dalam kemurnian, tak tercemari dan bergeser barang sesenti dari pokok-pokok MADM itu.

Kenapa tiba-tiba bawa-bawa MADM? Maklum, mahasiswi Universitas Siber Muhammadiyah (SiberMu), baru ngerjain kuis MK AIK 3.

Selamat buat SM, buat Muhammadiyah, buat kita semua. Nanti kita roomtour SM Tower kalau ada rezeki ke Yogya. Salam syukur bahagia.

Exit mobile version