Merawat Persatuan dalam Gerakan IMM
Oleh: Muhammad Adam Ilham Mizani
Tanggal 6 Agustus 2022 merupakan momentum sakral DPD IMM Jawa Tengah melakukan pelantikan kepemimpinan baru periode 2022-2024. Ratusan kader ikut hadir meriahkan, melihat dengan gembira dan raut wajah penuh keoptimisan menyambut perubahan gerakan dan perkaderan IMM.
Keoptimisan dan suport system gerakan perubahan menjadi lebih power full lagi,dengan kehadiran dari para alumni,ayahanda dan pejabat Pemprov yang ikut menyaksikan dan mendoakan diacara prosesi pelantikan. Kehadiran mereka semua membuat energi dan semangat berkobar dalam jiwa kader dan pimpinan ikatan.
Satu tahun perahu ikatan sudah dilalui,sebuah perjalanan yang singkat atau lama. Saya menyakini setiap waktu memberikan jawaban;apakah bergerak maju,begerak mundur,stagnasi atau bergerak ditepat saja tanpa ada gelombang apapun? Pergerakan (aktivitas,keputusan) apapun yang dilakukan tentu ada hukum sebab akibat (law of causality) yang terjadi dalam proses kepemimpinan.
Filsuf Yunani Kuno (Plato) pernah berkata, “everything that becomes or changes must do so owing to some cause; for nothing can come to be without a cause”. Dari sini, Plato menganggap bahwa apapun yang berubah atau terjadi pasti terjadi karena suatu penyebab, karena nggak ada yang bisa terjadi tanpa penyebab.
Adanya perubahan atau tidak distruktur organisasi IMM,Entah karena isi kepala yang difungsikan untuk berpikir,hati yang dirasakan untuk menerima segala bentuk rasa,kaki yang dilangkahkan untuk berjalan atau semua anggota badan yang tidak difungsikan sama sekali? Siapa yang bisa menjawab itu semua?tentu,semua orang yang sudah diberikan amanah tersebut.
Sebagai kader IMM percaya,perubahan selalu akan terjadi. Begitu pula dengan kehidupan organisasi Ikatan. Organisasi akan bisa bertahan kalau ada kemauan yang sungguh-sungguh untuk berubah. Pada dasarnya perubahan yang dilakukan untuk efektifitas organisasi dengan tujuan mengupayakan perbaikan kemampuan organisasi dalam perubahan situasi lingkungan dan perubahan prilaku anggota organisasi (Robbins,2006,763). Menurut pendapat Robbins,perubahan organisasi bisa dilakukan pada struktur seperti strategi dan sumber daya manusia (SDM).
Nostalgia Musyda IMM Jateng
Sedikit flashback bagaimana semaraknya Musyawarah Daerah (Musyda) ke XX di Semarang. Masing-masing cabang,komisariat berlomba-lomba mengirimkan kader terbaiknya untuk berpartisipasi dan berkontestasi merebut kemenangan dan menggembirakan semaksimal mungkin.Tersebar menjadi 3 poros besar (Semarang Raya,Solo Raya dan Banyumas Raya). masing-masing poros mengatur siyasah terbaiknya. Disaksikan oleh ratusan kader IMM Se-Jawa Tengah,para kandidat calon ketua umum dan formatur menyampaikan tawaran manis (gagasan) yang akan dibawa. Seluruh energi pengorbanan seperti waktu,materi bahkan pikiran menjadi saksi nyata,bahwa menentukan kepemimpinan IMM tidaklah mudah layaknya membalikan telapak tangan.
Hasil puas atau tidak dalam kacamata politik,tentu harus siap menerima segala resiko hasil yang terjadi. Jangan sampai ada polarisasi dan musuh dalam Ikatan.
Bulan Agustus, Bulan Semangat Persatuan
Pendapat Robbins diatas,Bahwa perubahan bisa dilakukan karena prilaku sadar dari manusia itu sendiri. Dalam konteks organisasi IMM penting rasanya melihat sudut yang paling vital adalah kesadaran akan tanggung jawabnya,artinya sumber kekuatan perubahan ada dalam kesadaran para pimpinan semua. Kesadaran hal yang sederhana menurut kacamata penulis adalah bagaimana kesadaran mau melangkah bersama diatas kepentingan ikatan,bukan melangkah bersama demi kepentingan koalisi (gerbong),bukan juga melangkah sendiri demi kepentingan diri sendiri.
