PURBALINGGA, Suara Muhammadiyah – Salah satu yang dipikirkan oleh pengurus masjid ialah bagiamana caranya memakmurkan masjid, oleh karena itu mereka disebut sebagai ta’mir. Salah satu ciri masjid makmur ialah dengan antusias jamaah mengikuti kegiatan masjid, baik shalat berjamaah maupun kegiatan lain seperti ta’lim/ pengajian atau kegiatan kemasyarakatan lain yang sesuai.
Masjid dalam hal ini ialah tempat shalat berjamaah secara umum, termasuk di dalamnya surau, langgar atau mushalla. Seperti yang dilakukan oleh salah satu pengelola mushalla berikut, ada cara unik yang dilakukan dalam mengajak masyarakat menunaikan shalat subuh berjamaah.
Namanya mushalla At-Taqwa, terletak di Desa Pengalusan, RT 2/2, Mrebet, Purbalingga. Mengawali tahun baru Islam 1445H menyelenggarakan pengajian dengan menghadirkan penceramah dari Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM), H. Syarifudin yang juga sebagai salah satu Ketua PDM Purbalingga periode Muktamar-48. Pada moment tersebut dilaunching juga program Subuh berhadiah.
Barangkali inilah salah satu cara unik tersebut, yakni memberikan lintingan berhadiah bagi jamaah yang hadir Shalat Subuh berjamaah. Hadiahnya berupa voucher belanja dengan nilai bervariasi, ada yang 10.000, 20.000, 50.000, hingga 100.000, total mencapai jutaan rupiah. Voucher tersebut hanya dapat ditukar ke warung-warung sekitar yang sudah bekerjasama dengan takmir. Ia dapat ditukarkan dengan kebutuhan sehari-hari, seperti gas LPG, sayuran, lauk pauk, makanan ringan, ataupun untuk membayar hutang.
Dana tersebut dikumpulkan dan dikelola oleh takmir sedemikian rupa, tanpa mengambil untung untuk kepentingan pribadi sama sekali. Niatnya hanya satu, yakni ridha Allah SWT dengan indikator jamaah merasa bahagia dan tempat ibadahnya makmur. Selain itu, mengingat lokasi mushalla At-Taqwa berada di pedesaan, yang beberapa warga masih menganggap keramat pada hari-hari tertentu, semisal Jumat Kliwon.
Maka dari itu, takmir juga memenginisiasi pengajian rutin setiap malam Jumat Kliwon, rencananya akan menghadirkan para tokoh masyarakat, pejabat pemerintahan dan tentunya Ustadz/ Kyai/ tokoh agama yang berkompeten di bidangnya. Dengan ini, Jumat Kliwon tidak lagi dikeramatkan dalam makna mistik. Justru dalam pengajian tersebut diharapkan bukan saja terpenuhi dahaga spiritualitas dengan meningkatnya amal ibadah, namun juga terbuka wawasan dan semangat dalam berkarya/ berwirausaha.
Menurut Herli, salah satu takmir Mushalla At-Taqwa, yang juga Sekretaris Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Pengalusan, pihaknya sedang mengusahakan berdirinya Amal Usaha Milik Mushalla berupa Steam, Bengkel Elektronik, Bengkel Motor At-Taqwa Indonesia. (Diyan)