KULONPROGO, Suara Muhammadiyah – Pimpinan Daerah Nasyiatul ‘Aisyiyah (PDNA) Kulon Progo dan Pimpinan Cabang Nasyiatul ‘Aisyiyah Girimulyo telah berhasil menyelenggarakan sebuah acara yang sangat penting dalam rangka meningkatkan kesadaran akan masalah stunting di masyarakat. Bersama dengan Posyandu Nusa Indah Kepek, mereka menyelenggarakan kegiatan Program Edukasi Kesehatan yang diberi nama KOMUNITAS SADAR STUNTING NASYIATUL ‘AISYIYAH (KISS-NA) selain itu diberikan juga bantuan nutrisi kepada ibu hamil dan ibu balita..
Stunting, yang merupakan masalah gizi kronis yang mempengaruhi pertumbuhan fisik dan mental anak akibat kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu lama, menjadi fokus utama dalam acara ini. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan edukasi dan informasi penting tentang stunting kepada masyarakat, serta mengajak mereka untuk berpartisipasi dalam upaya pencegahan stunting sejak dini.
Dalam acara yang berlangsung pada hari Ahad, 6 Agustus 2023, diadakan dua sesi materi yang sangat relevan dengan isu stunting. Sesi pertama dipimpin oleh Narasumber pertama, Ns. Zubaida Rohmawati, MPH, yang merupakan seorang Dosen Keperawatan Komunitas dari Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta, sekaligus Ketua Departemen Kesehatan dan Lingkungan PDNA Kulon Progo dan Ketua PCNA Girimulyo. Ia membahas tentang “Generasi Unggul Bebas Stunting dalam Perspektif Medis dan Islam.”
Dalam pemaparannya, Zubaida menjelaskan bahwa stunting adalah kondisi gagal tumbuh yang disebabkan oleh malnutrisi kronis pada masa pertumbuhan. Anak-anak yang mengalami stunting memiliki tinggi badan lebih rendah dari rata-rata usia mereka. Faktor medis yang berperan dalam stunting meliputi kurangnya asupan gizi yang seimbang, serangan infeksi dan penyakit pada anak-anak, serta gangguan pada sistem pencernaan dan penyerapan nutrisi. Di sisi lain, faktor sosial dan ekonomi seperti kemiskinan, keterbatasan akses terhadap pangan bergizi, kondisi sanitasi yang buruk, dan keterbatasan pengetahuan tentang gizi dan pola makan yang sehat juga berperan penting dalam terjadinya stunting.
Menurut Zubaida, pencegahan stunting dapat dilakukan melalui peningkatan gizi dan kesehatan. Ia menyarankan untuk memberikan ASI eksklusif pada bayi selama 6 bulan pertama, memberikan makanan pendamping ASI yang kaya nutrisi saat bayi mulai MPASI, dan memberikan suplemen vitamin dan mineral yang sesuai. Selain itu, peningkatan kesehatan dan sanitasi juga penting, termasuk melalui imunisasi lengkap untuk mencegah penyakit infeksi, penyediaan air bersih dan sanitasi yang baik, serta pengenalan kebiasaan hidup sehat seperti mencuci tangan.
Dalam perspektif Islam, Zubaida menjelaskan bahwa agama ini juga memiliki pandangan penting tentang gizi dan kesehatan. Islam mengajarkan umatnya untuk menjaga tubuh sebagai amanah dari Allah, dan menghindari perbuatan yang merusak kesehatan tubuh. Dalam hal gizi, Islam menekankan untuk mengonsumsi makanan yang halal dan baik, menghindari makanan yang haram atau meragukan, serta makan dengan porsi yang wajar.
Lebih lanjut, Zubaida menyampaikan karakter generasi unggul dalam Islam, yaitu cerdas, kuat dan sehat, serta ikhlas dan berakhlak mulia. Dalam konteks ini, keluarga memiliki peran penting sebagai agen pembentukan generasi unggul dan pencegahan stunting. Orangtua memiliki tanggung jawab untuk memberikan asupan gizi yang seimbang kepada anak-anak mereka, serta mendidik mereka tentang pola makan yang benar.
Narasumber kedua, Nurrahmah Awalunnisa, A.Md., Keb., dari Departemen Kesehatan dan Lingkungan PDNA Kulon Progo, juga turut berkontribusi dengan memberikan pelatihan pijat bayi. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan imunitas bayi dan mencegah stunting melalui metode pijat yang tepat. Sasaran dari pelatihan ini adalah komunitas ibu hamil dan ibu balita di Padukuhan Kepek, Pendoworejo, Girimulyo.
Armitalia selaku dukuh kepek, menyatakan dukungannya terhadap kegiatan ini. Ia menyadari betapa pentingnya upaya pencegahan stunting untuk menghindari masalah gizi kronis yang dapat mempengaruhi pertumbuhan anak-anak di masa depan.
Kegiatan Program Edukasi Kesehatan KISS-NA yang dilaksanakan oleh PDNA Kulon Progo dan PCNA Girimulyo ini menjadi momen penting untuk mencapai kesadaran dan pemahaman lebih baik tentang stunting serta pentingnya pencegahan sejak dini. Melalui sosialisasi dan pelatihan yang diselenggarakan, diharapkan masyarakat dapat mengambil langkah-langkah pencegahan stunting yang tepat dan dapat berkontribusi dalam membentuk generasi unggul.
Dalam perspektif medis dan Islam, penting untuk menyadari bahwa pencegahan stunting dapat dimulai dari hal-hal kecil, seperti memberikan gizi yang seimbang pada bayi, mencuci tangan dengan benar, dan memastikan lingkungan sanitasi yang baik. Dengan kesadaran dan dukungan bersama dari keluarga, pemerintah, masyarakat, dan tokoh agama, kita dapat bersama-sama membangun generasi unggul bebas stunting yang kuat, cerdas, dan berakhlak mulia di masa depan. Kegiatan edukasi dan pelatihan seperti KISS-NA menjadi langkah awal yang penting dalam upaya mencapai tujuan tersebut. (Edwin Daru Anggara).