Kalau kita mengingat bulan agustus,tentu ada moment bersejarah yang selalu di ingat dan dirayakan oleh seluruh masyarakat Indonesia,yakni HUT Kemerdekaan Indonesia. kemerdekaan Indonesia bukanlah pemberian dari penjajah,tapi lahir dan diberikan oleh para pejuang,pahlawan tokoh kemerdekaan dan rakyat Indonesia dengan semangat penyatuan gagasan, dan semangat gotong royong membawa misi perubahan.
Yang menjadi pertanyaan besar,apakah semangat penyatuan gagasan IMM bisa disatukan?apakah semangat gotong royong (bekerjasama) sudah dilakukan? Atau dua hal tersebut bukan menjadi misi utama?lalu apa sebenarnya misi yang dibawa.Hmm saya positive thinking saja sebagai manusia yang waras,setiap insan yang sadar memiliki dua semangat (gagasan dan gotong royong).
Kalau sudah jelas hakekat persatuan adalah menyatukan ide dan bergandengan tangan alias bekerjasama. Tentu sudah seharusnya persatuan itu diwujudkan,jangan sampai semangat persatuan itu menjadi usang dan menjadi sebuah lukisan dalam kata-kata namun hampa tak berdaya dalam wujud realita. Kalau kata Anies baswedan tiga hal yang tidak boleh dihilangkan dalam mengawali perubahan;Gagasan,narasi dan karya.
Apakah persatuan semulia itu, bisa terhambat?kalau Iya?sumber awal mulanya dari mana, Sejauh pengalaman penulis beroganisasi. Yang menghambat tidak jalannya semangat penyatuan gagasan dan kerjasama,ada beberapa hal;
Pertama, pemimpin tak tahu arah kapal berlayar.
Kalau orang sudah dibait menjadi pemimpin itu artinya orang yang mampu dan dipercaya untuk melakukan pergerakan.faktor apa ketika pemimpin bingung melangkah. Spekulatif penulis; karena disaat jadi pemimpin tidak ada keniatan autentik memimpin,yang ada mungkin untuk embel-embel pangkat status sosial dipersyarikatan. Alhasil,perahu yang dibawa asal berjalan saja,ada ombak (tantangan) yang dihadapi bingung cara menyelesaikanya.
Kedua, miskin narasi dan aksi. Yang membuat gagahnya dan bersinarnya dakwah Islam adalah karena keberanian para nabi,sahabat sampai para ulama yang mencoba menawarkan gagasan,wawasan ataupun pandangan tentang segala aspek yang bisa memberi dampak kebaikan dan perubahan untuk masyarakat. Mereka tidak ragu dengan kebenaran wahyu ataupun risalah yang diberikannya,menyebarkan dan memberi keyakinan kepada seluruh umatnya. Mereka tak takut narasi dakwahnya ditolak,tidak diterima atau bahkan dicemooh tidak membawa manfaat sedikitpun.
Jangan sampai,ikatan mahasiswa Muhammadiyah(IMM) yang dikatakan sebagai ruang atau gudang pencetak para intelek,akademisi tidak berani menawarkan gagasan yang dimilikinya. Gagasan ataupun potensi hanya untuk diri sendiri,tidak mau ditebarkan manfaatnya. Maka kata Imam Al Ghazali dalam Kitab Ayyuhal Walad memberikan nasihat kepada muridnya dan menyampaikan sabda nabi Muhammad SAW;
Nabi Muhammad SAW bersabda, “Manusia yang paling berat mendapatkan siksa di hari kiamat, yaitu orang yang mempunyai ilmu, yang Allah tidak memberi manfaat atas ilmunya.”
Selain harus berani menawarkan narasi (gagasan). IMM juga tidak boleh gugup,apatis,masa bodoh terhadap realitas sosial yang ada. Baik realitas sosial dalam internal IMM,seperti tidak pedulinya tentang kegiatan perkaderan,tidak mau mengakomodir kegiatan,tidak selesai studi kuliah,masih belum merdeka dengan pemikiranya karena selalu tunduk atas kepentingan senior dan lain sebagainya. Reliatas sosial yang luar IMM juga harus menjadi perhatian sangat serius bagi gerakan IMM saat ini.
Banyak rakyat menjerit karena BBM naik,harga pangan sembako naik,kita hanya diam membisu tak memberi perlawanan apapun pada oligarki,maka humanisme tidak berfungsi sama sekali. Korupsi merajela,kasus kelaparan menjalar di Papua,kemiskinan bertambah,angka shunting meningkat,indeks demokrasi menurun,dll.
Dua realitas itulah yang perlu segera diselesaikan,dibantu dan diorganisir oleh gerakan IMM untuk menemukan solusi yang kongkret,tidak lagi mengkonsumsi budaya debat kusir yang tidak ada habis-habisnya. Jangan sampai predikat intelektual berubah menjadi diabolisme dan pelacur intelektual, Naudzubillah Min Dzalik. Didalam buku Muhammad Nuh yang berjudul menyemai kreator peradaban,mengkutip sabda dari ibn kaldun akan muncul berbagai macam karakater generasi seperti pendobrak,masa bodoh,apatisme. diusai peradaban satu abad.
Dalam konteks IMM yang berusai 59 tahun belum mencapai 100 tahun,apakah sudah muncul para generasi yang masa bodoh,apatis, menang sendiri. Maka ketika itu sudah muncul dan membudaya dalam diri gerakan. Tunggulah kehancuran gerakan ikatan. Mudah-mudahan yang muncul generasi pendobrak,pembaharu ikatan,Aamin.
Ketiga,Konflik Internal tak berujung. Hal pokok yang benar-benar membuat susahnya menyatukan gagasan dan saling kerjasama adalah karena selalu merawat,memelihara dan memperbesar masalah di internal. Apa bentuk konflik internal yang sering terjadi?
Tidak selesainya rekonsiliasi politik ikatan,artinya hasil musyawarah bisa dikatakan final,namun kepentingan-kepentingan untuk kesamaan visi belum terjamak dengan baik,kepentingan-kepentingan masih didominasi segelintir orang ataupun gerbong,tidak ada transparasi kebijakan karena dianggap pimpinan yang lain tidak perlu dilbatkan. Maka hal tersebut diatas,bisa dikatakan hasil rekonsiliasi politik ikatan belum bertemu dan masih berseteru.
Masalah konflik internal yang lain adalah terkikisnya rasa saling menghargai dan memahami. Apa maksudnya?maksudnya adalah banyak sekali kita merasakan kurang maju atau mandulnya gerakan Ikatan,karena terlalu sibuk mengkorek-korek kelemahan dari pemimpin dan pimpinan kita. Sehingga waktu dan energi kita habis untuk memperdebatkan kekurangan dan kelemahan yang dimiliki setiap orang. Lupa,tidak menyibukan dan melihat potensi yang dimilikinya.
Hal lain,adalah kita sering membanding-bandingan rumput tetangga lebih hijau,lebih subur dan lebih makmur dari kita sendiri. Alhasil,lupa kalau kita puya tanaman yang perlu dirawat,dipupuk dan disebarkan manfaatnya untuk orang lain,walaupun kebaikan kecil. Kalau kata para motivator,berfokuslah pada tujuan organisasi anda,maka anda akan segera mencapainya,daripada anda mengkorek-korek kelemahan orang lain,maka itu akan memperlambat tujuan anda.
Tulisan ini sengaja dituliskan dalam sebuah perjalanan naik kereta.Dari filosofi kereta,kita belajar bahwa seberapapun banyaknya gerbong,kalau kita tetap bersatu,berbaris rapi akan mudah mencapai tujuan bersama. Masinis yang selalu berfokus memimpin,selalu ingat dan mengantarkan tujuan penumpang tepat pada stasiun yang tuju. Sama halnya,setiap kita puya tujuan,maka akomodirlah dengan adil selama untuk kepentingan ikatan. Dari kondektur kita belajar,bahwa memimpin tidak selamanya didepan,tapi perlu mengecek kondisi, dan memberikan sapaan dan empati pada anggota-anggotanya. Salam Abadi Perjuangan!
Muhammad Adam Ilham Mizani, Aktivis DPD IMM Jateng